Berpisah

146 16 0
                                    

Vegas

Apa yang kau lakukan pada adikku kim?

Sayang kau datang? Ayo kesini lihat adikmu dia membuatku semakin jengkel jadi aku semakin memukulnya agar dia diam tapi mulut kotornya itu malah semakin terus bercerita tiada henti.

Hentikan kim, kau bisa membunuh adikku jika terus memukulnya.

Aku berteriak menatap marah pada kim dan dengan banyak tanda tanya kenapa bisa seperti ini. Ku langkahkan kakiku untuk mencoba mendekat kearah adikku tapi langkahku tertahan karena kim mengancam akan menembak kepala adikku, dia sedang menodongkan pistol kearah macau.

Apa kau ingin aku langsung membunuhnya?

Kim, jangan lakukan itu. Buang senjatamu kim, ayo kita bicarakan ini baik-baik.

Sayangnya aku tidak suka nego apa lagi menyangkut orang brengsek seperti adikmu ini.

Kim, dia adikku dan akan menjadi keluargamu setelah kita menikah bagaimana bisa kau menodongkan pistol kepadanya? Ayo kim simpan kembali senjatamu.

Aku tidak akan pernah mau memiliki calon ipar sepertinya dia pantas mati.

Aku langsung berlari kearah kim dan menendang pistol yang sedang dia pegang, kim lalu memukulku dan akupun membalasnya. Kami bahkan sekarang saling menodongkan pistol.

Kau tau aku sangat mencintaimu tapi apa yang kau lakukan padaku kim, kau menghancurkan hatiku. Kau mengancam nyawa adikku.

Kau pikir aku benar-benar mencintaimu? Bermimpilah aku tidak pernah mencintaimu. Aku mendekatimu hanya karena aku ingin balas dendam untuk kematian barcode.

Barcode?

Apa adikmu tidak memberitahukanmu kalau dia sudah jadi pembunuh?

Kim mengarahkan pistolnya dan menembak macau tapi aku menjadi benteng untuk adikku jadilah aku yang tertembak tepat dibahu diriku. Aku memang tertembak tapi masih memiliki tenaga untuk mengarahkan pistolku mengarah ke kim dan dengan sadar aku menembaknya tepat dikantungnya.

Kimpun jatuh tersungkur dihadapanku, bahkan pengawal kim berhamburan datang, kaget adalah hal pertama yang aku lihat dari wajah mereka, melihat tuannya yang sudah tak bernyawa dihadapan mereka saat ini. Darah terus mengalir deras dari bahu kiriku macau lalu memapahku membawaku untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

Pemilik wajah manis nan teduh itu memberikan senyuman terhangatnya padaku, mendekapku dalam dimensi waktunya. Dia terus mengajakku berbicara banyak hal, bahkan dia terus mengucapkan kata cinta yang seharusnya aku sampaikan padanya walau terlambat. Dia terus menggenggam tanganku seakan ini bagaikan hari terakhir bagi kami untuk bersama. Tak ada raut kekecewaan yang terlukis diwajahnya, hanya kegembiraan yang terpancar. Ditaman bunga yang didominasi oleh bunga mawar dan tulip aku terus melangkahkan kakiku mengikuti kemana arah dia membawaku pergi, hingga diujung persimpangan dia melepaskan genggaman itu.

Vegas, jatuh cinta padamu adalah pilihanku bahkan sampai akhirpun aku tidak pernah menyesal mencintaimu. Kembalilah, waktu kita hanya sampai disini. Aku mencintaimu dan berbahagialah.

Aku tidak mengerti ucapanya tapi jarak kami tiba-tiba semakin jauh, bahkan genggam tangan yang tadinya begitu erat kini tak lagi saling menggenggam, bahkan aku tak lagi dapat melihat dia dihadapanku semakin memudar dan gelap yang semakin mendekati diriku diiringi suara bising yang semakin terdengar jelas memanggil namaku.

Mataku mencoba menetralkan cahaya yang masuk menyilaukan mataku, dinding putih dan bau khas rumah sakit menyambutku. Suara adikku menyadarkanku dari kebingungan yang sedang ku alami.

Akhirnya kaka bangun juga. Kau mau minum tunggu sebentar aku ambilkan.

Macau, kenapa aku disini?

Kau tertembak dilenganmu bukan dikepalamu tapi kenapa kau bisa amnesia?

Kata dokter juga kau tidak apa-apa harusnya setelah operasi beberapa jam kau harusnya sudah sadar tapi kau hampir seminggu tetidur. Aku bahkan takut kau tidak bangun lagi.

Seminggu?

Iya seminggu.

Lalu bagaimana pemakaman kim?

Aku sudah mengurusnya bersama kak kinn, aku meminta bantuannya. Karena aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian.

Apa pete tidak datang menjengukku?

....

Kau kenapa diam saja? Aku bertanya padamu macau?

Kak pete tidak bisa kesini.

Diakan juga sakit jadi mana mungkin kinn mengizinkan dia untuk kesini. Tidak apa biar aku yang akan menemuinya.

Kak vegas, kau pulihkan dulu dirimu setelah itu kita bicara. Aku pergi dulu, kalau kau butuh sesuatu diluar ada penjaga kau bisa panggil mereka.

Baiklah.

Aku pamit, istirahatlah.

Aku mencoba menghubungi kinn menanyakan kabar pete tapi kinn mengacuhkan panggilan telepon dariku. Aku juga menyuruh beberapa bodyguardku untuk mencari tau keadaan pete tapi mereka hanya diam seperti patung. Jika aku sudah sembuh akan ku pecat mereka semua yang tidak beres bekerja.

Tepat dua minggu aku dirumah sakit akhirnya aku sudah benar-benar sembuh dan sudah diizinkan pulang. Macau dan ayah menjemputku pemandangan langkah yang jarang terjadi karena ayahku datang kesini. Walau ayahku hanya datang sebentar mengurus beberapa administrasi rumah sakit dan pergi lagi Tapi itu suatu yang begitu jarang terjadi biasanya dia hanya akan menyuruh asistennya.

Sekarang aku berada dalam mobil bersama macau dan seorang supir. Aku semakin merasa penasaran kenapa macau seperti orang gelisah setiap aku bertanya tentang pete, bahkan kali ini didalam mobil kami berdebat hanya karena baku ingin bertemu pete.

Antar aku bertemu pete.

Tida bisa sekarang, kita pulang dulu. Kita harus dapat izin dari kak kinn dan keluarga untuk bisa bertemu pete.

Yasudah kita tinggal ketemu kinn dan bicara padanya agar aku bisa bertemu pete.

Ini tidak semudah itu kak. Kinn sekarang dalam keadaan tidak baik, aku bahkan mendengar dari bodyguardnya dia bahkan mengamuk kemarin.

Kinn mengamuk? Ada apa? Biasanya pete bisa menenangkan monster itu.

Kita pulang dulu, nnt kita cari waktu bertemu ayah dan ibunya untuk meminta izin agar kita bisa ketempat pete.

Baiklah.

Aku meredam egoku dan itu semakin membuatku tersiksa karena merindukannya. Aku ingin memeluk pete saat ini.




Bersambung

Love Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang