Sebagian di publish ulang!!
ʟᴇᴀᴅᴇʀ ʙᴜᴋᴀɴ ꜱᴇᴍʙᴀʀᴀɴɢ ʟᴇᴀᴅᴇʀ!
Ketika ketua geng terkenal akan menjadi seorang ayah!!
Bagaimana jika seorang Sagaragas Altair Galaksa, leader ASTEROID GANG- cowok berperawakan tinggi, hidung mancung, alis tebal, dan mat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil Raisa memasuki sebuah rumah minimalis, ia memarkirkan mobilnya disana lalu keluar dari alam mobil, Raisa menatap tiga motor sport yang terparkir disana, gadis itu mengedikkan bahunya acuh lalu berjalan memasuki rumah itu.
Terdengar beberapa orang laki-laki sedang berbincang diruang tengah, mereka adalah Arga, Bara, dan Regan, Raisa menghampiri ketiga laki-laki itu.
"Widih, Raisa," ucap Bara, dua temannya yang lain lalu menoleh. Raisa nampak tak memperdulikan mereka, ia duduk di single sofa.
"Tumben baru keliatan," ujar Arga dengan wajah tak berdosa.
"Goblok," celetuk Raisa.
Arga yang mendengar kata-kata Raisa lantas melotot, ia menggelengkan kepalanya. "L... Lo maksud Lo apa bilangin gue goblok, Lo mau gue pukul," Arga menatap Raisa seraya memperlihatkan kepalan tangannya pada gadis itu.
"Emang bener sih Lo goblok, ya jelas baru keliatan oon Lo tinggal dimana Raisa tinggal dimana," sahut Regan, laki-laki itu memutar kedua bola matanya dengan malas.
Ketika laki-laki itu memang baru saja tiba di Jakarta, setelah perjalanan dari Yogyakarta. Mereka sengaja datang kesini dengan alibi rindu pada Raisa dan ingin bertemu, yah diakui mereka terakhir bertemu dua tahun yang lalu, selebihnya hanya video call. Dan ketiga laki-laki itu adalah teman sekolah Raisa dulu di Yogyakarta.
"Pinter," kata Raisa, ia masih mengenakan pakaian sekolah.
"Bi Ani?" Tanya Raisa pada ketiga laki-laki itu.
"Keluar tadi sama anaknya," jawab Bara, Raisa hanya ber'oh ria menanggapinya. Bi Ani adalah mantan art keluarga Regan, namun dua tahun lalu sudah tidak bekerja lagi, ia pulang ke Jakarta dan rumah yang mereka pinjaki sekarang adalah rumah Bi Ani.
"Ra," panggil Arga, Raisa yang tengah melamun lalu mengalihkan pandangannya pada Arga.
"Why?" Tanyanya.
"Gimana wasiat Vano waktu itu," ucapaj Arga membuat Raisa langsung mengatupkan bibirnya.
"Berat," balas Raisa.
"Kita tau Ra ini bakalan berat, cuman nggk mungkin kita bubar Ra. Vano nggk akan suka," sambung Bara.
"Regan aja," tutur Raisa. Mengapa pula teman-temannya membahas hal ini, bahkan ia telah melupakannya.
Regan yang namanya disebut lalu mengenyitkan dahinya, ia menggeleng. "Yang Vano inginkan itu lo bukan gue," cetus.
"But I can't, gue nggak cocok," ucap Raisa dengan nada yang terdengar serius.