MARSELINO ; 04

452 22 4
                                    

MEMANG benar, jika bukan dia yang kita ingin, mau sebesar apapun perjuangannya, semua akan terlihat sia-sia.

Tadi pagi, sebelum Marselino berangkat sekolah, ibunya sempat memberitahu kalau kemarin sore Kaila datang mencarinya. Cewek itu bahkan berinisiatif untuk memberikan gelang yang semirip mungkin dengan gelang yang pernah dia rusak.

Namun sayangnya, Kaila tidak tahu seberapa penting gelang tersebut, yang mana tidak akan pernah bisa digantikan.

"Mirip doang, tapi aslinya kan beda!" katanya tadi pada Oktafianus.

Ofan tidak menyetujui dengan keputusan adiknya yang semena-mena. Lelaki itu bahkan sibuk menasihati Marselino agar berhenti mempermainkan perempuan.

Padahal, kalau dari yang Marselino rasakan, dia tidak pernah memainkan hati perempuan. Adapun dengan apa yang Kaila rasakan, bukannya itu konsekuensi dari apa yang dia perbuat?

Di bawah sana terlihat anak-anak marching band sedang bersiap-siap hendak latihan. Marselino yang berada di koridor lantai atas, secara langsung mendengar nama Ayana diteriaki.

Cewek itu datang dengan berlenggak-lenggok sambil melambaikan tangan bak seorang model.

Ya, wajah cantik itu menyelamatkannya dari kesan-kesan 'cewek caper'.

"Cantik ya, Ayana ...," kata Gio yang baru saja tiba.

"Iya," singkat Marsel.

"Njir, naksir dia lu?!" sela Ken yang datang sambil menggendong tasnya.

"Lah kenapa gitu responnya cok??"

"Yee! Bukannya lu punya cewek? Cewek lu cakep loh sel, jangan diselingkuhin lah!" ujar Ken menggebu-gebu.

"Udah putus!" jawab Marselino.

"Oh ya? Terus kenapa olengnya ke Ayana? Cewek problematik gitu."

Marselino menghembuskan napasnya kasar. Problematik katanya?

Dia tertawa kecil kemudian berujar, "Gak ada yang oleng ke dia."

"Yakin tuh?"

Marselino mengangguk sebelum kembali memperhatikan Ayana-di bawah sana.

Baginya, penilaian dari orang lain tidaklah penting. Selagi menurutnya dia sempurna, ya sudah, dia akan selalu seperti itu.

"Ayana, rok nya gak ketinggian tuh?!" Marselino meruntuk sesaat atas kebodohannya.

Seluruh mata kini tertuju kepadanya usai dia refleks berteriak tatkala melihat rok Ayana tersingkap akibat si cantik tiba-tiba saja melompat.

Dengar, Ayana sudah memakai celana pendek, namun, Marselino benar-benar tak sengaja berteriak.

"Anjing!" teriak tak bersuara dari Ayana.

Hanya gerakan bibir yang Ayana tunjukkan, tanpa suara sebab situasi di situ mendadak kikuk.

Marselino menuruni tangga kemudian menghampiri cewek itu yang disambut sorakan mengejek orang-orang sekitar.

"Sorry, refleks banget sumpah," bisik Marsel ketika sudah di samping Ayana.

"Malu-maluin lo!" Lantas Ayana meninggalkan tempat latihan, pun dengan Marselino yang baru tiba.

"Njirlah Marselino!" ujar seseorang di dekat tangga.

"Diem, boti," balas cowok itu sebelum dia mengejar langkah Ayana.

"Diem, boti," balas cowok itu sebelum dia mengejar langkah Ayana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARSELINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang