Halo semuaanyaa, maaf banget yaa saya jarang up, maaaff bangett..
Makasih banyak buat kalian yang masih baca cerita ini, dan menghargai cerita ini^^
Sejujurnya, kalau banyak yang vote sayaa seneng apalagi banyak yang komen, itu bisaa membuat ide saya bermunculan.Yah itu sih, tapi banyak yang masih baca juga udah bikin saya seneng hehe...
Yasudah, semangat buat kalian dan semangat buat saya^^
~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~Dan setelah pandangannya meluas, Haechan semakin paham bahwa dunia itu berbeda dengan yang ditunjukkan oleh orangtuanya. Donghyuck terbentuk dalam Zona nyaman dan Haechan terbentuk dalam Zona keras. "Jaesin hyung.... Maaf..." air mata Haechan jatuh, ia benar-benar merasa bersalah atas semua 'sikap egoisnya' selama ini.
.
.
."Arghh!!! Dimana Taeyong sebenarnya?!!" Johnny memukul stir frustasi, ini sudah hampir jam dua malam dan mereka belum menemukan tanda-tanda keberadaan Taeyong, di kursi belakang ada Jaehyun yang sudah tidur nyenyak.
"Sebaiknya kita pulang saja? Mungkin Taeyong sudah ada di rumah," usul Yuta mengingat mereka juga perlu istirahat, "tapi kalau begitu harusnya di menelfon." Taeil terlihat sangat gelisah karena khawatir.
Ketika mereka melewati tengah kota yang sepi dari pengendara, tak sengaja Yuta melihat ada orang yang keluar dari pintu masuk gorong-gorong di jalanan maka sontak saja pria berdarah Jepang tersebut berteriak. "Berhenti hyung!!!!"
Johnny berhenti mendadak, beruntung tidak ia tabrak orang yang keluar dari gorong-gorong jalanan, lagipula orang gila mana yang keluar dari sana?!
Mata Taeil menyipit melihat siapa orang yang kini menarik tangan seorang wanita dari dalam lubang, "itu... Taeyong!!" Pekiknya, segera saja Taeil buka pintu mobil bergegas mendekati si adik yang dicarinya. Member lain ikut turun kecuali Jaehyun yang sibuk di dunia mimpi, memimpikan permen kapas serta gulali dan kawan-kawan.
"Taeyong!!!" Teriak cempreng Taeil membuat Taeyong menoleh dan terkejut, ia segera menutupi Jiah dengan tubuhnya dan memasang wajah canggung.
"Taeil hyung? Kenapa kalian semua di sini?" Taeyong lebih kaget kala Johnny serta Yuta ikut mendekat, member tertua di grup menghela nafas. "Kami mencarimu, kemana saja kau dan kenapa keluar dari sana?"
"Sejak kapan kau bisa ke tempat kotor?" Johnny memasang mimik aneh melihat darimana Taeyong keluar, bahkan Yuta menutup hidung karena bau tak sedap. "Kau bau air comberan." Oceh si penyuka sepak bola asal Negri Sakura.
"Ah, itu..." Taeyong kehabisan kata-kata, ia tidak tahu harus bagaimana menjawab. "Bukankah gadis itu yang kemarin di pemakaman?" Celetuk Johnny setelah sadar siapa yang Taeyong sembunyikan.
Jiah semakin merapatkan diri ke tubuh Taeyong di belakang, takut jika rambutnya akan di Jambak lagi. Katakan saja, Jiah sedikit trauma.
"Yah ini memang Jiah, ceritanya sedikit panjang, bisakah bawa kami pergi dari sini dulu?" Taeyong memelas pada saudaranya dan Taeil akhirnya mengangguk, saat akan masuk ke dalam mobil Yuta menghentikan lebih dulu.
"Tunggu! Kalian akan masuk mobil ini?"
"Tentu saja, memang kalian membawa dua mobil?!" Taeyong tampak jengkel menghadapi si Nakamoto, "tapi bau kalian memabukkan! Bisa-bisa aku pingsan di dalam!" Pekik Yuta tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir....! |HAECHAN|
FanfictionAkhir? Semua berakhir begitu saja. Haechan kehilangan semuanya dalam sekejap. Konspirasi ini merenggut hidupnya. Jangan tanyakan, mengapa Haechan masih bertahan. . . . Kalian ingin tahu bagaimana cerita menyedihkan ini mengalir? Siapkan tissue...