Chapter 7

1.5K 138 2
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, Hani pun boleh pulang dari rumah sakit.

Hani pergi ke apartemen nya, yang suka ia tempati ketika kabur dari rumah.

Barang-barang yang ada di lokasi kejadian sudah di kembalikan lagi.

"Cape banget anjir, pulang dari rumah sakit kagak ada yang ngurus. Anjing emang."

Hani merebahkan diri nya dikasur.

"Oanjing, gue baru inget. Hp gue rusak, bangsat." Hani kembali mendudukkan dirinya.

"Ah ga asik." Hani memilih untuk tiduran kembali, dan 5 menit kemudian ia sudah berada di alam mimpi.

Ckck, kebo.




Kayla menatap ponsel nya kesal.

Kayla sudah chat beberapa kali ke Michael, tapi pria itu tak kunjung membalas chat Kayla.

"Kenapa Michael ga bales-bales sih." Kayla melemparkan ponsel nya ke kasur.

Kayla pergi mandi. Setelah mandi, Kayla memakai rok yang sangat pendek, dan baju yang menampakan perut nya.

Mantap, udah kaya emak nya aje.

Kayla memakai make up sangat tebal, se tebal lapisan-lapisan cintaku padanya.

Garing.

Dirasa sudah sangat sempurna, Kayla pergi dengan supir pribadinya menggunakan mobil.

Didalam mobil, Kayla tersenyum tipis.

Sudah sampai tujuan, kini Kayla berada didepan hotel bintang 100.

Kayla memasuki hotel tersebut, lalu berjalan menuju kamar 206.

"Oke, Kayla. Lo harus tenang." Kayla mengatur napas nya, sebelum ia memasuki kamar tersebut.

Kayla mengetuk pintu, dan pintu pun dibuka oleh seseorang.

Seorang pria.

🤨🤨🤨🤨🤨

Kayla tersenyum licik, kemudian Kayla mendorong pria itu masuk. Menutup pintunya kembali.

Tanpa basa-basi, Kayla melancarkan rencana nya.

Kayla mendorong pria itu dan mendudukkan nya disofa.

Kayla duduk dipangkuan pria itu.

"Michael," panggil Kayla.

Ya, pria itu adalah Michael.

Mata Michael sudah terlihat nafsu.

Tanpa menunggu lama, Michael mencium bibir Kayla.

Ciuman itu semakin lama semakin panas.

Michael menggendong tubuh Kayla menuju kamar nya, tubuh Kayla dilempar ke kasur.

Michael membuka baju nya, dan naik ke atas kasur. Lalu melanjutkan ciuman nya.

Setelah nya, ya gitu. Mereka nganu.




Hani baru pulang dari toko hp. Setelah ia bangun dari tidur, ia langsung membeli hp.

"Anjay, hp baru," kata Hani, muka nya terlihat sangat bangga.

"Si anjir. Gue lupa minta nomor Ezra." Raut wajah Hani seketika berubah menjadi sedih.

"Besok aja deh di sekolah."

Sekalian beli hp, Hani juga beli makanan.

Nasi sama ayam.

Hani beli di warteg, biar hemat katanya.

Hani makan makanan yang tadi ia beli dengan nikmat.





Besok hari nya, Hani pergi sekolah dengan perasaan sangat senang. Walaupun orang-orang disekitar nya lagi sibuk ghibahin dirinya.

Diparkiran, Hani ketemu Ezra lagi sama Azla.

Hani nyamperin Ezra dan kakak nya.

"Hani? Kok lo sekolah?" tanya Ezra bingung.

"Masa gue harus izin terus."

Sedangkan Azla yang merasa dikacangin masuk kedalam obrolan.

"Oy, ntar pulang ketemuan yuk. Di kafe deket sini," kata Azla ke Hani.

"Ezra juga ikut?"

"Ngga, cuman kita berdua," ucap Azla tegas.

Hani hanya menganggukan kepala nya dan mengangkat jari jempol nya.

"Yaudah, kakak pulang."

Azla pun pulang dengan menggunakan motor nya.

"Yuk masuk kelas." Hani merangkul Ezra, dan Ezra pun kaget+bingung.

Hani dan Ezra berjalan dengan disambut tatapan-tatapan aneh dari penghuni sekolah.

"Hani, lo bisa lepasin tangan lo ga? Kita diliatin orang-orang," ucap Ezra tak nyaman.

"Oh, iya. Lo pasti ga nyaman, kan? Sorry ya."

Ezra hanya membalas dengan senyuman.

"Nah ini kelas 11 IPA 2. Kelas lo, kan?" tanya Hani memastikan.

Ezra mengangguk.

"Udah, masuk sana," ucap Hani sambil mengusak pucuk kepala Ezra.

Ezra tersenyum dan masuk kedalam kelas.

Muka full merah.

Hani juga tersenyum, ia melambaikan tangan nya saat melihat Ezra yang juga tengah menatap dirinya.

Hani berjalan menuju kelas, sesampainya dikelas langsung--

Plakk

Hani terkejut dengan sebuah tamparan yang mendarat kepipinya.

Pelaku nya tentu saja Lalang.

"17 tahun gue hidup, gue baru nemuin orang se keji lo. Lo ga pantes hidup, mati aja lo sana." Lalang sudah menangis, dan terlihat sangat frustasi.

Hani masih mencoba sadar, "Tolong kasih tau gue, salah gue dimana?" Hani masih bingung dengan permasalahan Lalang ini.

Udah kaya sinetron.

"Lo gausah sok suci, masih gamau ngakuin kesalahan?" ucap Matahari.

Oke, kesabaran Hani habis, "Ya gue emang gatau, bangsat. Gue dateng-dateng kesini tiba-tiba ditampar. Lo kalo jadi gue enak ga? Dituduh atas perlakuan yang ga kita lakuin?"

Lalang semakin menangis histeris.

"LO GATAU RASA NYA JADI GUE. ANDRI ORANG YANG GUE SUKA, TAPI MALAH LO REBUT. GUE CUMAN PUNYA ANDRI," Lalang berteriak membuat seseorang yang lewat jadi ikutan nonton.

"LALANG. STOP BIKIN DRAMA. LO KALO GA BISA DAPETIN ANDRI, YAUDAH ANJING, USAHA. BUKANNYA MALAH NUDUH-NUDUH ORANG."

"Gausah salahin gue. Gue ga telibat apapun dalam hubungan kalian," lanjut Hani.

Setelah mengatakan itu, Hani pun pergi keluar gerbang, dan pulang ke apartemen nya.

Bikin capek aja lo, Lalang.





MAKAASSIIIHH BUAT 1.000 PEMBACA NYA.

Ga kerasa udah 1.000 pembaca.

Jujur kaget+seneng banget. Ga nyangka aja gitu.

Lope-lope buat kalian semua ლ⁠(⁠´⁠ ⁠❥⁠ ⁠'⁠ლ⁠)

Maaf ya kalo update nya lama. Soalnya alur nya ga kepikiran, ditambah lagi tugas sekolah banyak.

Chapter 7 sampe sini aja dulu, sampe ketemu lagi di chapter 8.

Jangan lupa votmen nya, ok? (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Mine [GxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang