keenam

115 12 0
                                    

TW // severe mental issue, fist fight, violence

.

.

.

.

.

.

.

---

Sementara itu, di kantor...

BUGH!!

"Jangan lo pikir karena gue nggak ada sangkut pautnya sama hubungan lo sama Serin, gue nggak tau lo sebusuk itu!" seru Riel yang kini menghunus tinjunya ke uluhati Radit.

Radit terpental ke belakang dan ditangkap oleh Yael. "Gue nggak tau lo sebusuk itu. Jadi ada baiknya gue sebarin aja semua kebusukan lo ke seluruh kantor. Sekarang, semuanya tahu lo orang yang kayak apa."

"Gara-gara lo Serin menderita," satu lagi tinju diarahkan ke hidung Radit.

"Setelah ini, lo harus angkat kaki dari sini, gue nggak peduli lo kalah atau menang lawan Hazriel, lo harus pergi dari tempat ini, kalo nggak alih-alih lo yang ngelaporin kita, kita yang akan laporin lo atas tuduhan pemerkosaan dan pelecehan seksual!" ancam Yael.

"Gue nggak mau tangan gue jadi ternoda kalau lo terus di tempat ini. Urus pengunduran diri lo, angkat kaki dari tempat ini. Lo nggak pantas ada di sini!" suara Riel menggelegar sampai ke seluruh lantai. "This is Our Territory and You're not invited to join in!" tegas pemuda 172 cm tersebut.

Dengan ini, mereka mengusir Radit dari 'teritori' mereka. Usai baku hantam yang jelas banget dimenangkan oleh Riel dan Yael. Begitu Radit angkat kaki dari lantai mereka, Yael langsung memberi sinyal buat Kaffa untuk mengajak Serin kembali ke kantor.

---

"Dek, kamu udah jalan balik?" Yael bertanya di benda datar yang ditempelkannya di telinganya.

"Belum, kak. Tiba-tiba Serin ngedrop. Aku ga kuat bawa Serin sendirian. Kakak ke cafe yang di sebelah kantor bisa?" Tanya Kaffa dari seberang.

"Loh kenapa?" tanya Yael diiringi tatapan khawatir dari Riel.

"Dia minta ketemu Riel, tapi nggak bisa berdiri. Tadi katanya dia denger suara ribut, terus bekas gigitannya Radit panas banget kak. Sekarang bajunya udah basah sama keringet dingin. Tapi dia minta aku anter mau liat Riel katanya," jawab Kaffa.

Yael menutup bagian bawah ponselnya. "Gue jemput Kaffa sama Serin ya," si jangkung itu minta izin pada Riel, dibalas anggukan.

Wajah Riel udah lebam kanan kiri, rambutnya yang semula rapi sekarang jadi lepek karena keringat sisa-sisa pertarungannya barusan.

"Serin kenapa?" tanya Riel.

"Ga tau, makanya gue harus jemput ke sana buat cek kondisinya," Jawab Yael lagi. "Sayang, aku ke sana," Yael menempelkan ponselnya di telinganya sambil menutup telewicaranya dengan sang kekasih.

----

Kondisi Serin semakin melemah waktu Yael tiba di cafe. Yael dan Kaffa akhirnya memapah Serin untuk menemui Riel karena dalam kelemahannya pun Serin masih ngotot minta ketemu sama Riel. Yael melepaskan jaket varsity angkatan yang dikenakannya dan memakaikannya pada tubuh kurus dan ringkih Serin, sesampainya ruangan kerja mereka, Serin hanya dapat memaksa dirinya berjalan dengan bantuan kaffa menuju Riel yang tengah berdiri, menanti kedatangannya.

Dengan semua sisa kekuatannya, Serin terhuyung ke pelukan Riel. Aroma tubuh Riel memberi sedikit tenaga untuk pemuda seratus tujuh delapan senti itu menyangga tubuhnya dan berdiri.

Stay At Home || JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang