✪ ✪ ✪
Lova mengepalkan kedua tangannya melihat laki-laki yang dicintainya berangkat ke sekolah bersama gadis yang sangat ia benci, gadis yang sudah merebut semua perhatian dan kebahagiannya. Matanya mengawasi kedua sejoli itu dari kejauhan. Lalu, ia tersenyum miring ketika gadis yang menjadi sumber penderitaannya melangkah sendiri menuju kelasnya.
Dengan langkah cepat Lova mengikuti gadis itu dan langsung menarik tangannya hingga menghadapnya, gadis itu terkejut melihat Lova, ia memundurkan langkahnya kebelakang karna wajah Lova sangat mengerikan saat ini.
"Kenapa? Takut?" Tanya Lova dingin
"K-kak" lirihnya dengan terbata karena takut
"Tau, kesalahan Lo apa?"
"A-aku..."
"Dasar nggak tau diri Lo, udah berani sekarang sama gue" sentak nya
"Kak L-lova, a-"
Plakk
Lova langsung menampar gadis itu dengan sekuat tenaga, nafasnya memburu, matanya sudah memerah karena menahan emosi yang sudah menguasainya. Lova langsung menarik rambut gadis itu, ia mencengkeramnya kuat hingga korbannya meringis kesakitan.
"Gue gak nyuruh Lo ngomong" desis Lova
"Ampun kak, sakit hiks"
Mendengar lirihan dan permohonan dari gadis yang ia bully, Lova semakin semangat untuk membully gadis itu.
"Ampun? Sakit, ya? Lalu, Gimana dengan perasaan gue? Lo pernah mikir? Udah berapa kali gue bilang, JAUHIN ADITIYA! Tapi apa yang Lo lakuin? Lo malah ngelunjak dan semakin nempelin Aditiya seperti lintah" ucap Lova emosi
Lova langsung menghempaskan kepala gadis yang ia bully itu ke tembok hingga menimbulkan bunyi yang sangat kuat dan jeritan bagi siapa yang mendengarnya dan melihatnya.
"Akhh"
"LOVA"
Teriakan seseorang yang menyerukan namanya dengan penuh emosi membuat tubuh Lova berhenti, tubuhnya limbung kesamping saat laki-laki meneriaki namanya mendorongnya agar menjauh dari gadis yang ia bully.
"Sena Lo gak apa-apa, kan? Pipi Lo kenapa" Tanya Aditiya khawatir. Lalu, ia mendekap gadis itu yang sudah menangis ketakutan
Lova yang melihat apa yang dilakukan mereka berdua di depannya itu mengepalkan kedua tangannya kuat. Ia menatap Aditiya yang berdiri dan berjalan kearahnya.
"Maksud Lo apa, hah? Kenapa Lo Bully Sena? Udah berapa kali gue bilang sama Lo, jangan pernah Lo sentuh Sena! Dia pacar gue sekarang" teriaknya dan menekan kata pacar dalam kalimatnya
Tubuh Lova mematung mendengar kata pacar keluar dari mulut laki-laki yang sangat ia cintai itu. Suaranya tercekat di kerongkongan nya, nafasnya memburu menahan emosi tangan yang masih terkepal kuat serta air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Pacar? Sejak kapan kamu pacaran sama cewek lintah it-"
"Jaga mulut busuk Lo! Jangan pernah hina pacar gue dengan mulut kasar Lo itu! Asal Lo tau gue sama Sena udah jadian seminggu yang lalu. Dan Lo, gue tekankan sekali lagi. Jangan pernah Lo usik pacar gue. Terlebih, jangan tunjukin wajah menjijikan Lo itu dihadapan gue sama Sena. Karena sekali lagi Lo ngelakuin itu gue nggak akan segan segan kasih Lo pelajaran, sekalipun Lo adik sahabat gue" ucapnya dengan dingin
Jatuh sudah air mata yang sedari tadi di tahan oleh Lova. Dengan emosi yang memuncak, Lova langsung menarik kembali rambut Sena yang berada di belakang Aditiya dengan membabi buta. Melihat itu, dengan sigap Aditiya melindungi Sena dan menariknya untuk masuk ke dalam pelukannya.
"Andrew, Kana, Tarik adek Lo itu! Nggak guna Lo sebagai kakak! Tega Lo biarin adik Lo sendiri di kasarin dan dipermaluin di depan umum sama temen Lo" seru sahabat lova Betty, dia menyuruh Kana dan Andrew yang notabenenya sebagai Kakak kandung.
Namun. Dua orang yang di ajak bicara hanya diam menampilkan wajah datar dan biasa saja, Betty menghela nafas melihat kelakuan kakak dari sahabatnya itu yang sama sekali tak merespon apapun dari apa yang ia lihat dan yang ia katakan.
"Fal. Bantuin Lova, gue takut si Aditiya kelepas-"
Plakk
Andrew dan Kana yang melihat pemandangan di depannya langsung membalikkan tubuhnya untuk pergi. Namun, langkah mereka berdua berhenti saat tangan Sean menahannya.
"Woy, itu adik kalian di tampar sama Aditiya! Dan kalian diem aja? Seburuk apapun kelakuan dia, dia tetep adik kalian" teriak Sean emosi pada dua manusia laknat itu
Namun perkataan Sean tidak di perdulikan oleh Andrew dan Kana, mereka terus melanjutkan langkahnya yang sempat berhenti tadi.
"Gue cuma mau ingetin satu hal sama Lo berdua. Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari karena ketidak pedulian kalian itu pada adik kandung kalian sendiri. kalau kalian gak bisa jadi kakak, mending gak usah jadi kakak sekalian" ujar Betty di samping Reno dengan nada sarkas untuk mengingatkannya kepada kedua kakak sahabatnya itu
Perkataan Betty mampu membuat langkah Kana berhenti, saat ia menginjakan kakinya di lantai dasar menuruni anak tangga terakhir dengan Andrew yang masih berjalan. Dan saat itu juga, teriakan seluruh murid mengalihkan atensinya, Bertepatan dengan jatuhnya seorang gadis yang jatuh terguling dari tangga dan tergeletak tak berdaya di belakang kaki Kana.
Andrew juga sama, saat seluruh murid berteriak dia membalikkan tubuhnya yang berada didepan Kana, dan dia melihat gadis yang tergeletak tak sadarkan diri dengan bersimbah darah.
Kana menoleh, ia terdiam. tubuhnya langsung mematung dan tak bisa digerakkan, nafasnya memburu melihat gadis yang jatuh dari tangga itu. Kana melihat wajah gadis itu yang ternyata adalah kembarannya, yang tak sadarkan diri dengan keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja.
Begitu juga Andrew dia melihat wajah gadis itu yang ternyata adiknya sendiri, wajah di bagian kening Lova terdapat darah yang terus mengalir tak henti hentinya.
"LOVA"
Teriakan dari Betty tak membuat Kana membantu Lova, ia tetap diam melihat darah yang terus mengalir di dahi kembarannya itu. Begitu juga Andrew dia diam mematung ditempat. Lalu, ia melihat ke atas di sana ada Aditiya dan Sena yang menatap adiknya dengan terkejut.
Lova terjatuh dari tangga saat ingin mengejar Aditiya dan Sena. Namun, kakinya terpeleset di ujung tangga dan tubuhnya langsung jatuh dari atas kebawah.
Sean, temen dari kembaran nya Lova sekaligus inti geng dari Aditiya. Dia langsung menggendong Lova dan membawanya menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil bersama teman se intinya, Reno.
Kana dan Andrew hanya diam melihat kedua teman anggota gengnya berlari terburu-buru dan melihat adiknya kini di bawa oleh temannya.
Plakk
Kana terdiam saat merasakan pipinya terasa panas dan perih, ia hanya diam saat Betty menampar pipinya dan menerima makian dari sahabat kembarannya itu.
"Berengsek Lo! Gak punya otak dan gak punya hati! Lo gak pantes di sebut kakak dengan ketidak pedulian Lo itu terhadap kembaran Lo sendiri! Inget, Jangan sampai Lo menyesal di kemudian hari karena sikap Lo itu terhadap kembaran Lo" teriak Betty dengan penuh emosi kepada Kana sang kembaran sahabat nya
"Dan Lo Andrew, kenapa Lo juga diem aja saat Lova jatuh mengenaskan kayak tadi? Lova itu adik Lo.. bukan musuh Lo. Gue gak nyangka sama kalian berdua, kita udah temenan dari kecil dan ini sikap kalian semenjak dewasa. Huh, kalian berdua akan merasakan penyesalan di kemudian harinya" bentak Betty pada Andrew dan kana dan dia pergi dari tempat kejadian itu.
Setelah kepergian Betty dan kedua temennya yang membawa Lova, Andrew dan Kana hanya bisa diam melihat darah yang masih berada di lantai. Kana menatap darah itu dengan pandangan datar dan Andrew menatap darah adik nya dengan biasa saja. Lalu, Kana membalikkan tubuhnya dan langsung meninggalkan tempat yang mejadi saksi bisu kecelakaan kembarannya dan melewati Andrew yang sedari tadi berada di depannya.
- L O V A N I A -
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVANIA [HIATUS]
Teen Fiction‼️NO PLAGIAT‼️ Baca cerita pertama aku yuk!! Eiitsss. Tapi harus follow dulu dong, yuk di follow. follow gratis kok😘🤭 ☞ ̄ᴥ ̄☞ Lovania Bagaskara Alexander. Terlahir dari keluarga kaya raya dan dia gadis manja dan selalu caper sana sini, hanya unt...