"Biarkan aku memanjakanmu dengan seluruh cinta yang kumiliki, agar kau tak punya alasan untuk pergi lagi."
___________🌸
WEI Wuxian menggandeng lengan Lan Wang Ji sambil tersenyum ke segala penjuru Yun Shen Buzhi Chu. Terlalu menyilaukan untuk siang yang terlalu cerah di awan putih. Lelaki ramping itu melambai-lambai pada murid yang menyapa, atau melayangkan ciuman pada Jing Yi yang langsung berbalik kabur.
"Halah, anak kecil itu pasti tidak faham betapa bermaknanya ciuman terbang," ujar sang Yiling Laozu.
Lan Wang Ji hanya melirik, tapi langkah tetap lurus ke depan, selurus rambutnya yang sepinggang bak dicatok mesin rebonding. Pria 36 tahun itu tidak merasa terusik meskipun Wei Wuxian menggeledoti sampai ketiaknya. Demi melihat senyuman sang pujaan, Lan Wang Ji rela berjalan tak tentu arah dan jadi tontonan begini.
"Ah, Lan Zhaaan~" rengekan memuakkan bagi orang lain, tapi merdu di telinga Lan Wang Ji. "Kita sebenarnya mau ke mana, sih? Dari tadi kita jalan selama 1 jam, tapi kok tidak berhenti?"
Lan Wang Ji berkata pelan, "maumu?"
Wei Wuxian mendongak, langkahnya terhenti dan dia mendelikkan mata. Jika jeli, akan terlihat kepanikan di mata sayu Lan Wang Ji. Pria itu paling lemah melihat sang kultivator sedih.
"Wei Ying."
"Lan Zhan!"
"Wei Ying lelah?"
Mendengar pertanyaan itu, Wei Wuxian sontak memukul bahu Lan Wang Ji. Suara 'buk!' cukup keras hingga membuat beberapa murid di halaman itu berhenti. Semuanya kaget. Tidak ada yang berani meletakkan ujung jarinya bahkan di lapisan hanfu sang Han Guang Jun. Kecuali pemuda manis tadi, sih.
"Aku lelah! Aku lapar dan ngantuk! Tapi dari tadi kau enteng sekali membawaku berjalan tanpa arah. Apa begini caramu menyenangkan hati kekasihmu, ha?! Kau menyebalkan, Lan Zhan!"
Seruan-seruan Wei Wuxian membuat para pendengar melotot dan berhenti berjalan; bertindak sebagai penguping amatir. Lan Wang Ji, Han Guang Jun, sang kultivator terbaik abad ini selain Wei Wuxian, dimaki-maki dan dia tetap diam dengan patuh? Akan tetapi, yang lebih mengejutkan ialah saat bungsu Lan itu merunduk demi mengangkat tubuh Wei Wuxian ke gendongan ala pengantin. Sang submisif menyeringai lebar, tapi tetap semanis gula tebu.
"Saaayang Lan Zhan! Hihi~"
"Hn. Sayang Wei Ying." Meski membalas dengan cepat, tapi telinga Lan Wang Ji tidak bisa berkompromi. Merah sekali.
Pasangan merpati hitam-putih itu pun berlalu dari halaman tanpa melirik siapa-siapa. Sekte Gusu rasanya hanya milik berdua. Murid-murid saling menempel, mulai bercengkrama secara tidak berakhlak.
"Enak sekali jadi Wei Qianbei. Dia sangat dimanja oleh Han Guang Jun."
"Benar. Han Guang Jun sampai bersikap tidak seperti dirinya."
"Han Guang Jun juga beruntung mendapatkan Wei Qianbei." Ujar yang lain, si pendukung Yiling Laozu.
"Itu juga benar. Wei Qianbei sangat manis, cantik, ramah, juga apa adanya."
"Aku rela menukar sisa hidupku demi bisa jadi salah satunya."
"Jangan konyol. Kehidupan mereka tidak semudah yang kau kira. Satunya disiksa Sekte Wen, difitnah seluruh klan dan diasingkan, dibuang saudara seperguruannya, lalu meninggal selama 16 tahun."
"Ah...benar juga."
"Dan satunya juga terpuruk. Setiap hari memainkan guqin untuk memanggil roh, yang dicintai pergi untuk berkorban. 16 tahun menunggu, tapi fakta tetap tidak semulus perasaan."
"Belum pernah aku menemukan pasangan dengan asmara semenakutkan dan seluar biasa Wei Qianbei dan Han Guang Jun."
"Dan mau sampai kapan kalian melanggar peraturan nomor 2.231, hah?"
Suara dalam Lan Qiren membungkam mulut murid-murid tadi. Saat berbalik, kakek berjenggot mirip lele sudah berdiri tegap menunggu petir siang hari.
"Ka-kami permisi, Tetua Lan!" Mereka bergerak cepat, tapi tidak berani berlari karena takut melanggar peraturan nomor 359; dilarang berlarian di area Gusu.
__________🌹 berkubang
Minggu, 01 Januari - 2023(Yul)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNAH BAHAGIA (WangXian - ??)
FantasyWei Wuxian menemukan kebahagiaannya yang pernah hilang 16 tahun lalu. Lan Qiren bahkan mengizinkan dia tinggal di Jingshi bersama sang keponakan! Itu keajaiban si pria lele atau memang ada hal yang dia rahasiakan? - Kisah cinta Lan Xichen tidak sele...