Pesan Cinta

139 20 0
                                    

Tidak ada yang berubah sejak kepergian sang pemilik kamar, semua masih tertata rapi ditempatnya. Tempat yang selalu ku datangi ketika aku membutuhkan pelukan atau hanya sekedar melihat senyuman dari sang pemilik kamar, ruangan yang selalu mampu membuatku merasakan nyaman dan penuh ketenangan namun kini diruangan ini jugalah menjadi tempat terdingin yang membuatku terluka paling dalam.

Masih tidak terbayangkan olehku dan kedua orang tuaku kami kehilangannya untuk selama-lamanya. Jantung rumah ini seperti hilang. Hampir dua minggu kepergiannya membuat rumah ini seperti mencekam. Aku bahkan tidak segan-segan melayangkan pistol pada siapapun bodyguard atau bahkan orang yang datang mengganggu ketenanganku. Rumah ini begitu sepih, hanya pelayanan dan beberapa bodyguard yang berlalu lalang mengerjakan tugas mereka seperti biasa tapi baik aku atau kedua orang tuaku masih terus mengurung diri dikamar kami meratapi kepergiannya. Suara tangis ibuku masih sering terdengar jelas. Begitu sesak rasanya setiap kali aku bangun dan menyadari bahwa peteku tidak lagi ada disampingku dan membangunkanku.

Kepergiannya mebuatku kehilangan kendali atas diriku sendiri. Pors bahkan sudah sangat kerepotan mengurus semua kekacauan karena ulahku hampir dua minggu sejak pemakaman pete.

Entah keberanian dari mana membuat pors datang dan membuat keributan dirumah ini, dia bahkan membanting beberapa perabotan rumah hingga berserakan dilantai. Kegaduhan yang post buat membuat kami keluar dari kesunyian yang kami ciptakan. Pors sengaja mengambil atensi kami disaat kami kehilangan arah dan tujuan. Saat aku melihat pors, aku melihat tatapan yang tidak biasa pors perlihatkan, diapun tidak segan-segan berteriak padaku.

Brengsek, kinn jika kau ingin menyiksa dirimu harusnya kau lakukan itu saat pete hidup.

Pors?

Apa? Kau ingin marah?

Sebaiknya kau pulang, aku sedang tidak ingin menodongkan senjata padamu.

Tembak aku, bukanlah kau memang sudah gila sekarang? Aku sudah muak melihat tingkahmu itu kinn.

Pors.

Kau pikir hanya kau yang kehilangan pete? Kau pikir hanya kau yang terluka? Aku bahkan bisa membakar rumah ini. Aku sudah kehilangan kendali gara-gara sikap egoismu itu. Bahkan aku yakin sekali pete melihat ini sekarang dan dia juga pasti setuju dengan apa yang aku katakan saat ini.

Pors cukup

Kenapa kau takut mendengar kenyataan? Jika pete melihat kalian bertiga seperti ini apa kau pikir pete akan bahagia? Jawab aku kinn?

Pors berhenti kataku.

Tidak, kau yang harus mendengarkan aku. Bisakah setidaknya dia bahagia sekali saja kinn walau dia sudah tiada? Kau orang paling menancapkan luka terdalam padanya, kau tau dia begitu menyayangimu, kau adalah kesayangannya. Bisakah kau tidak seperti ini? Kau harus melanjutkan hidupmu, kalian harusnya melanjutkan hidup kalian lebih baik setelah ketiadaaannya. Jangan lakukan ini pada pete kinn.

Lalu kau mau aku bagaimana pors? Setiap tarikan napasku terasa sesak, dadaku begitu sesak, langkahku seperti menginjak duri yang bertebaran. Aku kehilangan pete dan kau menyuruhku tenang? Apa kau gila Pors?

Lalu dengan kau seperti ini apa kau pikir pete bahagia? Kau tau pete bahkan masih memikirkanmu disaat-saat terakhir dalam hidupnya. Kau tau alasan pete tidak ingin dirawat karena kau banjingan. Dia tidak ingin waktunya terbuang sia-sia fokus dengan obat-obatan yang tentu akan tetap tidak bisa menyembuhkannya, dia ingin bangun paginya melihat wajahmu, dia ingin tidur malamnya bisa memelukmu. Apa kau pikir dia tidak bersedih dengan melihat keluarganya begini? Cukup untuk menjadi egois kinn, cukup kinn. Jika kau hancur maka dia orang yang jauh lebih hancur berkali-kali lipat darimu. Kau bisa menangis tapi tidak untuk membuat semua pengorbanan pete sia-sia. dia bahkan bersedia menjadikan dirinya jalang jika kau memintanya. Apa itu tidak cukup kinn?

Love Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang