'Namanya Seo Woobin. Karyawan perusahaan Yi Taek dari Divisi Life and Science. Umur 26 tahun. Status hubungan dengan Naeum, Senior Kampus'
Beberapa kali Jungmo terus mengingat sedikit tentang Woobin dari Sekretarisnya siang tadi. Kini dirinya duduk dengan melipatkan kakinya menunggu kehadiran seseorang. Sore hari itu sedikit menjadi dikit ketika matahari mulai berganti dengan bulan. Segelas kopi panas kini telah menjadi kopi hangat tapi sepertinya lebih baik dikatakan dingin hingga Jungmo sudah tidak ingin menikmati kopi dingin di cuaca dingin seperti ini.
"Koo Jungmo?" panggil seseorang
Jungmo menoleh ke arah kanan melihat seorang pria yang pernah dilihatnya sekedar melalui foto. Jungmo kemudian berdiri menyambut kehadiran Woobin dan mengulurkan tangannya, "Ah.. Seo Woobin 'kan?" tanya Jungmo
"Ya.. benar" jawab Woobin kemudian melepaskan jabatan tangan mereka berdua. "Ada keperluan apa ya?" kini Woobin bertanya balik pada Jungmo
"Kenal saya 'kan?"
Perlahan Woobin mulai mengetahui apa maksud dari Jungmo untuk bertemu dengannya. Tidak lain pastinya membicarakan Naeum. Meski Naeum selalu membicarakan tentang Jungmo tapi Woobin sendiri tidak pernah bertemu dengan Jungmo dan berkenalan dengannya.
"Tentang Naeum?" tanya Woobin untuk memperjelas maksud pertemuan mereka
"Ya... kamu pasti sudah tahu kalau saya pa-, mantan pacar maksud saya"
Woobin mengangguk kecil, "Lalu? Kenapa bertemu saya?"
"Naeum tidak menceritakan alasan dia memutuskan saya. Boleh saya tahu apa alasannya?"
Tanpa langsung menjawab apa yang Jungmo tanyakan Woobin terdiam memikirkan Naeum. Woobin sendiri sadar jika dirinya ada pada posisi Naeum saat ini ia juga tidak akan memberitahu alasan dirinya harus memutuskan hubungan. Mungkin kata bosan yang akan keluar dari bibir Woobin untuk dijadikan sebuah alasan.
"Dia bosan. Bukankah itu sudah menjadi alasan yang menjelaskan kenapa Naeum memutuskan mu?"
"Tidak masuk akal. Naeum bukan orang yang mudah bosan pada perasaannya" Jungmo menyangkal jawaban Woobin. "Beritahu yang sebenarnya" lanjut Jungmo
"Alangkah lebih baik jika anda bertanya langsung pada Naeum. Maaf tapi saya masih harus kembali ke kantor. Saya duluan."
Woobin sedikit membungkukkan badannya pada Jungmo kemudian berjalan meninggalkan Jungmo.
"Apa kamu berpacaran dengannya?" teriak Jungmo yang menghentikan langkah Woobin
Namun tebakkan itu tidaklah benar. Membuat Woobin tidak menghiraukan tebakkan yang Jungmo buat.
***
Semakin larut malam cuaca menjadi lebih dingin dari sebelumnya namun Jungmo tidak menyerah begitu saja menunggu kepulangan Naeum dari dalam mobil di depan rumah Naeum.Jungmo sungguh berharap bisa bertemu dengan Naeum malam itu saja untuk mendapatkan alasan yang sebenarnya. Jungmo tahu bahwa Naeum berbohong. Ada alasan lain yang tidak Naeum beritahukan pada dirinya. Dan... hal apa yang membuat Naeum tidak bisa menjelaskan hal tersebut pada dirinya.
Pintu rumah Naeum mulai bergerak menandakan seseorang akan keluar dari dalam rumah tersebut. Dengan cepat Jungmo keluar dari mobil dan menatap Naeum yang keluar sembari membawa sebuah kantong plastik besar yang entah apa isinya.
Tanpa memanggil nama Wanita itu, mata Naeum bertemu dengan mata Jungmo. Keduanya terdiam pada posisi mereka masing-masing.
Dalam dirinya Jungmo ingin sekali berlari untuk memeluk Naeum namun jika ia melakukan hal tersebut Naeum akan kembali masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Naeum ingin sekali dirinya kembali masuk dirinya juga penasaran dengan maksud kehadiran Jungmo di depan rumahnya di malam hari yang dingin ini.
"Tolong. Katakan yang sebenarnya pada ku. Alasan yang bisa aku terima untuk menerima keputusan mu" ucap Jungmo memulai perbincangan mereka
"Tidak ada. Aku benar-benar sudah bosan dengan mu. Jadi... jangan pernah berdi- tidak... jangan sampai aku melihat mu lagi. Pergilah"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Hari ini Selesai with Cravity
FanfictionChae Na-Eum secara mendadak memutuskan hubungannya bersama Koo Jungmo seorang anak konglomerat tanpa alasan. Hingga selang beberapa minggu ternyata Chae Na-Eum berpacaran dengan seorang laki-laki lain, Seo Woobin. Jungmo yang tidak percaya ternyata...