BAB 5 <Aku takut>

1K 4 0
                                    


Athar duduk di kursi yang di sediakan di UKS, dia tak memperbolehkan orang lain masuk ke dalam ruangan ini. Dia ingin tahu kenapa kemarin Kiara tidak sekolah, mata lentik Kiara mulai terbuka perlahan-lahan.

"Eugh ... " Kiara memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Lo udah bangun?" suara berat nan serak itu mengganggu pendengaran Kiara, Kiara menoleh ke arah kirinya.

"Kak Athar?" guman Kiara panik, Kiara mencoba untuk membuka pintu tapi sayangnya pintu itu di kunci.

Athar berjalan mendekati Kiara, yang hanya bisa Kiara lakukan hanya berjalan mundur. Hingga akhirnya dirinya telah menyentuh tembok, lalu apa yang Kiara lakukan? Kiara tiba-tiba saja menangis.

"Lo jangan nangis!" kesal Athar saat melihat Kiara menangis.

"Le--pasin aku kak, a--aku ta--kut," cicit Kiara, dia semakin menangis kencang.

"Lo ngerti bahasa manusia gak sih? Gua bilang jangan nangis b*ngs*t!" geram Athar, hingga dirinya tak bisa mengontrol emosi hingga membentak.

Badan Kiara bergetar hebat, dia bukan gadis yang suka di bentak, bahkan jika Kiara membuat kesalahan Mama atau almarhum Papa nya hanya bicara dengan nada lembut. Karna Kiara takut akan bentakan.

Athar memegang bahu Kiara yang bergetar itu, "Lo kemaren kemana? Gak sekolah?" tanya Athar.

"A--aku sa--sakit hisk," tangis Kiara.

"Demam?" tanya Athar lagi. Kiara menggeleng, walau seperti itu Kiara masih menunduk dan badan nya tetap bergetar.

"Flu? Atau apa?" tanya Athar, Kiara menggeleng.

"Atau ... " Athar membisikkan sesuatu kepada Kiara, mata Kiara membola di sela-sela tangis nya. Lalu ia mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Lemah!"

"Ouh iya gua ma--"

"Gamau kak gamau!" tangsi Kiara, Kiara itu menarik rambutnya hingga berantakan. Pikiran Kiara tiba-tiba teringat kejadian malam itu.

"Gua belum ngapa-ngapain loh, tapi Lo ud--"

"Pergi! Pergi! Hisk, jangan ganggu Kia! Cowok br*ngs*k! teriak Kiara, sambil memukul dad* Athar.

"Lo kenapa sih?" tanya Athar yang aneh akan sikap Kiara, Kiara mengambil vas bunga yang terbuat dari kaca.

"Pergi atau aku lempar ini!" ancam Kiara, dia menyodorkan vas bunga itu.

"Simpen atau gua lakuin persis seperti malam itu anj*ng!" bentak Athar emosi, Kiara menangis sambil menaruh vas bunga itu.

"Aku bukan perempuan murahan, hisk!" setelah mengucapkan itu, pandangan Kiara kembali buram. Dan ...

Bruk!
Tubuh Kiara terjatuh ke Athar, Athar menepuk pipi Kiara berharap Kiara akan bangun.

"Si*lan!" Athar menggendong tubuh Kiara menuju parkiran, dirinya akan membawa Kiara ke rumah sakit yang dekat dengan sekolah.

"Eh sumpah itu Athar?"

"Anjir gendong cewek dong!"

"Cewek nya itu kayak kenal?"

"Si Kiara buka sih?"

"Ayang gua ternodai!"

"Paling cuman caper,"

"Pelet! Pelet!"

Dan masih banyak ocehan lagi, tapi Athar tetap bodo amat. Karna niatnya untuk membawa Kiara ke rumah sakit. Kali ini Athar sudah sangat khawatir akan Kiara.

Athar My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang