Chapter 2

180 30 29
                                    

Happy reading 💚
.
.
.
.
.
.

Kini Arsan berserta sahabat sahabatnya sedang berada di rumah Rayhan. Ada Aqila beserta sahabatnya juga di sini, di rumah Rayhan.
Rayhan tinggal ditemani oleh bibi dan sopir pribadinya.
Jangan salahkan orangtuanya, karena Rayhan sendirilah yang meminta kepada orangtuanya untuk tinggal sendiri.
Alasannya, karena rumah orangtuanya terlalu jauh dengan sekolahnya, dan ia ingin tempat yang tidak jauh agar dia tidak lagi dihukum terus terusan karena telat.

Mereka di sini setelah mendengar kabar bahwa Rayhan terkena gigitan ular. Mereka panik, dan langsung menemui Rayhan di rumahnya.

"Coba ceritain gimana kejadiannya?" Tanya Arsan penasaran.

"Iya ceritain, Han." Ujar Kevin menimpali.

"Gue diteror." Jawab Rayhan singkat.

"Hah?! Lo diteror? Lo punya musuh, Han?" Tanya Kevin saking terkejutnya.

Rayhan mengedikkan kedua bahunya. "Gue ngga merasa punya musuh. Tapi ini yang kedua kalinya gue diteror,"

"Dan lo diem aja gitu?" Sahut Arsan.

"Boleh minta tolong bantuin gue ke atas? Gue mau cek Cctv rumah ini," ucap Rayhan meminta tolong pada sahabatnya, Arsan pun langsung membantu Rayhan.

Sesampainya mereka di atas dan mengecek cctv, ternyata benar ada seorang wanita dengan topeng diwajahnya, sengaja menaruh ular di rumah Rayhan.

"Pake topeng anjir! Otaknya pinter juga,"

Mereka mengamati dengan seksama video cctv itu. "Musuh lo perempuan, Han?" Tanya Kahfi bingung setelah melihat vidio tersebut.

"Setau gue lo ga pernah ada masalah sama perempuan deh Han. Jangankan masalah, deket sama perempuan lain aja jarang, kecuali Aqila," sahut Kevin.

"Gue juga ga tau," balas Rayhan.

Mereka semua diam dengan pikirannya masing-masing, tiba-tiba mereka mendengar teriakan dari Aira.

"Rayhan! Aqila!"

Rayhan berlari tanpa memedulikan kakinya yang sedang terluka kemudian disusul oleh Kevin, Kahfi, dan Arsan. Sesampainya di tempat teriakan Aira berada, mereka terkejut saat melihat lengan Aqila berlumuran darah.

"Aqila!"

Mata Rayhan teralihkan. Dia melihat seseorang tengah berlari menjauh. Dengan gesit Rayhan berlari mengejarnya. Namun, orang itu lolos dari pandangannya dengan cepat hingga Rayhan kehilangan jejaknya. Dia diam sejenak lalu teringat seseorang yang sedang terluka tadi. Ia berlari kembali ke rumahnya.

"Ambil kotak p3k cepet!" Perintah Rayhan pada salah satu Sahabatnya. Kahfi pun berlari mencari kotak p3k. Setelah menemukannya ia langsung menyerahkan pada Rayhan. Lelaki itu dengan cepat menerima kotak tersebut.

"Anjir, tangan Lo dingin banget, Za. Kenapa, lo?" Tanya Kahfi saat tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Khanza.

"G-gue ta-takut dd-dar-r...," belum sempat mengakhiri perkataanya, tubuhnya sudah ambruk.

Khanza pingsan dipelukan Kahfi. Semuanya pun ikut kaget saat melihat Khanza pingsan. Kahfi yang panik segera membopong tubuh Khanza lalu meletakkannya di sofa panjang ruang tamu.

ARSANLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang