BAB 1 Mengulang Kembali

16 5 1
                                    

Seorang wanita sedang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di jalanan yang sepi. Tiba-tiba dari arah berlawanan ada sebuah mobil mengarah kepadanya.

Brakk!!

Mobil wanita itu berguling-guling hingga wanita di dalamnya sudah setengah sekarat. Dalam kesadaran yang terus menurun ia malah mengingat putranya. Kesalahan yang dia lakukan kepada putranya sudah sangat keterlaluan, dia menangis dalam diam mengingat tidak ada momen yang menyenangkan bersama putranya.

"Ya Tuhan, jika waktu dapat diulang kembali, aku ingin mengulangnya" ucapnya parau. Setelah itu matanya perlahan mulai menutup, di saat itu dia menghembuskan nafas terakhirnya.

———

Bagaimana bisa dirinya masih hidup?. Padahal dia sangat yakin dirinya sudah mati karena kecelakaan.

"Tunggu, ini kan tubuhku saat berumur 25 tahun, bagaimana ini bisa terjadi?!!" ucapnya sambil berkaca di cermin.

Suara ketukan pintu menyadarkan wanita itu dari keterkejutannya. Tetapi kenapa dirinya merasa mual sekarang? padahal ini masih pagi melihat cuaca di luar.

"Nyonya, nyonya tidak apa-apa?" tanya seseorang dari luar pintu. Dia mengenali suara itu, itu milik bi Inah pembantu rumah tangganya.

"Ya saya baik-baik saja" ucapnya sambil menahan muntah. Segera setelah itu dia berlari masuk ke kamar mandi.

Mendengar suara nyonya nya yang muntah-muntah dia segera membuka pintu kamar tidur nyonya nya. Dia khawatir mengingat nyonya nya yang tengah hamil muda. Segera dia menyusul nyonya nya ke kamar mandi. Dia memijat tengkuk nyonya nya yang muntah-muntah tak henti-hentinya.

"Ayo keluarin semuanya aja nya biar nggak kerasa mual lagi" ucapnya.

"Tapi ini nggak keluar apa-apa bik,cuma air doang. Kepalaku juga pusing" ucapnya parau.

"Wajar nya kalo lagi hamil muda suka gitu" ucapnya sambil menyunggingkan senyum.

"Ha...hamil?" ucapnya terbata.

"Iya nya sudah masuk 2 minggu kata dokter yang memeriksa nyonya kemarin,masa nyonya lupa?" ucapnya sambil tersenyum.

"Dua ming...ngu?" katanya kaget sambil menutup mulut.

Dia kembali ke 7 tahun yang lalu saat dia mengandung putranya. Dia sangat terharu sampai tidak sadar meneteskan air mata. Dia bertekad di kehidupan kali ini dia akan menyayangi putranya, memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu dan anak.

"Nyonya kenapa? Bibi ngelakuin kesalahan ya?" ucapnya panik.

"Nggak papa bik, saya baik-baik saja" ucapnya menenangkan bi Inah. Setelah itu bi Inah pamit pergi untuk menyiapkan sarapan, sedangkan dirinya ingin mandi terlebih dahulu untuk menyegarkan tubuhnya.

---
Di ruang makan sudah ada seorang pria yang tidak lain merupakan suami yang dibencinya dulu. Wajahnya menunduk saat aku menatapnya, dia pasti takut aku marah. Tapi kalo dulu jelas banget kalo aku bakalan marah,secara aku hamil anak pria yang sama sekali tidak aku cintai.

"Kenapa kau menundukkan wajahmu?" ucapku.

"Ma...maaf Ara,aku hanya takut kamu marah padaku" ucapnya ketakutan.

"Kenapa juga saya marah, selagi anda tidak berbuat salah saya nggak akan marah" ucapnya santai sambil mengolesi selai ke rotinya.

"Beneran kamu nggak marah lagi soal yang kemarin? Maafkan aku ra karena aku lepas kendali jadi kamu mengandung anakku. Aku tahu kamu tidak mengharapkan anak itu,tapi aku mohon jangan gugurin anak itu ra,dia nggak bersalah. Aku janji setelah anak itu lahir kamu bebas ngelakuin apapun yang kamu mau" ucapnya parau. Suaranya bergetar seperti orang yang akan menangis jika di bentak sekali saja.

Ucapan suaminya sama seperti dulu saat mengetahui dia mengandung anaknya. Dadanya terasa sesak mendengar perkataan suaminya itu,jika difikir dulu dia akan marah sambil membanting piring ke lantai. Tapi sekarang, dia akan menjaga anak ini dengan sepenuh hati.

"Udahlah itu juga bukan salah anda sepenuhnya, untuk hal ini saya maafin anda,lagian siapa juga yang mau gugurin anak ini,dosa tau" ujarnya sambil memakan roti di tangannya.

"Hah?!,apa yang kamu bilang itu beneran?kamu nggak bakal diam-diam gugurin anak itu kan?,aku janji ra untuk kedepannya selama kamu hamil aku akan selalu jaga kamu dan bayi kita" ucapnya menyakinkan Ara sambil memegang tangannya yang ada di meja.

"Ya terserah anda,itu sih bukan urasan saya" ucapnya.

Setelah itu Sean berpamitan pergi ke kantornya untuk bekerja. Dia ingat dulu setelah mengetahui dirinya hamil bukannya menjaga kandungannya tapi dia malah berusaha mengugurkan kandungannya. Bebarapa kali dia menyuruh seseorang untuk membelikannya obat penggugur kandungan secara diam-diam agar suaminya tidak mengetahuinya. Namun nihil,setelah beberapa kali minum dia malah masuk rumah sakit dan menyebabkan suaminya mengetahui kelakuan bejatnya. Tapi untunglah anaknya waktu itu masih bisa di pertahankan,sampai pada akhirnya dia mengetahui ada kecacatan pada anaknya karna efek obat yang di konsumsinya.

Mengingat kenangan itu dia baru menyadari betapa bodohnya dirinya,dadanya sesak perasaannya campur aduk. Tapi kali ini berbeda,dia akan menjamin anaknya lahir dengan selamat dan dalam keadaan sehat.

"Bi tolong potongin buah apel sama mangga bawa ke kamar saya ya,saya ke atas dulu" ucapnya sambil berlalu meninggalkan bi Inah.

"Baik nya" sahutnya. Dia merasa aneh mengapa nyonya nya sekarang terlihat seperti menerima kehamilannya. Padahal waktu kemarin dia histeris saat mengetahui dia hamil dan berusaha untuk mengugurkan kandungannya dengan memukul-mukul perutnya. Sepertinya nyonya nya berubah fikiran.

———

Dia terbangun sudah sangat siang, perutnya merasa lapar. Padahal tadi sebelum tidur dia sudah makan buah yang di potong bi Inah. Apa mungkin karna sekarang dia sedang mengandung,dia menjadi lebih cepat lapar dari biasanya.

Ting!

Suara notifikasi membubarkan pikirannya. Segera dia mengambil handphone nya yang ada di nakas samping tempat tidur.

Sean : Kamu udah makan? vitaminnya udah di minum?
12.45

Anda : Belum nanti saya minum. Saya mau makan
12.46

Sean : Ya udah makan dulu aja sana. Btw kamu mau nitip sesuatu saat aku pulang nanti
12.46

Anda : Aku pikirkan nanti
12.46

Sean : Okey,selamat makan
12.47

Setelah itu dia bergegas meninggalkan kamarnya untuk pergi ke dapur. Rasanya perutnya sudah sangat lapar,apalagi ada kehidupan di dalam perutnya sekarang.

Sesampainya di dapur dia melihat bi Inah sudah menyiapkan makan siangnya. Itu terlihat sangat mengoda untuk di cicipi.

"Wah kelihatannya ini enak bi,tau aja kalo lagi lapar" ucapnya sambil tersenyum.

"Iya nya,sengaja bibi masakin makanan kesukaan nyonya biar nyonya seneng" ucapnya sambil tersenyum.

Setelah mencicipi sop buntut buatan bi Inah rasanya tetap sama seperti dulu sungguh benar-benar enak.

Beberapa menit berlalu,dia teringat belum mengirimi pesan kepada suaminya. Rasanya dia ingin makan rujak cingur buat nanti malam.

Anda : Tolong belikan rujak cingur buat nanti malam,jangan lupa sekalian minumanya
13.30

Pesannya hanya centang satu,apakah suaminya sedang rapat?. Ah bodohlah siapa yang peduli.

MAMA! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang