Hweloowww !!
selamat datang di cerita ini
sebelum baca coba absen duluu kalian tau cerita ini lewat mana🤜
cuzzz lanjut
***
Langkah Raka terhenti saat ingin menaiki tangga menuju kamarnya.
Suara keributan dari arah dapur mengalihkan perhatiannya. Ia menuju ke sumber keributan tersebut."DASAR JALA*G. PEREMPUAN GAK TAHU DI UNTUNG. MASIH BAGUS SAYA HIDUPIN KAMU. SAYA KASIH UANG BULANAN, ADA RUMAH SENDIRI, GAK MISKIN KAYAK KELUARGA KAMU!"
Tangan Raka terkepal erat sampai terlihat urat tangannya. Ia berlari kekamar untuk menghilangkan rasa emosi nya, daripada ia luapkan.. mungkin akan lebih rumit.
***
Cia dan Raka telah tiba kesuatu tempat di perbukitan yang menempuh waktu cukup lama.
"R-raka?" Tanya Cia sedikit bingung. Mata Cia melihat kagum ke sekeliling yang penuh dengan pemandangan kota malam hari. Pemandangan yang ia impikan sejak dulu namun belum sempat terpenuhi.
Raka mengeluarkan kalung bintang yang sangat indah dari dalam tas nya.
"Gue pakein ya?" tawar Raka dengan lembut lalu berjalan ke belakang tubuh Cia.
"Buat apa ih gak usah." Tolak Cia tidak enak hati.
Namun Raka tidak mempedulikannya.
Setelah selesai memakaikan kalung nya, Raka tersenyum tipis melihat wajah Cia, 'Cantik'.
"Lo itu sama kayak bintang. Tau gak kenapa?" tanya Raka.
Cia tertawa geli, "Udah tau gue gombalan murah kayak gitu."
Raka sontak menyentil mulut Cia dengan jarinya, "Mulutnya ya! Ini tuh gombalan bukan sembarang gombalan!"
Cia yang disentil mulutnya bukannya marah, melainkan tertawa. Tawa nya yang membuat Raka tersenyum, tawa nya yang membuat dunia Raka terasa ada, dan tawa nya yang sangat candu didengar.
***
"Hanya dia. Walaupun ada yang sama seperti dia. Aku hanya ingin dia. Seutuhnya. Sepenuhnya. Selamanya."
***
Gimanaa dengan prolog nya??
Kalau kalian sukaa, likee dan share jugaa ke teman teman kalian yaww!
Jangn lupaa followw jugaaa okeeyy
See u guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
RACIA
Teen FictionRaka, remaja muda dengan paras tampan dan memiliki segalanya tapi ia belum menemui tempat ternyaman nya saat ia ingin pulang, belum ada yang bisa mengerti cerita yang ia ceritakan, disaat orang orang menemukan kebahagiaan nya. Raka belum merasakan...