4. BONEKA YANG TERSENYUM

299 24 7
                                    

"Orang yang jatuh cinta akan dibutakan rasa dan tuli oleh harapan. Percuma memarahi dan melarangnya. Dia takkan melihat atau mendengarkanmu sama sekali."

___________________⚜️

SEPERTI yang diminta oleh Lan Xichen, 3 hari lagi akan diadakan pernikahannya dengan Nie Mingjue. Lan Qiren mengatakan ingin membuat perayaan pertama di Yun Shen Bu Zi Qu, sebelum nanti perayaan kedua dilaksanakan di Qinghe Nie. Para murid bahu membahu membuat makanan dan camilan, minuman manis, mengumpulkan ratusan keranjang berisi buah-buahan, menempelkan dekorasi merah terang, menancapkan tiang-tiang lampion bermotif awan dan kepala banteng.

Wei Wuxian keluar dari Jingshi cukup siang, dia menguap beberapa kali walaupun sudah mandi. Hah, Lan Wang Ji menyiapkan air hangat dan bukan air dingin. Katanya, dia tidak ingin air dingin yang nakal menyakiti kulit halus kekasihnya. Dingin adalah hal yang Wei Wuxian benci. Namun, karena mandi air hangat, mata Wei Wuxian terasa masih penuh belekan; masih mengantuk.

"Hung? Dekorasinya merah sekali, hahaha... Si tua bangka itu pasti akan mengomel karena matanya perih." Dasar calon menantu tak berakhlak! Baru bangun tidur sudah menghina pemilik sekte.

Sebelum Wei Wuxian melangkah pergi, terlihat Lan Shizui dan Lan Jing Yi berjalan ke arahnya. Mata sang Yiling Loazu berbinar melihat penutup dari anyaman bambu di tangan kedua murid itu. Pasti makanan!

"Selamat pagi menjelang siang, Wei Qianbei. Saya dan Jing Yi membawakan sarapan untuk Anda."

'Bayiku yang manis, sopan seperti biasa.' Wei Wuxian tersenyum bangga, tapi senyumannya itu justru membuat Lan Jing Yi mengernyit julid.

"Kenapa senyum-senyum seperti itu?" Tuh, kan? Padahal kalau dia diam saja akan terlihat manis, "Anda sangat jelas memikirkan hal aneh."

Wei Wuxian mendengus, senyumannya langsung lenyap dan Lan Shizui terlihat menyikut temannya itu.

"Bersikaplah sopan, Jing Yi. Wei Qianbei pasti senang akan sarapan. Ditambah lagi, ini dibuat langsung oleh Han Guang Jun."

Tuturan Lan Shizui membuat Wei Wuxian melotot sejenak, kemudian tersenyum lebar dan mengajak dua murid Gusu itu duduk. Semula, tidak ada kursi dan meja tersedia di depan Jingshi. Lan Wang Ji tidak senang ada orang lain di sekitar area pribadinya. Namun, sejak Wei Wuxian hidup lagi dan tinggal bersamanya, dia menyiapkan banyak tempat yang kira-kira membuat sang kekasih nyaman, termasuk kursi-kursi dan satu meja ini.

Lan Jing Yi duduk di sebelah Lan Shizui, memperhatikan bagaimana kekasih gurunya itu menuang sedikit nasi ke mangkuk, lalu menyiramnya dengan semangkuk penuh sambal merah terang. Setelah itu, Wei Wuxian meraih satu paha ayam dengan sumpitnya, mencocol sedikit dan menggigitnya.

Lan Jing Yi menelan ludah dan Lan Shizui tersenyum bahagia.

"Apa sangat enak, Wei Qianbei? Hati-hati, nanti tersedak." Kata si menawan Lan Shizui.

"Apa itu sama sekali tidak pedas? Lidah Anda terbuat dari apa, sih?" Ini ucapan Lan Jing Yi yang salivanya semakin banyak terasa keluar.

Wei Wuxian memejamkan mata. Kunyahannya terkesan cepat dan ribut. Tipe pengangguran yang biasa nongkrong di pasar. Setelah makanan habis terkunyah dan ditelan, Wei Wuxian mendesah lega bagai baru menelan pil keajaiban.

"Masakan suamiku memang terbaik, mengalahkan koki menyebalkan yang tidak mengenal garam dan cabai," ujarnya tak tahu diri.

Jing Yi berdecih, tapi matanya tidak lepas dari makanan di atas meja. Shizui tersenyum selembut sutera, lalu mengusap noda sambal di pipi kiri Wei Wuxian.

PERNAH BAHAGIA (WangXian - ??)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang