Bab 16

13.2K 611 8
                                    

————————————————————


Entah kenapa hari ini Nata merasa sangat lelah dan kepalanya terasa pusing sepanjang hari, namun ia mengabaikan rasa itu dan lebih memilih untuk duduk menyendiri di tepi pantai, mengobati sakitnya dengan menikmati nyanyian ombak bertabur pasir butih. Sejenak perasaannya terasa lebih baik, tapi rasa sakit itu kembali menyerang saat ia tengah memasak di dapur untuk makan malam. Karena tubuhnya terasa lelah jadi ia hanya memasak sesuatu yang mudah dan cepat saji, ia hampir saja mengiris tangannya saat memotong bawang karena kurang konsentrasi. Saat masakannya sudah selesai, ia segera menyusunnya di atas meja makan, namun ketika membawa piring terakhir, ia merasa tubuhnya menjadi lembek seperti jeli, dan kakinya seperti tak mampu menopang berat tubuhnya lagi, pandangannya mulai berkunang-kunang, tiba-tiba semuanya menjadi gelap

"Nata!"

Rasta terkejut saat tubuh Nata terjatuh ke lantai, ia setengah berlari ke arah Nata dan meletakkan semua berkas yang ada ditangannya ke atas meja makan, kemudian segera membopong Nata ke atas sofa di ruang tv. Rasta menepuk-nepuk wajah Nata, memanggilnya namun tak kunjung ada jawaban lalu ia meraih ponsel dari balik kantong celananya dan segera menekan tombol, memanggil seseorang

"Bagaimana keadaannya Fir?" Rasta bertanya dengan cemas, ia melirik Nata yang terbaring di atas tempat tidur mereka, masih terlelap

"Sepertinya ia sangat kelelahan karena terlalu banyak bekerja, dan juga terlambat makan. Apa kau tidak mengontrol istrimu? Jangan biarkan dia bekerja terlalu keras itu bisa membahayakan kesehatan bayi yang dikandungnya"

"Apa? Kau bilang apa? bayi?"

"Iya, bayi... istrimu hamil, aku perkirakan sekarang sudah masuk minggu ke 6"

Rasta membeku "Apa kau serius Firman? Kau tidak mengada-ada kan?" tanya-nya lagi tak percaya, ia berusaha menahan amarah, dan menjaga ekspresi wajahnya. Bagaimana mungkin? Bayi? Ah sial! Menyebutnya saja sudah menyulut amarahnya

"Apa kau tidak tahu istrimu sedang hamil?" Tanya dr.Firman, Rasta menggeleng lemah "Aku sarankan kau benar-benar menjaga kesehatan istri dan bayimu, di trimester pertama ini memang agak sedikit rentan, jangan sampai dia stress ataupun terlalu lelah, asupan makannya juga dijaga, sepertinya dia makan tidak teratur, dan juga jangan dibiarkan bekerja terlalu berat. Ini resep vitamin yang diperlukan, kau bisa menebusnya di apotik... oh iya, selamat Rasta kau akan menjadi ayah" senyumnya pada Rasta

Rasta hanya mengangguk kaku dan menunjukkan wajah tanpa ekspresinya ketika mendengar saran itu, ia masih terkejut dengan semua yang terjadi. Sampai dokter itu pulang ia juga belum membuka suaranya, hanya menatap lama Nata yang masih terbaring di atas ranjang

'apa yang harus aku lakukan sekarang? Damn it!'

***

Nata terbangun saat matahari mulai meninggi, ia tak sadar sudah tertidur hingga pagi. Melirik sekelilingnya, ia terkejut saat tahu dirinya sudah berada di atas ranjang kamarnya. Ia merasa kemarin malam sedang menyiapkan makanan di atas meja, bagaimana bisa berakhir di sini? Apa mungkin Rasta yang menggendongnya? Di lihatnya sisi kanan tempat tidur, kosong, Rasta tidak ada

"Kemana dia?" gumamnya lalu Nata melirik jam di samping tempat tidurnya, masih pukul 8.35 "Apa sudah berangkat ke kantor?"

Nata menghela nafas sejenak, lalu melirik ke pakaian yang ia pakai, "apa yang terjadi padaku sebenarnya? Kenapa harus pingsan segala? Ah, merepotkan saja kau Nata" gumamnya kecil, ia mengusap kedua matanya yang masih terasa berat, lalu memegang keningnya "tidak panas... oh ya ampun! Makanannya? Bagaimana ini?!"

The Dark HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang