"Aku bersumpah tidak akan membuatmu menangis lagi, kecuali untuk tangisan bahagia."
__________🌷
16 tahun dalam penantian adalah waktu di mana seorang Han Guang Jun menghadapi neraka dunia. Selama itu, Tuhan seakan-akan memberi 'hadiah' untuk mengingat semua sudut kelam dunia kultivasi. Yang terkasih, tinggallah nama serta kebaikan dalam sanubari yang mencintai. Sedang untuk para pembenci, 1 nama itu adalah kutukan dunia kultivator.
16 tahun Lan Wang Ji gunakan untuk berusaha mencari Wei Wuxian. Turun dan naik gunung setiap hari demi menemukan orang-orang yang berjalan, berharap menemukan 1 orang ber-hanfu hitam-merah. Dia berburu mayat ganas sampai nyaris tidak tidur, berharap mendengar lantunan seruling Chen Qing di tengah malam. Menyantap makanan pedas di kedai-kedai luar Gusu, demi bisa melihat halusinasi sosok berparas dewi pria di hadapannya.
Lan Wang Ji menyimpan berkendi-kendi Tian Zi Xiao di bawah ranjangnya, memeluk satu kendi dalam tidur sambil menangis tanpa isakan. Jika hati sudah tak kuasa menahan rindu, pria seelok giok itu akan menenggak Tian Zi Xiao dalam keremangan cahaya lampu kamar, lalu berbicara asal-asalan pada bayangan Wei Wuxian.
Selama 16 tahun, Han Guang Jun dipandang sebagai kultivator berwajah menakutkan; dingin, datar dan tak tersentuh. Bicaranya semakin singkat, nyaris tidak bersuara. Lan Xichen bahkan seringkali gagal mengajak mengobrol. Lan Xichen melihat semuanya, tidak ada yang terlewat. Dia melihat seterpuruk apa si bungsu, dan sebodoh apa orang-orang hingga tidak memahami sikap adiknya.
Lan Xichen pun selalu mendengar suara Lan Wang Ji di saat adiknya itu mabuk. Harus pandai-pandai menjaga emosi hati biar tidak menangis juga.
"Kau berpikir hidup untuk orang lain, Wei Ying. Tapi kau tidak tahu bahwa mereka mengambil manfaat dari dukamu."
"Kau berpikir kebahagiaan orang sangat penting, tapi kau abai pada mereka yang tidak peduli kau bahagia atau tidak."
"Oh dia yang telah pergi, tak bisakah mampir pada orang yang berduka ini? Sejenak saja, berikan aku pengelihatan paling jelas akan wajahnya."
"Tidak, jangan hanya wajah. Berikan aku waktu mendengar tawanya juga. Aku rindu...rindu sekali."
"Sayangku... Sayangku, dengarkan aku...hikss...dengar panggilanku. Aku menantang seluruh dunia demi dirimu. Aku akan melukai saudaramu yang membuangmu dulu. Setiap sekte kudatangi dan mengamuk di sana, tak peduli aku dipandang buruk. Nama baikmu lebih berharga dari lelehan darah dan air mataku."
"Kembalilah...hikss... Wei Ying-nya Lan Zhan... Akhh... Tidak... Jangan melompat di bukit Bu Ye Tian. Biarkan aku memeluk dan membawamu pergi."
"Ayo, Wei Ying. Ah, betapa cantiknya wajah ini. Aku menyesal tak memberi waktu sepenuhnya untukmu."
Dari setiap orang di dunia kultivasi ini, hanya Lan Xichen yang paling memahami adiknya. Setiap detik duka sang adik, sudah dia saksikan. Dialah yang membalut luka-luka akibat senar guqin di jemari Lan Wang Ji. Dia yang menempelkan bubuk obat herbal di dada sang adik saat nekat melukai diri dengan besi panas bersimbol Sekte Wen.
"Wei Ying terluka. Aku terluka. Sama. Sehati."
Saat itu, Lan Xichen hanya tersenyum dan mengangguk. Ya, dia faham lebih dari siapapun. Dirinya mendukung sepenuh hati keputusan sang adik, sebab mencegah pun percuma. Lan Wang Ji akan kehilangan akal (gila) jika disalahkan terus menerus. Sudah cukup Lan Qiren menghukum keponakannya dengan mengasingkan selama 2 tahun dan diberi lebih dari 30 cambukan.
Lan Xichen nyaris pingsan saat melihat adiknya telungkup di ranjang. Darah mengalir dari sabetan-sabetan mengerikan hasil cambukan. Pria lemah lembut itu ingat, dia tidak mampu berdiri dan hanya bisa merangkak mendekati sang adik.
"Adikku...adikku Lan Wang Ji." Hanya kalimat itu yang mampu Lan Xichen lontarkan. Tangisannya pecah dan menyentak Lan Wang Ji yang sempat terlelap.
"Xiongzhang..."
"Adikku...oh malangnya kau setelah ibu dan ayah wafat. Tidak bisakah dunia ini sedikit lebih adil pada manusia murni sepertimu?"
Lan Wang Ji memandang raut hancur kakaknya, dia tak mampu bergerak meski ingin menghapus tetesan air mata itu.
"Kematian ibu dan ayah telah melukaimu begitu dalam, dan sekarang...hikss...orang yang kau cintai sepenuh hati meninggalkanmu juga. Tapi Paman justru terlampau patuh pada peraturan sekte, hingga secara sadar ikut menghancurkanmu."
"Xiongzhang, maaf..."
Bukan hanya Lan Wang Ji, tapi Lan Xichen juga terpuruk akan nasib adiknya. Tangisan pria yang biasa tersenyum hangat itu sangat menyakiti hati Lan Wang Ji. Maka dengan susah payah, si bungsu meraih kakaknya ke dalam pelukan dingin.
"Xiongzhang, jangan menangis. Jangan pernah menangis."
"Akhh... Wang Ji...hikss..." Lan Xichen tidan berani membalas pelukan, takut menyakiti punggung robek adiknya.
Itu adalah pertama kali Lan Wang Ji melihat kesedihan Lan Xichen yang teramat besar. Tangisannya yang keras memporak-porandakan emosi Lan Wang Ji. Dia tidak pernah menyangka, kakak tersayangnya yang lembut dan welas asih bisa menangis semenyakitkan itu.
Ya, poros utama ialah Wei Wuxian. Kehadirannya di dunia sudah membuat banyak perubahan penuh warna di setiap sekte dan hati para kultivator, meski itu dengan kesan berbeda-beda. Kematian si lelaki manis pun tidak hanya menghancurkan perasaan Lan Wang Ji, tapi menarik arus air mata si sulung Lan untuk ikut merasakan pahitnya duka nestapa. Segala hal berubah sangat menyakitkan.
Sejak saat itu, Lan Wang Ji selalu berhati-hati dalam menata emosi dan sikap. Dia tidak ingin kejadian 16 tahun lalu terulang; momen menakutkan di mana dia melihat kakak tercintanya menangis histeris dan pingsan.
Hingga 16 tahun berlalu, Lan Wang Ji berpesta pora dalam syukurnya karena Wei Wuxian bangkit kembali dalam tubuh mungil Mo Xuan Yu. Bukan hanya dia, Lan Xichen berkali-kali mencium dahi adiknya karena terlampau bahagia; hal yang hanya pernah dia lakukan beberapa kali saat masih kecil dulu.
__________🍀berkubang
Minggu, 01 Januari - 2023(Yul)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNAH BAHAGIA (WangXian - ??)
FantasyWei Wuxian menemukan kebahagiaannya yang pernah hilang 16 tahun lalu. Lan Qiren bahkan mengizinkan dia tinggal di Jingshi bersama sang keponakan! Itu keajaiban si pria lele atau memang ada hal yang dia rahasiakan? - Kisah cinta Lan Xichen tidak sele...