Jangan lupa vote+coment✨
Alzam sedang berada di toko tas karena permintaan sang kekasih, hei, sudah hampir dua jam mengelilingi mall hanya untuk menuruti keinginan Diana.
"Sayang makasih ya udah beliiin tas ini, untung aja tas nya masih ada, kalau egak pasti aku sedih banget." Ujar Diana dengan nada manja nya.
"Hmm sama sama sayang." Balas alzam.
Tiga puluh menit kemudian alzam lagi di perjalanan pulang ke rumahnya tanpa sengaja melihat sosok wanita yang dia kenal.
Ayya.
Alzam menghentikan mobil nya dan menghampiri ayya, kenapa gadis berjalan sendirian malam malam seperti ini.
Tin
Tin
Tin"Astaghfirullah" ayya kaget.
"Masuk" alzam menyuruh ayya masuk ke mobil.
Tanpa menjawab pertanyaan suami nya ayya pun langsung masuk ke mobil.Diperjalanan pulang tidak ada diantara mereka yang memulai percakapan, mereka sama sama diam sambil menikmati hiruk pikuk kota.
Sesudah sampai dirumah pun ayya masih belum memulai percakapan nya dengan alzam. Alzam yang sedang memperhatikan sang istri pun merasa heran, biasanya jika saat sedang mereka bersama, ayya walaupun pendiam dia akan selalu melayani suami nya walaupun alzam selalu menolak layanan istri nya. apa yang terjadi dengan istri nya kenapa sekarang dia terlihat tidak peduli.
Saat waktu tidur pun ayya masih diam alzam yang tidak tahan pun langsung bertanya.
"Kenapa?." Tanya alzam.
Ayya tidak menjawab dia hanya menggeleng kan kepala nya saja, setelah itu dia langsung menuju sofa yang ada di kamar untuk tidur.
Merasa tidak puas dengan respon ayya, alzam pun langsung mengangkat ayya dari sofa menuju kasur.
Ayya yang diperlakukan seperti itu pun terkejut langsung reflek mengalungkan tangannya di leher sang suami, dia sampai menahan nafasnya dan tidak berkedip saat melihat wajah tampan suami nya.Adegan seperti ini tidak baik untuk jantung ayya.
"MAS". Pekik ayya saat sang suami melempar nya ke atas kasur.
"Kenapa hmm". Jawab Alzam lembut.
"Kamu sakit mas?" Tanya ayya dia takut suami sakit dan kerasukan setan jalan mungkin.
"Egak, saya gak sakit kok". Ucap alzam.
Setelah menjawab pertanyaan tersebut alzam langsung menindih tubuh mungil ayya.
"Mas kamu kenapa, kenapa seperti ini?"
Alzam tidak merespon pertanyaan ayya, dia mendekat kan wajah nya ke wajah ayya semakin lama semakin dekat, ayya reflek memejamkan matanya, bahkan hembusan nafas alzam terasa di kulit leher ayya. Tanpa ayya sadari dia meremas bahu suaminya karena gugup.
Menunggu beberapa detik tidak ada pergerakan dari alzam, ayya pun membuka matanya.
"Kenapa menutup mata" tanya alzam.
"A aku fikir kamu mau ci,," jawaban ayya terpotong.
"Kamu berharap saya cium hmm?" Tanya alzam sambil terkekeh.
Duhh gak bisa kek gini nih ayya kan semakin gugup.
"Jangan berharap itu". Alzam langsung merubah wajah nya menjadi datar dan beranjak dari kasur menuju sofa.
"Biar saya yang tidur di sofa" kata alzam.
"Tapi mas,," belum sempat ayya menjawab.
"Saya tidak suka dibantah". Jawab Alzam sambil merebah kan tubuh nya di sofa.
Ada apa dengan mas alzam, batin ayya.
Setelah dua jam menutup matanya ayya masih tidak bisa tidur, dia masih teringat akan kejadian dimana saat dia mau pulang kerja tas nya di jambret dan untung saja ada lelaki baik yang menolong nya. Ya yang menolong ayya adalah Andre, saat Andre ingin mengantar ayya pulang tapi ayya menolak dia takut nanti suami dan mertuanya salah paham, menjelaskan pun pasti mereka tidak percaya, percuma saja bukan.
Mata ayya tertuju ke sofa dimana suaminya tidur, dengan inisiatif ayya mengambil selimut di lemari untuk menyelimuti suaminya, sesudah itu ayya menempatkan tangan nya ke kepala suaminya dia mengusap pelas kepala alzam dengan lembut kemudian diciumnya dahi alzam agak lama kemudian ayya beranjak menuju kasur untuk melanjutkan tidur nya.
"Semangat ayya, jangan takut Allah selalu bersama mu".
Itu kata terakhir ayya sebelum masuk ke dunia mimpi.
Part ini pendek banget huhu!
Ide untuk part ini cuman segini guys
Semoga kalian suka ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA SEMESTA
Short StorySeorang istri yang tidak dianggap keberadaan nya oleh sang suami, sang suami yang lebih mencintai kekasihnya, membuat sang wanita harus bersabar akan sikap sang suami Apa aku salah mencintai suami ku sendiri Apa aku egois jika suami ku hanya untuk k...