Chapter 5

2K 136 3
                                    

"Tidur dimana ya, gue sekarang?"

Namun tiba-tiba, sebuah mobil menghantam mobil Hani juga.

Dan terjadilah kecelakaan.

Kecelakaan beruntun, salah satu korban nya Hani.

Sesegera mungkin korban kecelakaan beruntun itu dibawa ke rumah sakit Bulan.

Hani udah ga sadarkan diri, dan darah pun mengucur dari dahi nya.

Sampai di rumah sakit, semua korban langsung ditangani oleh para dokter.

Pihak rumah sakit sudah menghubungi nomor yang terakhir kali dihubungi oleh Hani.

Tapi ga diangkat, ngenes amat.

"Pasien mengalami pendarahan, golongan darah nya AB."

"Maaf dok, persediaan darah AB habis."

Dokter itu menghela nafas bingung.

Keluar dari ruangan pasien dokter itu disambut oleh seorang anak laki-laki manis.

"Ayah." Siapa lagi kalo bukan Ezra.

Dokter itu baru mengingat sesuatu, pasal nya golongan darah anak nya itu AB.

"Eh nak, kebetulan ada pasien golongan darah nya sama kaya kamu, pasien kekurangan darah, kamu mau donorin?" kata dokter itu yang diketahui ayah nya Ezra.

"Emm, boleh. Tapi ga sakit kan?"

"Ngga, cuman kaya digigit semut."

Akhirnya Ezra donorin darah nya buat Hani. Kebetulan yang emang kebetulan.

"Ayah boong, kata nya ga sakit."

"Emang ga sakit. Kaya digigit semut, kan?"

Ezra memutarkan bola mata nya malas.

Flashback

"Kalo ayah?"

"Ayah juga masih di rumah sakit, kata nya ada korban kecelakaan beruntun."

Ezra menganggukkan kepala nya sambil berkata, "Oh."

"Gimana kalo kita kerumah sakit aja kak?"

"Tapi kakak males."

"Yaudah aku aja sendiri. Boleh, ya?"

"Yaudah iya."

"Yah, pasiennya cewe atau cowo?" tanya Ezra penasaran.

"Cewe," jawab ayah nya.

Ezra hanya mengangguk-nganggukan kepala nya.

"Ayah, mau liat Pasien nya boleh?"

"Boleh, tapi jangan diapa-apain."

"Kaya Ezra monster aja."

Ezra pun masuk ke ruang rawat Hani. Betapa terkejutnya ia saat tahu bahwa pasien nya Hani.

Wah, kebetulan nya kaya disengaja. Aneh.

"Loh? ini mah Hani?" Ezra kembali memastikan bahwa itu adalah Hani.

"Kamu kenal?" tanya ayah nya.

"Kenal. Temen sekolah, Yah,"

"Bagus dong. Kamu kenal sama keluarganya?" tanya ayah nya lagi dan lagi.

"Ngga, lah. Orang baru kenal."

Ayah Ezra hanya ber-oh ria.

"Ezra, kamu pulang aja. Ayah ga akan pulang." suruh ayah nya itu.

"Iya, Yah. Yaudah, Ezra pulang dulu." pamit Ezra, tak lupa salam terlebih dahulu.

"Hati-hati dijalan."

"Iya, Yah. Perjalanan membawaku~~," Ezra malah nyanyi.

Sesampainya di rumah, Ezra langsung mandi. Terus ngerjain pr.

Azla gatau kemana, ngilang.

"Aduh-aduh, kok sakit perut." Ezra pegangin perutnya. Bingung, kok tiba-tiba sakit.

Ezra baru inget sesuatu. Ia langsung cari sesuatu dimeja belajar nya.

Sesudah ia dapat, lalu dimakan.

"EZRA KU SAYANG, MAKAN, YOK. KAKAK BARU BELI MAKANAN," teriak Azla dari bawah yang bikin kuping Ezra jadi agak-agak.

Ga pake lama, Ezra turun. Disana terlihat ada telor gulung, cimol, batagor, siomay, cilor.

"Buset kak, banyak amat." Gimana ga kaget. Makanan nya banyak banget.

"Biyasalah, baru dapet duit dari pacar. Lumayan." Azla sombong. Padahal pacar nya banyak.

Ckck, sasimo.

"Kasian sama pacar kakak, pasti tertekan."

"Diam kamu, bocil."

"Duit nya dari pacar kakak yang mana nih?" tanya Ezra dengan muka tengil nya.

"Kaya pacar kakak banyak aja."

"Lah? Emang banyak. Bukti nya punya empat," mata Ezra sambil mengacungkan 4 jari nya.

"Sedikit itu, yang banyak 100 atau 200 lah."

"Saran aja, mending kakak tobat deh. Sebelum ajal menjemput." Bercanda, tapi berhasil bikin Azla kesel.

"Sialan kamu. Udah bocil gausah banyak bicara."

"Nyenyenyenye." Ezra tetap meledek sang kakak.

"Bocil gausah sok keras."

"Apasih, malah jadi debat. Malesin." Ezra paling males sama perdebatan. Ia akan memilih diam dari pada harus debat. Apalagi topik nya tak bermutu.

Azla hanya memutar bola mata nya malas.

Mereka berdua akhirnya makan jajanan itu sambil diem-dieman.

"Eh kakak udah tau belum, tadi Ezra donorin darah buat pasien nya ayah," ucap Ezra sombong sambil menaikturunkan alis nya.

"Ternyata masih punya simpati kamu." Azla membalas perkataan Ezra ga niat.

"Dah lah." Ezra bawa makanannya ke kamar nya. Betmut dia.

Dari pada tambah betmut, Ezra lebih milih dengerin musik full volume biar kakak nya juga keberisikan sama dia.

Kamar Ezra sama Azka sebelahan.

Berlangsung 10 menit, Azla berteriak didepan pintu kamar Ezra.

"LO KALO MAU DENGERIN MUSIK YANG GEDE PAKE EARPHONE AJA, BANGSAT. GAUSAH NGEBERISIKIN ORANG." Azla emosi. Kesabaran nya tipis banget kaya dompet mantan nya.

"SIAPA SURUH MULAI DULUAN." Ezra juga gamau kalah.

Musik nya keras banget itu, dia pake speaker yang difull-in volume nya.

Ezra tersenyum puas denger kakak nya marah.

Adek biadap emang.




















Jangan lupa klik vote nya.
Maaf kalo ada penulisan yang kurang tepat.

Makasiihh ʕっ•ᴥ•ʔっ❤️

Mine [GxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang