3

359 36 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Shouyo itu

Aku merasakan kedua mataku sangat berat sekali. Aku akan bangun tapi tubuhku tidak bisa diajak kompromi sama sekali. Aku merasakan pipiku ditepuk beberapa kali tapi mataku enggan terbuka.

"Bangun bodoh!" Pekik Sanemi.

"Mataku berat." Gumamku.

Sanemi terdiam dan menyingkirkan rambutku memeriksa keningku sejenak. Sanemi keluar kamar begitu saja tak lama kudengar suara semua adik-adikku.

"Niisan kenapa belum bangun?" Tanya Sumi.

"Niisan ayo kita berangkat sekolah bersama-sama!" Ajak Teiko.

"Niisan kau diam saja sih." Ucap Koto.

"Niisan!" Panggil Hiroshi.

"Aniki, ada apa dengan niisan ya?" Tanya Shuya.

"Sebentar aniki periksa dulu." Ucap Genya.

Aku membuka mataku dan mereka semua langsung memelukku sangat erat. Aku hanya tersenyum saja melihat hal tersebut.

"Genya kau menjaga semuanya ya. Niisan pusing sekali." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Genya.

"Biar aku saja yang menjaga semuanya." Ucap Sanemi.

Semua adik-adikku langsung pergi ke sisi satunya dan memegang tangan kiriku sangat erat. Aku tersenyum maklum mungkin mereka masih takut akan kehadiran sanemi.

"Kau ini berbicara sedikit lebih lembut terhadap semua adik kita." Ucapku.

"Ya maafkan aku." Ucap Sanemi.

"Cepat katakan hal yang ingin kau katakan kepada semua adik kita." Ucapku.

"Semuanya maafkan sikap niisan selama ini mungkin sudah membuat kalian sedikit takut." Ucap Sanemi.

Aku melemparkan bantal ke wajah sanemi. Ayolah wajah sanemi tidak ada wajah penyesalan sama sekali. Aku heran sifat sanemi mirip sekali dengan kyogo.

"Oi kau ini mirip sekali dengan touchan!" Pekikku.

"Tidak sudi disamakan dengan touchan yang mesum itu." Ucap Sanemi.

"Niichan." Gumam Genya.

"Tenang niisan berubah kok." Ucapku.

"Kalau niisan galak lagi bagaimana?" Tanya Shuya.

"Kasihtahu niichan ya biar niichan yang kasih pelajaran sama sanemi." Ucapku.

"Aku kakakmu!" Protes Sanemi.

"Beda 10 menit doang." Ucapku.

Mereka semua pamit sekolah, dan sanemi mengelus surai rambutku sebelum pergi berbeda dengan semua adikku yang memberikan ciuman di kedua pipiku secara bergantian. Aku tertidur ingin beristirahat dengan tenang fisikku memang paling lemah dibandingkan semua saudaraku yang lain. Aku tidak boleh begadang dan pekerjaan yang aku tekuni berada di rumah.

Siang harinya aku terbangun merasakan perasaan mual dan pergi ke kamar mandi. Shizu menyuapiku bubur benar-benar tidak enak sama sekali setelah bubur habis shizu memberiku obat.

"Jangan begadang terus nak." Ucap Shizu.

"Semalam asyik pekerjaannya jadi aku kebablasan begadang." Ucapku.

"Sanemi sepertinya berubah." Ucap Shizu.

"Aku sedikit menasihati dia kemarin malam." Ucapku.

"Ya sudah kau istirahat lagi saja nak." Ucap Shizu.

"Ditemani kaachan." Ucapku.

"Baiklah ayo." Ucap Shizu.

Aku tiduran dan shizu mengelus rambutku membuat aku nyaman. Tak lama ada yang menepuk pipiku ternyata itu ulah kyogo.

"Demam kamu tinggi sekali. Lebih baik kita ke rumah sakit." Ucap Kyogo.

"Tidak mau." Ucapku.

"Touchan tidak suka penolakan." Ucap Kyogo.

Kyogo menggendongku begitu saja. Aku diam saja dan menaruh kepalaku di pundak kyogo menghirup aroma parfum dari kyogo.

Aku tertidur merasakan shizu mengelus punggungku. Aku terbangun merasakan sensasi dingin di dadaku tapi aku memilih tertidur kembali.

"Bagaimana keadaan putraku?" Tanya Kyogo.

"Tadi shouyo sempat muntah." Ucap Shizu.

"Daya tahan tubuh shouyo-kun memang lemah. Semalam pasti dia begadang dan berakibat pada suhu tubuhnya yang meningkat dan rasa mual di perutnya." Ucap Dokter.

"Perlu dirawat?" Tanya Kyogo.

"Ya perlu. Kulihat shouyo-kun tipikal anak yang keras kepala." Ucap Dokter.

"Ya lakukan yang terbaik untuk putraku." Ucap Kyogo.

Aku terbangun kembali merasakan jarum menembus punggung tangan kiriku. Aku akan melepaskannya tapi ada yang menahannya ternyata itu sanemi.

"Aku tidak suka ini niisan." Keluhku.

"Diamlah!" Kesal Sanemi.

Aku memilih menutup mata dibandingkan ribut dengan sanemi. Tapi aku malah merasakan ada yang memeluk tubuhku sangat erat ternyata sanemi membuka baju bagian atasnya kurasakan abs sanemi sudah terbentuk.

"Cepat sembuh kembaranku." Ucap Sanemi.

Sanemi mencium kedua kelopak mataku dan aku hanya diam saja merasakan perasaan hangat ini.

🍁 Lemah daya tahan tubuhnya

Shina Twins

~ 02 Januari 2023 ~

Cepat update aku lagi banyak urusan minggu-minggu ini

✔️ Shinazugawa Sanemi Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang