CHAPTER 23

836 116 7
                                    

CHAPTER DUA PULUH TIGA

"Beom..." Taehyun menggigit bibirnya sendiri kala membuka mata dan Junghoon yang terbaring bersamanya. Karena ranjang itu mungil, jadi mereka tidur berhimpitan sampai wajah Taehyun berada di leher Junghoon. Beomgyu? Taehyun mengerang karena bibirnya dengan kurang ajar memanggil pria itu. Dia pun bangkit, menyibakkan selimut dan mulai bangkit.

"Hm, apakah ada sesuatu?'

Taehyun menoleh dan menggeleng. "Aku akan mandi." Dia merenggangkan otot lengannya dan mengusap perutnya. Baby pintar. Hari ini nggak mual lagi, ya. Sementara itu, di ranjang sebelah mereka, Bareum masih bergumul dalam selimut. Taehyun meraih jubah mandi, dan melenggang masuk untuk membersihkan diri. Setelah keluar dan mengenakan pakaiannya yang bersih dan wangi, dia mulai memesan layanan kamar karena tidak ingin turun mencari sarapan. Udara lagi dingin-dinginnya, jadi lebih baik tetap di kamar.

Roda-roda kereta besi terdengar hingga Bareum yang semula enggan bangun, langsung saja mengendus udara. Mereka bertiga makan dengan serius, dan Taehyun terus melirik Junghoon kecil. "Kau jadi pulang hari ini?"

"Hm ya." Ia menghabiskan sarapannya lebih cepat dan tersenyum. "Jangan rindu."

Taehyun mendengus, namun tersenyum. Bareum menangkap sinyal-sinyal yang mereka tunjukkan, jadi dia berdeham. "Jadi?" Ia bertanya dengan spontan. Taehyun dan Junghoon bertukar pandang. "Kalian resmi jadi kekasih? Tuan Junghoon, jangan sakiti kakakku, ya. Dia mungkin kelihatan kuat tapi dia cengeng."

"Hei!"

Junghoon balas tertawa. "Tenang saja. Kau bisa percaya padaku."

Taehyun terlihat gusar, kemudian melirik Bareum. "Tahu apa kau soal cinta-cintaan, Anak Kecil?" Ia menyeruput kuah supnya. "Pikirkan saja soal sekolah." Ia mengacak rambut Bareum dengan gemas.

"Yak! Aku ini sudah SMA."

Junghoon suka melihat Taehyun yang terlihat santai dan mudah tersenyum di dekat Bareum. Kakak adik itu sangat akrab sampai Junghoon ingin punya adik sebaik Bareum. Ketika matanya bertemu dengan mata lebar Taehyun, Taehyun mengulas senyuman manis. Aku mau bersamanya. Pikiran itu langsung melesat dan membuat terhenyak. Dia yang aku inginkan. Junghoon menaruh tangannya di atas meja, memberanikan diri untuk menggenggam tangan Taehyun yang agak dingin. "Kau aman bersamaku."

Uh?

Taehyun mengerjap seraya mengusap bibirnya. "Apa?"

"Aku tidak akan menyakitimu seperti yang pria bajingan itu lakukan."

Bareum terbatuk pelan kemudian meneguk minumannya. Bukan rahasia lagi bahwa Beomgyu memang bajingan, dan Bareum makin enggan berkomunikasi dengan Beomgyu setelah tahu kakaknya pergi sejauh ini karena menghindari Beomgyu. Hubungan mereka jelas salah, dan Bareum meski masih muda, dia sudah tahu tidak sebaiknya hubungan itu dilanjutkan. Bareum melihat ke arah Taehyun yang menatap Junghoon dengan serius. "Apakah kalian mau berduaan? Aku sudah selesai dan akan keluar dari sini."

"Um, tidak kok."

Junghoon terkekeh. "Pipimu merah, Tae." Dilihatnya Taehyun menepuk pipinya dengan tangan yang bebas, kemudian dia berubah kikuk dengan mengatakan ini itu. Imut banget sih, batin Junghoon. "Manisnya."

*

*

Di mobil, Doyun diam-diam memperhatikan gerak-gerik Beomgyu. Sejak kemarin Beomgyu bahkan tidak tidur hingga Doyun sempat bersikeras bahwa dia saja yang menyetir karena kondisinya berangsur-angsur membaik, daripada mereka kecelakaan atau hal buruk lain seperti menabrak orang lain, lebih baik dia yang memegang kemudi.

SURROGATE OMEGA | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang