Chapter 1

3.4K 193 0
                                    

Haii makasih udah baca ceritanya, jangan lupa klik vote ya (◍•ᴗ•◍)





"Rahani Putri Liksa."

"Hadir Bu."

"Ya ampun, tugas kamu banyak sekali yang kosong, ibu tidak mau tau, Senin harus sudah terselesaikan semua."

Rahani Putri Liksa
Itu lah nama nya. Sebut aja Hani/Liksa. Cewek dengan tinggi 172 ini akan berusia 17 tahun di bulan November nanti.

"Iya Bu, saya akan selesaikan Senin," ucap nya malas, seperti yang sudah diketahui banyak orang, Rahani cukup nakal.

Rambut nya sepundak, lebih dikit, poni depan nya aga kepanjangan yang membuatnya memiliki kesan menyeramkan, dan keren mungkin (?)

Kring kring

Bel istirahat telah berbunyi, semua siswa pun beramai-ramai pergi ke kantin.

"Duh males banget, di kantin banyak orang, tapi laper...,'

"Ngantin aja lah." Hani pun pergi ke kantin.

Selang waktu 5 menit, Hani sudah sampai di kantin.

Dan benar saja, keadaan kantin sangat lah ramai. Mau gimana lagi, Hani pun ikut mengantri bersama siswa yang lainnya.

"Bu soto ayam dua," pesan Hani, ia sengaja memesan 2 porsi karena hanya 1 porsi saja tidak cukup puas menurut nya.

"20.000 ya neng," ucap ibu Kantin sembari memberikan 2 porsi soto kepada Hani.

"Siap Bu, makasih," pamit Hani ketika sudah memberikan uang nya dan mengambil makanannya.

Hani duduk dimeja paling belakang, dimana meja itu jarang ditempati orang-orang.

Jujur saja, berada dikeadaan ramai sangat lah melelahkan bagi Hani.

"Si Lalang kemana ya, ga nongol aja tuh bocah dari pagi," ucap nya sambil menuangkan sesendok sambel.

"Bodo ah,"ucap nya tak peduli.

"Ekhem, oh ini yang kata nya nge-dukung tapi malah nikung."

"Anjir," batin Hani.

Hani menoleh ke sebelah kanan, dimana ada seorang perempuan dengan muka menor dan lengan baju nya dilipat.

"Maksud lo?"

"Gausah sok gatau lo, gara-gara lo Lalang jadi gini," ucap nya dengan tersenyum miring.

"Dari pada lo bacot ga jelas disini, mending lo pergi, ganggu waktu makan aja anjing." Oke, Hani cukup emosi dengan lawan bicara nya.

Lagi pula ia tak tahu Lalang kenapa.

Cewek itu hanya memutarkan bola mata nya dan pergi meninggalkan Hani.

"Ga jelas," ucap Hani menggelengkan kepalanya.

Hani lanjut makan soto ayam nya sampai habis.

Kring kring

"Udah bunyi aja bel." Hani berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju kelas nya berada

XI IPS 3

Hani membulatkan matanya ketika dia ingat bahwa sekarang adalah pelajaran bahasa Inggris.

Guru bahasa Inggris adalah salah satu guru yang paling Hani hindari. Kenapa? Karena guru Inggris atau bisa di sebut Bu Dila sangat tidak suka siswa yang berpenampilan berantakan.

"Sialan, rambut gue, plis gue gamau rambut gue dipotong."

Akhirnya Hani pun pergi ke kamar mandi dan memberikan sedikit air diponi nya.

Ia sebenarnya membawa jepit rambut, tapi hanya satu.

Mau tidak mau Hani harus mencari cara lain agar rambut nya terlihat rapi.

"Kan kalo kena aer jadi tipis, gini udah rapi kali ya?"

"Ahh."

"Buset, siapa yang nge-desah," bingung Hani, ia menyidik-nyidik satu persatu ruangan kamar mandi, namun hasilnya nihil. Tidak ada suara apapun dari kamar mandi perempuan.

"NggHh."

"Apa ini suara desahan laki-laki? Yang bener aja...,"

Hani tak percaya suara desahan itu milik seorang laki-laki.

"Bodo ah, palingan lagi coli."

Hani tak menghiraukan suara desahan yang ia dengar. Hani berjalan dengan santai menuju kelas nya.

Untung saja Bu Dila belum masuk kelas, Hani menghembuskan napas nya lega.

"Oh gitu ya kelakuan nya."

"Gue sih udah ga kaget ya."

"Miris banget, pertemanan jaman sekarang main nya tikung tikungan."

"Gila sih bro, gua kasian sama temennya."

"Ni orang-orang lagi pada bahas apaan, heboh bener," batin Hani.

Hani membuka handphone nya lalu mengecek grup angkatan yang sudah ada 300+ chat yang ia belum baca.

Hani membaca isi grup itu dengan teliti, dan waw.

Lalang mengirim chat yang membuat image Hani menjadi lebih buruk.

"Bangke, si Lalang apa-apaan, gue ga pernah jalan sama Andri anjing," Hani kembali bergelut dengan diri nya sendiri.

"Aneh, dasar idiot." Hani meletakan hp nya diatas meja. Ia tak menghiraukan anggapan buruk teman-temannya.

Pantas saja, dari pagi tidak ada yang mau menyapa nya. Rupanya Lalang dalang nya.

Kalian tahu, Lalang mengirimkan foto diri nya dengan mata yang sembab.

Dilengkapi dengan chat :
"Guys, hari ini gue ga akan sekolah, gue sakit, kemarin gue liat Hani sama Andri lagi jalan berdua. Jujur gue ga nyangka temen deket gue bersikap kaya gini dibelakang gue."

Begitu lah isi chat nya. Andri adalah orang yang sangat disukai oleh Lalang.

Ya, untung nya Hani orang nya bodo amatan. Ia tak mau memperpanjang masalah ini.

Biarkan saja, nanti juga masalah nya mereda dan hilang.

Akhirnya Bu Dila masuk kelas, dan pembelajaran pun dimulai.





September sudah berlalu, makasih buat 30 hari nya September (◠‿・)

2022. 10.01

Mine [GxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang