Pesugihan di Pabrik kain

53 2 0
                                    

Tiga hari sudah berlalu, pabrik sudah beroperasi seperti semula kembali, bau anyir masih menyelimuti ruang yang mesin yang kemarin meminta korban. Beberapa karyawan bahkan tak berani mendekati ruang tersebut, meski korban belum meninggal dan koma di rumah sakit namun tetap terasa keras hawa mistis di sekitaran pabrik dan rumah Pak Hendar.

Pagi sekali, Pak Muh membawa enam kardus yang dipercaya berisi uang hasil penjualan. Kardus sebesar aqua gelasan, masing-masing berisi lembaran uang antara 50-100 ribuan. Terdengar lirih suara dari arah pojok depan, dua orang gadis yang masih baru berbisik-bisik tentang keharaman uang dan kekufuran meminta pesugihan.

G-brakkkkkkkk
(Suara tak jauh dari pabrik dan ruang mesin) suara yang mulai akrab di telinga bahwa siapa tak mematuhi Pak Hendar pasti akan celaka. Kebetulan Ning yang koma adalah tetangga masa kecilku, Aku sempat melihatnya membawa uang yang di taruh Pak Hendar di bawah mesin-mesin dan sisi pabrik. Konon uang tersebut adalah tolak bala untuk keselamatan dan kebaikan pabrik dan para karyawan. Entah sangat butuh atau apa, Ning mengambil uang yang tak jauh dari mesin yang mencelakainya.

_____
Semua karyawan keluar pabrik kearah kerumunan didepan pabrik tepatnya di sisi gerbang, nampak seseorang berlumuran darah dibopong dan dipinggirkan. Rupanya kecelakaan baru saja terjadi, sebuah mobil sedan dan seorang ibu-ibu pembawa motor, bahkan anak sang ibu masih menangisi keadaan ibunya. Motor masih menyala dengan lampu sen kekiri padahal tidak ada belokan kearah kiri dan kearah kanan adalah gerbang pabrik.

Pak hendar pun keluar memandang dari arah kejauhan membuat karyawan yang berkumpul membubarkan diri dan kembali masuk kedalam pabrik. Seorang sopir mobil sedan bercerita perihal kejadian naas yang baru dialaminya, Ia melihat si perempuan hendak berbelok kerarah kiri yang membuat si sopir terkejut bukan maen, seketika sok masih melemaskan otot-otot kaki si sopir yang sembari tadi terus mengurut dada sembari membaca istigfar.

Selain karena kecelakaan tadi, rupanya si sopir juga memiliki indra keenam; Ia melihat beberapa orang berkumpul dengan darah menyelimuti tubuh mereka berdiri diantara para karyawan yang tadi sempat membuat kerumunan di depan pabrik, seolah mengetahui sesuatu yang baru terjadi, sopir yang mengaku dari jauh itupun turut melihat perempuan berjubah putih dengan lidah menjulur-julur berdiri di samping Tuan rumah/ pak Hendar.

Seketika ceritanya terpotong selang ambulans datang dan membawa si korban bersama si sopir di iringi polisi pergi kerumah sakit, nampak memucat seluruh karyawan mendengar cerita si sopir tadi, semua tertegun dan membisu, tiada yang mampu berkata-kata, dan tak seperti biasanya. Hari itu aku sendiri-pun turut berkidik manakala mendengar kisah pak Hendar bersama wanita bergaun putih dengan lidah menjulur-julur itu.

Kali ini bukan karyawan yang terkena imbas tumbal pesugihan pabrik kain Pak Hendar melainkan orang kepercayaanya yaitu bi Asih, Ia ditemukan tewas didalam sumur pada pagi hari oleh satpam yang bertugas, sedang pengasuh yang sekamar dengannya justru hilang entah kemana. Satu-satunya saksi kunci, apakah Ia dibunuh atau bunuh diri dan apa motifnya, terlebih keduanya teman sekamar.

Anehnya tak ditemukan apapundi kamar Bi Asih, bahkan tabungan uangpun tiada. Hanya satu hal saja yaitu cairan pekat berada di kasur bi Asih, cairan pekat berwarna kehitaman dengan bau anyir yang menusuk.
Ibu sepuh datang melihat diantara karyawan yang menonton evakuasi bi Asih dari sumur, sedang terlihat Pak Hendar justru nampak lusuh berdiri bersanding dengan kepala kepolisian yang bertugas. Di balik kaca nampak seorang perempuan seolah mencari tau keadaan, Ia mengintip dari jendela. Ku kira adalah putri Pak Hendar, rupanya bukan. Ia justru terlihat di atas lantai dua mengamati keadaan. Aku bertanya pada beberapa karyawan sampai mereka menjawab dengan bahasa jawa " dudu awakmu sing tak luru, rasah kemayu awakmu dudu sing tak luru!.

TUMBAL PESUGIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang