7. MELEBIHI RUBAH

362 27 16
                                    

"Ular meracuni manusia, dan manusia memakan ular. Sifat kita sama, hanya berbeda spesies."
___________________🍂
___________________🍂

KONDISI Wei Wuxian sudah kembali seperti semula; si tengil yang suka berjalan-jalan memandangi keadaan Yun Shen Buzhi Chu, menasihati Jing Yi cara membawa minuman dengan nampan memakai satu tangan, memuji kesopanan Shizui, menggoda murid-murid yang kesulitan memahami pelajaran Lan Qiren. Si pemimpin tua berjenggot pun sempat mengunjungi Jingshi untuk menjenguk kekasih keponakannya, dan itu membuat Wei Wuxian syok bukan main.

Baiklah, Wei Wuxian tahu Lan Qiren adalah pria tua jomblo yang menyebalkan, pemilih dalam banyak hal, tukang marah-marah jika melihat murid-murid berbuat salah dan kolot. Hanya saja, yang Wei Wuxian ingat ialah Lan Qiren masih menyimpan dendam kesumat padanya karena dulu si mantan dukun pernah menjadi penggoda Lan Wang Ji dan biang onar di Yun Shen Buzhi Chu. Selebihnya, Wei Wuxian tidak ingat apa saja yang membuat Lan Qiren sering kesal padanya.

Saat ini, Wei Wuxian duduk sendirian di kebun kelinci yang berada lumayan dekat dengan pemandian air panas. Sambil membelai kelinci hitam di pangkuan, pria manis itu melihat sekeliling sambil memikirkan hal apa saja yang sudah dilewatinya.

16 tahun lalu, Wei Wuxian ingat pernah belajar di Yun Shen Buzhi Chu dan membuat banyak kesalahan. Dia tidak bodoh, kepintarannya setara dengan si bungsu Lan. Namun, yang membuat Lan Qiren tidak menyukai Wei Wuxian adalah karena laki-laki muda itu terlalu nakal dan tidak bisa diatur.

Wei Wuxian hanya ingat dekat dengan seorang teman bertubuh mungil bernama Nie Huaisang, pria yang semalam menangis melihatnya muntah darah. Mereka berdua pun kadang-kadang bertemu dan bermain seperti anak-anak ketika Nie Mingjue datang.

"Pria yang semalam..." Bibir Wei Wuxian mencebik dan alisnya berkerut serius, "pria ungu, ya? Apa kami pernah bertemu? Dia seperti mengenalku. Ah, aku lupa namanya siapa."

"Wei Ying."

Si pemilik nama mendengar satu suara merdu yang khas. Dia tersenyum lebar, lalu meletakkan si kelinci hitam di tanah, lantas turun dari bukit kecil dengan cepat.

"Pelan-pelan." Lan Wang Ji memperingati, dia meraih pinggang Wei Wuxian dengan cepat saat kekasihnya hampir terpeleset.

"Haha! Lan Zhan, aku merindukanmuu~"

"Rindu juga." Kata Lan Wang Ji sambil merapikan poni panjang kekasihnya.

"Kau sudah selesai mengajar?" Si tampan mengangguk.

"Apa kegiatan kita hari ini?"

"Wei Ying istirahat."

"Ha?" Mata jernih kesukaan Lan Wang Ji melotot, "itu bukan kegiatan, Lan Zhaan~"

"Kau pucat."

"Tapi aku merasa segar!"

"Ke Jingshi. Jangan nakal."

Wei Wuxian cemberut lucu, tapi dia tetap mengikuti langkah kaki kekasih yang menggandengnya.

"Kapan kita mandi bersama lagi, Lan Zhan? Dulu, kita pernah mandi bersama di kolam kesayanganmu, hehehe..."

Lan Wang Ji tidak menjawab, tapi Wei Wuxian melihat telinga kekasihnya memerah. Dia menyeringai jahil, lalu berkata, "Lan Zhan! Kita sebenarnya sudah sah, loh. Di gua bawah kolam air panas itu kau pernah mengikat tangan kita dengan pita dahimu, hihi..."

"Tidak sopan."

"Huh! Dasar kaku!" Wei Wuxian berseru, dia melanjutkan, "tapi aku cintaaa~"

Wei Wuxian hanya tidak melihat satu senyuman setipis kertas tertoreh di bibir merah muda Lan Wang Ji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERNAH BAHAGIA (WangXian - ??)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang