BMGB 3. Keributan Jadi Masalah

44.9K 2.6K 50
                                    

"Sudah-sudah, katanya mau kasih tahu tentang mereka.” Aisyah sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Mereka siapa?" tanya Cici mengernyitkan dahi bingung.

"Ya mereka, tadi yang habis diteriaki para cewek-cewek."

"Ou kakak cogan-cogan itu." Cici menyondongkan badan ke depan, jari menunjuk ke arah para lelaki yang dimaksud Aisyah. "Itu yang berdiri namanya Kak Arvaz Laurelio Benjamin. Anggota geng sekaligus sahabat Kak Kevin. Anaknya humoris, tampangnya nggak ganteng-ganteng amat tapi manis."

"Terus itu yang pakai kardigan cokelat, namanya Kak Arvind Alden Jourell. Anggota geng sekaligus sahabat Kak Kevin juga. Si buaya kelas kakap, suka tebar pesona nggak jelas.

"Nah Itu yang pakai kemeja biru namanya Kak Darren Adhitama Mahendra. Wakil ketua geng sekaligus sahabat Kak Kevin juga. Sikapnya hampir sama kayak Kak Kevin cuma lebih dewasa. Anaknya ganteng, cuek, dinginnya melebihi Kak Kevin."

"Nah terakhir yang pakai kacamata hitam itu, namanya Kak Kevin Mahardika Putra. Ketua geng motor yang paling ditakuti, katanya sih. Anaknya paling tampan di antara mereka, tapi Kak Darren nggak kalah tampan juga. Jadi, hati-hati lo sama mereka apalagi sama leadernya. Jangan sampai deh  berurusan sama dia."

"Itu yang gue sebutkan cuma sahabat-sahabatnya, kalau anggotanya masih banyak lagi. Gue nggak bisa menyebutkan satu-satu."

"Nama gengnya apa?" tanya Aisyah mulai penasaran tentang mereka.

"Nama gengnya The Boy, paling ditakuti di Madiun.”

"Hah, gimana-gimana, The Boy? Nggak salah itu? Katanya geng motor paling ditakuti. Tapi nama gengnya aja nggak ada seram-seramnya sama sekali," ledek Aisyah langsung ketawa puas. Di telinga Aisyah itu terdengar sangat lucu, kelihatan saja tampang-tampang sok garang. Tapi nama geng motornya tidak seseram orangnya.

Cici dibuat heran sama sahabatnya, kenapa Aisyah malah tertawa. “Parah, nanti kalau salah satu dari mereka dengar. Habis, lo sama mereka, hati-hati."

"Nggak-nggak kalau mereka dengar, kalau pun dengar nggak masalah bagi gue."

"Wahh nggak ada takut-takutnya.” Cici terheran, bisa-bisanya sahabatnya berbicara seperti itu.

"Emang nama gengnya, artinya apa sih?" tanya Aisyah lagi belum puas.

"Kalau yang gue dengar, artinya menggambarkan geng motor yang terdiri dari laki-laki tampan.”

"Serius artinya itu? Pfttt.. bwhahahahaha PD banget mereka merasa paling tampan.” Tawa Aisyah semakin pecah setelah mendengar arti dari nama gengnya. Kenapa sangat lucu sekali, ia pikir nama gengnya segarang penampilannya ternyata malah sebaliknya. Kesannya seperti kumpulan para laki-laki alay, sok kegantengan.

"Tapi Syah, mereka memang ganteng-ganteng. Apalagi Kak Kevin sama Kak Darren, arghh! nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata," balas Cici memandangi kumpulan anak The Boy dengan kagum.

"Eh, tapi kok lo tahu tentang mereka sih? Kita ‘kan di sini masih terbilang mahasiswa baru," tanya Aisyah badan sedikit mencondong ke depan, ia heran saja dengan sahabatnya, bisa sedetail itu tahunya.

"Ya tahulah, apa sih yang nggak tahu kalau berbau tampan-tampan," ucap Cici berbangga diri.

“Heleh, tadi aja ngatain cewek-cewek tadi lebay, tapi yang ngomong ikut-ikutan.” Aisyah heran dengan perkataan sahabatnya yang tidak sesuai dengan perkataannya sendiri, waktu mengatakan lebay ke mahasiswa perempuan lain. Seperti menjilat ludah sendiri.

Badboy Milik Gadis Bercadar [Open Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang