#14 Stranger (2)

8 2 0
                                    

"Dia pria Anonim yang baik (02)"

Dengan tema cerita yang sama, yang sebelumnya sudah ku ceritakan pada bab #5 Lembar terakhir..

Sungguh benar saja, keesokan harinya, dengan mengirimkan sebuah pesan bertuliskan " mau ngobrol lagi gak? "
Sebuah perasaan gengsi menyentuh hati, bagaimana tidak bingung, tak pernah ku berfikir untuk meneruskan percakapan panjang dengannya, oleh sebab itu hanya ku jawab pesannya dengan kata " Wait, ramai nanti saja "

Lucu memang, sebelumnya dia juga pernah berkata, jikalau ku temukan teman wanita yang begitu asik berbicara denganku, tapi suatu ketika jikalau dia enggan untuk melanjutkan, tak akan ku paksa dia.. akan ku hentikan hari itu juga..
Dan ya benar adanya..
Tak ada balasan pesan lagi setelah itu..

Sudah 2 minggu berlalu semenjak percakapan telfon hari itu, jenuh rasanya, tak ada teman bicara, sepi yap manusia kesepian..

Tiba² menekan pencarian nama pada kontak WhatsApp,ku ketikan namanya..
Bingung rasanya, ingin mengetikkan kata "holla atau hallo" gengsi yang ada..

Termenung sejenak tak terasa sudah 30 menit, menatap kosong pada kontak tersebut..

Akhirnya dengan berat hati melawan gengsi yang amat besar ku ketikan kata "holla" kepadanya..
Tak perlu waktu lama, dia pun menjawabnya..

Sadar ku waktu itu, jam 10.50 pasti dia sedang sibuk bekerja..
ku tanyakan kepadanya
"apa kabar, sibuk kerja tidak, ingin bicara" tanpa basa basi dia menjawab..
" Ya tentu saja selalu ada"

Lalu ku tekan panggilan pada WhatsApp, lalu dia menjawab telfon tersebut dengan logat bahasanya.. tak menanyakan apapun, dengan lantangnya dia bertanya
" ingin mendengarkan cerita ya? kebetulan setiap hari banyak ceritaku"

Tak sesuai ekspektasi, karena bagaimanapun dia sedang bekerja saat itu, dalam hatiku berkata "dasar manusia aneh udah tau sedang bekerja tetapi memaksakan untuk bertelepon dengan dalih dia bilang tak apa"

Kau tau tidak, begitu santainya dia, dia menerima telepon ku bersamaan dengan dia bekerja, tak hanya itu ada bosnya jga di sampingnya..
Ku dengar suara bosnya mengucapkan salam padaku waktu itu..

Part yang paling kusukai adalah ketika dia tak mematikan telfonku pada saat dia bekerja, seolah tak apa diriku menemani dia bekerja..

Bagaimana caranya ku ingin bercakap padanya, sepanjang telepon, dia hanya fokus di sibukkan dengan pekerjaan nya, dan itu di maklumi dan tak apa, hanya begitupun sudah senang rasanya..

Senang mendengarnya melayani konsumen nya, banyak canda tawa yang terlontar kan, ketika dia bernegosiasi dengan para konsumen nya..

Ada kata²nya kepada seorang nenek yang membuatku tertawa pada seberang telepon..
Begini katanya..

" Omoo, mak apa kabar" katanya
" Baik toh" sahut emak padanya
" Wah lama tak jumpa,makin cantik saja" jawabnya kembali
"Keriput toh, ayune sing endi (cantiknya dari mana)" sahut mak kembali
"Cantik ahh, mirip Giselle"
Dan terdengar suara tersipu malu dari nenek tersebut..

Sebenarnya percakapan dengan sang nenek menggunakan bahasa jawa, tapi ku sempurnakan saja ya menggunakan bahasa Indonesia..

Sungguh jika kau di posisiku, apakah kau juga menarik mendengarnya??

Ada lagi percakapan nya dengan seorang paman customer nya..

" Yong dagangane loh ana bahasa korea'e"
Lalu dia celetukkan dengan kata "Annyeong haseyo" karena katanya hanya itu bahasa korea yang dia tau..

Dan sontak terdengar beberapa suara tertawa geli di seberang telepon tersebut..

Menarik bukan sungguh menarik tak henti²nya ku berkata kepadanya, di sela² telefon nya dia mengajakku bercakap walaupun tak banyak..

Katanya ada waktu nya ku bercakap denganmu dan ada waktunya ku bekerja ya..
Tapi karena tak enak rasanya mengganggu dia, hanya diam ku saat itu.. cukup mendengar nya berbicara saja dan sesekali menjawab tanyanya..

Dia juga bercerita tentang keadaan sulit nya, dan kudengarkan, walaupun telingaku sangat sakit karena saat itu dia berada di jalan raya, sehingga banyak sekali suara angin menghantam telefon..

Dan ada kejadian yang tak mengenakkan nya ketika hari itu, karena beberapa barang nya ada yang hilang, cemas dia di seberang telepon, sembari berkata kemana barang nya pergi..

Ku coba menguatkan, tapi katanya tak apa, hanya saja dia harus berusaha mencarinya..
Mungkin karena kecemasan nya dan tak banyak percakapan kami waktu itu, akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri telefon kami..

Setelah selesai percakapan kami saat itu dalam hatiku berkata "Pria baik dengan kisah kelamnya"

Karena di sela² telefon kami, ada beberapa kisah kelam dia yang di bagikan kepadaku, tapi tak akan ku ceritakan disini, karena bagaimanapun itu kisahnya dan cukup jadi Privasi nya, dan jika dia ceritakan kepadaku, akan ku simpan cerita tersebut..

See you again 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。


Lembar TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang