Chapter 3

141 13 1
                                    

Happy reading💚
.
.
.
.
.
.

Entahlah sudah berapa lama ia duduk menunggu gadis ini sadar dari pingsannya. Tadi, Delia tiba tiba saja pingsan setelah selesai bercerita dengan Bunda nya. Mungkin karena efek seharian gadis itu tidak makan apapun maupun minum, jadi tubuhnya lemas hanya sekedar untuk bercerita dan berakhir pingsan. Tentu saja Arsan dan Irma kaget ketika melihatnya. Lantas Arsan membawa gadis itu dan menidurkannya di kamarnya, sesuai perintah Bunda nya. Karena kamar tamu belum dibersihkan, alhasil ia pakai kamarnya. Arsan menunggunya sambil memainkan handphone nya.

Tetapi, lama kelamaan dia bosan sendiri dan meletakkan HP nya di meja depannya.

Dia menghampiri Delia yang masih pingsan. "Sebenarnya dia pingsan atau tidur sih?" Gumamnya pelan menatap gadis tersebut.

"Eumhh..."

Arsan mendelikkan matanya kaget ketika Delia terlihat sadar. Buru buru ia langsung kembali ke tempat duduknya tadi dan langsung berpura pura bermain Hp.

Delia membuka matanya perlahan langsung memandang ke arah Arsan. Arsan yang merasa ditatap itu langsung melihat Delia dan berujung mereka saling pandang memandang beberapa saat, sebelum akhirnya Arsan tersadar. Keduanya saling bertatapan lama merasakan getaran yang berbeda di hati mereka masing-masing.

"Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Delia.

Arsan tersentak dan tersadar, "siapa yang natap? Jangan kepedean." Balas Arsan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ini di mana, dan di kamar siapa?" Tanyanya. Pasalnya ruangan ini sungguh asing dengannya.

"Lo lupa kah, kalau lo dari tadi di rumah gue?"

Gadis itu terdiam, meratapi kebodohannya, kenapa ia bisa lupa? Dia hanya diam tak membalas lagi pertanyaan cowok di pojok tempat tidurnya itu.

Iya bangun dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang masih sedikit terasa sakit, kemudian ia duduk. Dia menatap sekeliling kamar tersebut yang dipenuhi alat musik gitar. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di pikirannya.


"Kamu suka musik?" Tanya Delia masih melihat sekelilingnya.

"Hm," jawab singkat Arsan.

"Kamu bisa mainin gitar gitar ini semua?" Tanya Delia.

"Iyaa,"


"Ternyata penyuka musik, ya...," gumamnya pelan.

"Kamu suka musik dari kapan?" Tanyanya tiba-tiba.

Kini Arsan menatap Delia dengan tajam, "ga usah tanya hal yang ga penting buat lo, lo gaada hak buat itu."

Delia tersadar. Benar juga, ia seharusnya tidak bertanya hal yang seharusnya ia tidak tanyakan. Apalagi dia baru kenal dengan Arsan tadi siang.

Delia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "maaf, seharusnya aku tidak bertanya hal itu padamu. Aku hanya penasaran saja" jawabnya.

Arsan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamarnya.

"Tunggu. Kamu mau kemana?" Tanya Delia menghentikan langkah Arsan.

ARSANLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang