✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒖𝒏𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒏𝒈
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah seminggu berlalu setelah terakhir [Name] dan Tetsurou putus. Sudah seminggu pula keduanya tak saling bertatap wajah. Selama seminggu setiap harinya [Name] menjalani seolah tak terjadi apa apa. Tetapi ia selalu merasa bahwa hari berjalan begitu lambat.
Saat hari weekend, ia berencana untuk menuntaskan novel yang belum usai, kemudian tidur sepanjang hari. Sayangnya, rencana [Name] di gagalkan dengan kehadiran seorang lelaki bertubuh mungil yang kini sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. "Yo!" Yaku berjalan menghampiri [Name] yang tengah asik terduduk di lantai sembari menyender dek kasur dengan sebuah buku novel di tangan kanannya.
Tak membalas sapaan Yaku sang sepupu, [Name] hanya melontarkan tatapan tak senangnya. "Jangan menatapku seperti itu, aku tidak takut" ujar Yaku sembari mengacak - acak puncak kepala [Name], menyebabkan rambutnya berantakan. [Name] kemudian berteriak kesal yang tidak dihiraukan oleh Yaku. Yaku memilih duduk di lantai tepatnya di samping [Name] sembari menaruh tas bawaannya.
"Aku tak pernah melihatmu datang untuk menonton latihan voli" ujar Yaku. Hari minggu merupakan hari team voli biasanya menjalani latihan. Tetapi Yaku tak menemukan kehadiran sepupunya yang biasanya tak pernah absen menonton pertandingan voli. Karena alasan tersebut, ia memilih pergi menemui sepupunya.
[Name] memang sudah akrab dengan beberapa anggota tema voli. Karena ketertarikannya terhadap olahraga voli, ia beberapa kali kedapatan menonton pertandingan Yaku, sepupunya. Ketika Yaku mengetahui [Name] tertarik terhadap olahraga voli, ia mengundang [Name] untuk datang menonton latihannya. Semenjak saat itulah, [Name] menjadi rajin menonton pertandingan bahkan latihan team bola voli, bahkan sebelum ia menjalin kasih dengan kaptennya.
"Malas" balas [Name] melontarkan alasan asal. Sejujurnya ia hanya belum merasa siap untuk bertatap wajah lagi dengan sang kapten team bola voli. Merasa kejanggalan dengan alasan sang sepupu, akhirnya Yaku melontarkan pertanyaan lain yang sangat malas [Name] dengar walau ia sudah mengantisipasinya.
"Jadi, gosip tentang kau dan Kuroo putus itu benar, [Name]?" Tak menjawab pertanyaan Yaku, [Name] memilih menyandarkan kepalanya ke pundak Yaku. Ia selalu merasa baik - baik saja sebelumnya, tetapi berbeda ketika Yaku yang bertanya. Hatinya seketika di landa rasa sedih bukan sebal seperti biasanya. Karena Yaku selalu menjadi figur kakak bagi [Name], itu membuat [Name] cukup emosional.
Walau tak mendengar jawaban dari mulut [Name], hanya dengan ekspresi wajah yang di tunjukkan oleh [Name] Yaku bisa menarik kesimpulan kalau gosip yang beredar itu benar. Yaku membiarkan [Name] bersandar padanya, ia memberi jeda sebelum ia kembali melontarkan pertanyaan lainnya.
"Jadi, apa alasan kalian putus?" Akhirnya Yaku kembali bersuara setelah keheningan beberapa saat melanda. Mendengar pertanyaan Yaku, membuat pikiran [Name] melayang. Setelah seminggu berlalu, tak ada yang pernah bertanya alasan keduanya putus. Bahkan Hikaru sekalipun tak pernah bertanya kepada [Name] tentang alasan keduanya mengakhiri hubungannya.
Tetapi, ia baru menyadari satu hal. Ia sendiri tak tahu apa alasan Tetsurou memutuskannya hari itu. Entah karena terlalu shock atas kejadian yang tiba - tiba, jadi [Name] pun bodohnya tak bertanya kepada sang mantan kekasih. Tanpa bersuara, [Name] menggelengkan kepalanya tanda ia tidak tahu, menjawab pertanyaan Yaku.
Melihat itu Yaku dibuat kebingungan. "Bagaimana bisa kalian putus tanpa sebuah alasan?" tanya Yaku. Kemudian [Name] menjelaskan apa yang terjadi di hari mereka putus. Mendengar hal tersebut, Yaku sedikit tak terima. Bagaimana bisa, Temannya sendiri memutuskan sepupunya tanpa sebuah alasan yang pasti.
Yaku yang di liputi amarah, memutuskan untuk langsung bertanya kepada Tetsurou. Ketika badannya hendak berjalan, tangan [Name] menahan tangannya dan meminta Yaku untuk tak melakukan niatnya. Bahwa jika Yaku melakukan hal tersebut, hanya akan memperburuk suasana saja.
[Name] bahkan memohon , agar Yaku tidak melakukan apa pun dan membiarkan Tetsurou. Walaupun tak terima, tetapi Yaku menyanggupi permintaan sang sepupu. Yaku akhirnya duduk kembali di tempat semulanya. Wajahnya tampak masih tak senang, ia masih kesal mengingat Tetsurou yang tampak baik - baik saja ketika latihan voli tadi, padahal ia baru saja mencampakkan sepupunya.
"Apa kau baik - baik saja, [Name]?" Yaku bertanya ketika ia mengingat ia belum menanyakan keadaan [Name]. Jawaban [Name] hanyalah menganggukkan kepalanya dengan lemas, menandakan ia baik - baik saja. Tetapi di mata Yaku tidak terlihat seperti itu.
Tetapi Yaku juga kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan untuk menghibur [Name]. Karena dirinya sendiri tak pernah merasakan sakitnya putus cinta. Yang hanya bisa ia lakukan saat ini hanyalah menyediakan pundaknya untuk [Name] bersandar. Selebihnya kembali lagi kepada diri [Name].
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 27 Oktober 2022 】
KAMU SEDANG MEMBACA
【 unlasting 】 ;ft kuroo tetsurou.
Fanfiction⚘┇❝ 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒃𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊𝒑𝒖𝒏. ❞ 𝐨𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐜𝐡𝐚𝐫𝐚𝐜𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐲 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢 𝐅𝐮𝐫𝐮𝐝𝐚𝐭𝐞.