10

2.2K 262 5
                                    

"aman?" Tanya sang ketua kelas dengan pelan

"Aman" ucap yang lain

"Kempesin ban motor nya oi, keburu orang Nye Dateng cepet" ujar sang wali kelas

Merekapun mulai menjalan kan aksi mereka dengan cara mengempeskan ban motor mereka

Setelah selesai mereka pun ngibrit ke arah gerbang untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan waktu pulang

Abyan hanya cekikikan agak jauh saat melihat tingkah temannya

"Ada ada aja mereka, kalau mau balas tu pakai otot Napa haha" tawa nya

"Eh tapi gue pulang Ama Saha anjir!? Ban motor mereka kempes, Tio Ama satria kan udah pergi" ucap nya dengan muka lesu

"Duit gue habis kalau mau naik taksi... Tau lah jalan kaki aja gue" ucap nya dan melenggang pergi berjalan kaki, semoga Abyan tahu jalan pulang nya

Sedangkan ada seseorang yang melihat kelakuan Abyan dan teman kelas Abyan pun hanya tersenyum miring

"Cih, anak kecil" gumamnya dan berdecih pelan kemudian mengambil handphone yang berada di saku nya untuk menelpon tangan kanan papa nya

"Halo Jeff, jemput kami sekarang di sekolah"

"........."

"Hm cepet" ucap nya dan mematikan telpon sepihak

***

"Sayang, kita kapan nikah? Anak aku kan udah mati, itu karna kamu sendiri, sekarang mana janji kamu ihh" ucap wanita dengan pakaian minim tengah bergelayut manja di lengan pria berkepala 5

"Sabar sayang, aku juga ada masalah di kantor, jadi di tunda dulu ya, terlebih kamu harus ambil hati kelima anak ku dulu, terutama Aby dan zeno, dia keras kepala" ujar sang pria

"Cuma itu? Oke aku bakal tunggu kamu, dan mendapatkan hati kelima anak kamu"

***

Hari sudah terlihat senja tetapi Abyan belum sama sekali sampai

"Anj- gue ke sasar cok, mau nangis tapi malu" monolog nya

Abyan tersasar ke sebuah pembatas antara kota dan desa, bayangkan saja seberapa jauh nya Abyan berjalan sampai ada disini? Sungguh Abyan sangat capek

"Ini lagi kenapa baterai hp gue abis! Anjing Lo babi setan!" Maki nya pada handphone yang tak bersalah

Abyan duduk di tepi jalan yang sepi berharap ada pengendara yang mau membantunya, tetapi jalanan begitu sepi tidak ada satupun pengendara yang lewat

sudah beberapa jam Abyan menunggu, hari juga sudah gelap gulita hanya ada beberapa lampu jalan yang menerangi

Abyan sebenarnya tak takut dengan keadaan di malam hari, toh ia juga sering bersendirian di basecamp nya dulu yang merupakan di tengah hutan lebat, namun ia panik sebab wilayah sungguh sepi dan Abyan tak tahu ini di mana

"Hiks bunda Nara!!" Tangisnya, air mata nya yang sedari tadi ia tahan akhir nya keluar juga

"Hiks ayah Niel! Bunda!" Teriak Abyan, suasana begitu sepi dan dingin

Beberapa serangga kecil juga sering kali menggigit Abyan hingga terdapat bentolan yang lumayan gatal

"Hiks mau pulang" lirih nya

"Dingin banget, apa gue buat api aja ya? Ranting disini juga lumayan banyak" ucap nya dan menganggukkan kepala dan mulai mengambil ranting yang ada di sebelah kanan dan kiri jangan lupakan dua buah batu karena Abyan tak membawa pemantik api

Transmigrasi Abyan (tidak di lanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang