Sesuai yang author bilang, Part 3 Up di sini....
Buat yang udah nunggu and baca, makasih yaa ^_^
Jangan lupa Vote&Comment...See you~
~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~"ARRGHH!!!!" Haechan kembali berteriak dengan menutup mukanya, ia serasa di cekik.
Membayar hutang? Membayar pengobatan? Ini memerlukan uang yang cukup besar! Bahkan jika Haechan menjual asetnya, semua itu belum cukup.
......
Oke guys, jadi di sini Flashbackan, Nah ini waktunya pas si echan masih hidup yaa...
Soalnya entar ada flashbackan jugaa...
Pokoknya, ini awal mula titik balik kehidupan si Haechan...
.
.
.Srrrettt....
"Astaga Haechan!!" beberapa orang yang baru membuka pintu terpekik kaget mendapati tubuh Haechan tergeletak di lantai begitu saja dengan darah tercecer dimana-mana.
"Lucas cepat angkat dia, apa di dorm ini tak ada orang sampai membiarkannya seperti ini?!" desis Kun marah, Xiaojun tanpa basa basi pergi ke dapur mengambil air hangat juga handuk.
"Kurasa sesuatu telah terjadi." Ten bergumam melihat bagaimana keadaan Haechan yang babak belur.
"Ugh.." semua member WayV melihat Haechan yang kini siuman, Xiaojun datang bersama sebaskom air hangat.
"Yang, kau ambil kotak P3K sana." suruh Hendery, dalam keadaan seperti itu Yangyang menurut tanpa mengeluh.
"Kau baik-baik saja? Bagaimana bisa seperti ini?" tanya Winwin khawatir, Haechan yang baru saja terbangun diam. Sekujur tubuhnya sakit.
"Sudahlah Win, kita bersihkan dulu lukanya, baru kita tanyai dia." ujar Kun dan dengan telaten membersihkan darah yang mengering di wajah sang adik, Haechan sedikit meringis kala lukanya sedikit di tekan.
Butuh waktu lama untuk mengobati Haechan, setelah semua selesai mereka kini menatap Haechan meminta penjelasan.
"Apa yang terjadi? Dan kemana semua orang sampai membiarkanmu begitu di lantai?" tanya Kun, anak berkulit tan itu menunduk. Ia memainkan jarinya.
"Kalian... Tak membenciku?" semua mengernyit mendapati lirihan Haechan, membenci? Hei! Untuk apa mereka membenci Haechan?
"Kenapa kami harus membencimu?" spontan mata Haechan melebar mendengar celetukan Lucas, ia pandangi ketujuh wajah yang kini mengelilinginya. Tak ada satupun tatapan yang sama seperti semalam, tatapan kebencian. Sorot itu, tak Haechan dapati dari mereka.
"Kalian tidak mendapatkan surat dan tape recorder?" tanya Haechan heran,
"Kami mendapatkannya kok, itu darimu kan?" Haechan diam saat mendengar jawaban dari Yangyang, ia tak mengerti. Bukankah seharusnya mereka memakinya sekarang? Seperti para member lain.
"Kami belum membaca atau mendengarnya, karna jadwal kami kemarin sangat padat. Memang apa isinya? Aku jadi semakin penasaran." tukas Ten seraya mengeluarkan surat dan tape recorder dari tas nya. Haechan terdiam.
"Jangan di baca dan di dengar hyung..." lirih Haechan, "Kenapa?" Hendery bertanya penasaran.
"Itu bukan dariku, suara yang terekam memang sama sepertiku tapi itu bukan aku! Dan tulisan itu... Mungkin memang sama sepertiku tapi itu bukan aku yang menulisnya, kalian... Kalian harus percaya padaku!" Haechan menjelaskan dengan nafas memburu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir....! |HAECHAN|
FanficAkhir? Semua berakhir begitu saja. Haechan kehilangan semuanya dalam sekejap. Konspirasi ini merenggut hidupnya. Jangan tanyakan, mengapa Haechan masih bertahan. . . . Kalian ingin tahu bagaimana cerita menyedihkan ini mengalir? Siapkan tissue...