Sebagian di publish ulang!!
ʟᴇᴀᴅᴇʀ ʙᴜᴋᴀɴ ꜱᴇᴍʙᴀʀᴀɴɢ ʟᴇᴀᴅᴇʀ!
Ketika ketua geng terkenal akan menjadi seorang ayah!!
Bagaimana jika seorang Sagaragas Altair Galaksa, leader ASTEROID GANG- cowok berperawakan tinggi, hidung mancung, alis tebal, dan mat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"LEPASIN GUE," teriakan itu kembali mengusik Atlas, lampu motornya menyoroti dua orang laki-laki yang sedang menahan seorang gadis—yang tengah memegang sebuah kantung kresek berwarna putih.
Atlas menepikan motornya, lalu turun dari motornya, ia berjalan mendekati mereka.
"Ngapain Lo?" Pertanyaan yang keluar dari bibir Atlas membuat ketiganya menatap kearah laki-laki itu.
"Jangan ikut campur Lo," sergah laki-laki berpenampilan seperti preman. Atlas memasukkan kedua tangannya di saku jaketnya, ia menatap kedua laki-laki itu dengan tatapan menilai.
"Not bad," kekeh Atlas.
"Tolongin gue pliss," gadis itu memohon pada Atlas, laki-laki itu terdiam sejenak seperti mengenali suara gadis didepan sana.
"Senja?" Tanya Atlas memastikan bahwa pendengarannya tidak salah. Senja yang mendengar namanya disebut lalu mengenyitkan dahinya.
"Bacot bener lo, mending Lo pergi deh sebelum kita habisin Lo sekarang juga," sahut laki-laki yang satunya.
Atlas dengan malas, lalu melangkah maju. Laki-laki itu mengeluarkan kedua tangannya dari saku jaketnya.
"Sebenarnya gue males berantem, tapi—"
Bughhh.. Bughhh...
Atlas menggantungkan ucapannya, ia langsung menghadiahi mereka sebuah pukulan tepat diwajah pada mereka. Kedua preman itu mundur beberapa langkah, akibat pukulan Atlas.
"Sialan," preman itu mengumpat saat akan menyerang balik. Tiba-tiba Atlas bersuara membuat kedua preman itu terdiam kaku.
"Atlas," panggil Senja ketika tau siapa orang yang telah menolongnya.
"Sialan! Itu Atlas," bisik preman itu pada temannya. Siapa yang tak tau Atlas, laki-laki itu terkenal dengan sebutan anak gantengnya komplek lestari indah dan juga merupakan inti dari geng motor yang sangat mereka hindari, yaitu asteroid, berhadapan dengan mereka sama saja mencari mati.
"Mati kita—kabur cepet!" Seru salah satu preman itu, dan dengan cepat mereka berlari menjauh. Atlas dan Senja menatap kedua preman itu yang sedang berlari terbirit-birit.
"Ngapain lo disini?" Tanya Atlas pada Senja, yang merupakan teman sekolahnya sekaligus tetangga komplek Atlas, rumah mereka hanya dipisahkan oleh tiga rumah.