Yoo semuanyaa!!
Horeeee sayaa baru bisa up!!!
Bagaimana kabar kalian semua?
Semoga kalian semua sehat-sehat ya^^Maaf saya lama up nyaa, di real life saya sedikit sibuk hehe...
Tugas kuliah terlalu menumpuk_TTapii chapter selanjutnya akan saya usahakan untuk secepatnya!!
Oh iya, kalian jangan lupa buat mampir ke akun tiktok saya ya! Tik tok nya ada di bio... Hehe... Makasih~
Okeee sampai jumpaaaa...
~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~"Hah... Baiklah, semoga dia cepat bangun kemudian operasinya berjalan lancar... Kuharap dia segera sembuh,"
"Yeah, kita hanya bisa berdo'a,"
"Kalau begitu aku tutup,"
Manajer Nct 127 menghela nafas berat, ini adalah rencana gila.
.
.
."Aaaaa rambutku!!!" Jiah memekik kala melihat pantulan dirinya di cermin, sedangkan Jaesin langsung mengecek dokumen. Tidak memedulikan penampilannya yang sangat acak-acakan.
"Apa mereka sungguh seorang idol?! Ya! Kakak! Kau lihat rambutku? Ini seperti orang gila!" keluh Jiah pada sang Kakak, gadis tersebut menatap tidak percaya.
"Apa yang kau lakukan? Kau gila..?!" pekik Jiah melihat Kakaknya, "diamlah, aku sedang melihat sesuatu," tukas Jaesin yang sangat fokus.
"Ya! Kakak! Kepalamu sekarang pitak, apa kau gila!!" jerit Jiah dengan suara yang membahana, gerakan tangan Jaesin terhenti. Ia menatap Jiah lekat.
"Kau, tidak terlibat dalam masalah ini bukan?" Jiah terdiam, tangannya berpindah ke belakang.
"Tentu saja aku terlibat, aku yang menulis surat hinaan itu jika kau lupa, Kakak!" jawab Jiah cepat, dahi Jaesin berkerut.
"Selain itu, kau tidak melakukan apa-apa lagi, iya kan?" Jiah mengangguk cepat, Jaesin menghela nafas lega.
Pria itu menatap sang adik dari atas sampai bawah, sebuah senyuman tersungging begitu saja. "A-apa! Kenapa kau tersenyum!" seru Jiah galak.
"Tidak, hanya saja kau terlihat lucu dengan rambut gimbal itu," jawab Jaesin lembut, Jiah mengerang frustasi.
"Ini lebih ke orang tersengat listrik!!!"
"Iyaa, iyaa, kau bisa pergi ke salon dan rapihkan rambutmu. Mengerti?" Jiah menggembungkan pipi kesal, Jaesin yang mengerti lekas membuka laci. Ada kotak P3K kecil disana.
"Kemari, biar aku olesi obat dulu, mereka mencakarmu tepat di pipi." Jiah mendekat dan duduk di kursi yang awalnya di tempati oleh Jaesin, pria itu mulai membersihkan luka sang adik.
"Sshh.."
"Apa perih?" tanya Jaesin diangguki Jiah, "mereka mencakar wajah adik cantik-ku, harus ku apakan mereka semua?" tanya Jaesin disaat fokus mengobati.
Jiah menggeleng, "tidak... Biarkan saja, Kakak jangan menambah musuh lagi. Sudah cukup, Haechan sudah mati... Jadi Kakak tidak perlu berurusan dengan mereka..." tutur Jiah seraya menatap wajah Kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir....! |HAECHAN|
FanfictionAkhir? Semua berakhir begitu saja. Haechan kehilangan semuanya dalam sekejap. Konspirasi ini merenggut hidupnya. Jangan tanyakan, mengapa Haechan masih bertahan. . . . Kalian ingin tahu bagaimana cerita menyedihkan ini mengalir? Siapkan tissue...