Chapter 22

676 29 5
                                    

2 hari berlalu setelah kejadian Ezra meninggal kan rumah nya.

Ezra keluar kelas karena bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Barang-barang yang ada di rumah biarin aja, Ezra males ngambil+hubungin Azla.

Tapi pas Ezra lagi jalan ada cewe yang nabrak dia.

"Eh eh, sori sori, ga sengaja," kata cewe itu.

"Oh iya, gapa-" kata-kata Ezra terputus.

"Bulan?"

"Lah Ezra?" tanya cewe itu yang bernama Bulan, alias calon jodoh Ezra.

"Lo ngapain disini?" tanya Bulan bingung.

"Yang ada gue yang nanya. Lo ngapain disini?"

"Gue?" Bulan menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan, setan di belakang lo," jawab Ezra kesal.

"Santai, gue murid pindahan sih, baru pindah tadi pagi," kata Bulan santai.

"Gue juga gatau, tiba-tiba disuruh bokap pindah ke sini. Kata nya disini banyak yang alumni nya keterima SN dikedokteran," jelas Bulan. Ezra hanya manggut-manggut.

"Sebenernya gue ga mau masuk kedokteran sih, lagian gue juga IPS, tch."

Ezra diem aja.

"Lo ngapa diem aja dah? Ngomong kek elah, berasa ngomong sama setan ini mah," Bulan menyilang kan tangan nya.

Dan Ezra lagi-lagi masih terdiam.

"Au ah, males." Bulan pergi meninggalkan Ezra yang masih mamatung.

"Tunggu." Ezra memegang tangan Bulan, menghentikan langkah gadis itu.

"Apa?"

"Gue mau ngomong sebentar, tapi jangan disini. Di kafe deket sini aja," ajak Ezra.

Bulan berpikir sebentar. "Gue males sih sebenernya, tapi oke lah."

Sesampainya di kafe deket sekolah.

"Lo mau ngomong apaan?" Bulan memulai pembicaraan.

"Gatau sih," jawab Ezra bingung.

"Bego," kesal Bulan.

"Kalo kita gagalin rencana perjodohan nya gimana?" Ezra bicara serius.

Bulan membulatkan matanya. "Tolol, gue gamau! Gue bisa mati bangsat."

"Santai, gue tau lo gamau dijodohin juga. Jadi ya kita harus bisa gagalin?"

"Iya juga sih, tapi gini ya Ezra, gue jalasin." Bulan menegapkan tubuhnya.

"Pertama, gue udah punya pacar."

"Gue juga," putus Ezra.

"Gue belum selesai ngomong tolol!"

"Dengerin. Kedua, bonyok gue dokter, kakek nenek, pokok nya keturunan dokter. Ketiga, mereka menerapkan sistem perjodohan. Ke empat, mau gimana lagi, gue juga harus mau, karena sistem perjodohan di keluarga gue udah berjalan dari lama banget."

"Kelima, kalo gue nekat buat nolak perjodohan, gue bisa k.o alias mati, karena mereka ga butuhin orang yang ga satu profesi yaitu jadi dokter. Atau gue diusir dari rumah dan ga dibiayai hidup. Gue ga bisa, soalnya gue ga punya duit banyak."

Penjelasan panjang dari Bulan membuat Ezra sedikit kaget. "Ngerti lo sekarang?" tanya Bulan.

"Iya," jawab Ezra.

"Nah, menurut lo, sekarang kita harus gimana? Kalo dengan cara bujuk mereka, itu pasti gagal. Karena mau kita sujud sembah di gunung pun mereka ga akan dengerin kita," kata Bulan lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mine [GxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang