6

245 25 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🤬 Akhirnya sanemi dan

Aku menemui genya di kamarnya karena aku tidak sabar dekat dengannya lagi. Aku mengetuk pintu kamar genya suara genya memperbolehkan aku masuk.

"Maaf ya niisan. Harusnya aku memaafkanmu seperti semua adikku. Sekali lagi maafkan genya." Ucap Genya.

"Ini juga salahku genya." Ucapku.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Genya.

"Kesini." Ucapku.

Genya langsung memeluk tubuhku dan aku tersenyum karena hal ini. Aku bisa mendengar suara kekehan di belakangku itu ulah shouyo ternyata.

"Ciee yang sudah akur!" Ledek Shouyo.

"Niisan aku juga mau di peluk!" Pekik Hiroshi.

"Aku juga mau!" Pekik Koto.

Aku merentangkan tanganku yang satu lagi agar mereka berdua masuk dalam pelukanku. Aku berhasil memeluk tubuh ketiga adikku.

"Aku tidur ya tubuhku lelah." Ucap Shouyo.

"Ganti bajumu dulu." Ucapku.

"Malas." Keluh Shouyo.

"Kalian lepaskan dulu pelukannya." Ucapku.

"Kok dilepas niisan?" Bingung Koto.

"Niisan akan berbicara sebentar dengan niichan dulu." Ucapku.

"Kami pamit ya niisan dan niichan!" Pekik Genya.

"Ya." Ucapku.

Mereka bertiga pergi keluar kamarku sementara shouyo sudah tertidur lelap. Aku menepuk pipi kanannya agar bangun, baju yang dipakai shouyo basah nanti dia demam lagi.

"Aku mengantuk sekali." Keluh Shouyo.

"Ganti bajumu. Nanti masuk angin malah muntah ke wajahku kan menyebalkan!" Pekikku.

"Itu tidak sengaja tahu." Ucap Shouyo.

"Setiap kau sakit begitu tahu." Ucapku.

"Hehehe." Tawa Shouyo.

"Aku akan ambilkan baju yang hangat untukmu." Ucapku.

"Aku sudah besar niisan nanti juga ganti kok." Ucap Shouyo.

"Di depan semua adik memang terlihat dewasa, tapi saat berada di dekatku tidak lebih seperti anak kecil." Ucapku.

"Absku terbentuk niisan." Ucap Shouyo.

"Jangan mengangkat beban yang terlalu berat." Ucapku.

"Cuma barbel untuk tangan saja dan sedikit latihan ringan." Ucap Shouyo.

Aku membuka lemari baju shouyo dan mengambil baju hangat untuknya. Shouyo sudah bertelanjang dada jadi aku langsung melemparkan baju hangat untuknya.

"Tubuhmu dan tubuhku kenapa penuh bekas luka?" Bingungku.

"Entahlah." Ucap Shouyo.

"Ada sesuatu di bahumu." Ucapku.

"Eh apa?!" Kaget Shouyo.

"Eh apa?!" Kaget Shouyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kembaran sanemi)

Aku tersenyum melihat wajah kaget shouyo dan langsung mencium pipi kanannya begitu saja. Shouyo terkejut akan tindakanku tapi tak lama dia ikut tersenyum.

"Cepat pakai bajumu." Ucapku.

Shouyo segera memakai baju yang kuserahkan dan langsung tertidur begitu saja. Pasti shouyo kelelahan seharian ini menemani kedua adik mencari buku.

"Kaachan kira shouyo belum tidur." Ucap Shizu.

"Kaachan ada cara agar daya tahan tubuh shouyo kuat?" Tanyaku.

"Itu bawaan lahir sanemi. Dokter mengatakan angka kelahiran kembar memang sedikit beresiko bagi salah satu anak." Ucap Shizu.

"Kaachan tahu kurasa apabila saat aku dewasa nanti menanggung biaya hidup shouyo seumur hidupku tidak masalah bagiku." Ucapku.

"Sanemi sayang shouyo?" Tanya Shizu.

"Sanemi sayang semua adik. Tapi shouyo memiliki suatu hal spesial bagiku." Ucapku.

"Aku tidak suka menjadi bebanmu niisan." Ucap Shouyo tiba-tiba.

"Dokter mengatakan imun tubuh shouyo sudah lebih kuat daripada bulan lalu." Ucap Shizu.

"Berarti aku bisa bekerja pada umumnya ya kaachan?" Tanya Shouyo.

"Benar nak." Ucap Shizu.

"Anata kedua putrimu mencari!" Pekik Kyogo.

"Berisik kembaranku sedang beristirahat!" Pekikku.

Shizu mencium keningku dan shouyo lalu pergi dari kamar kami berdua. Shouyo memiringkan tubuhnya dia pasti ingin tidur.

Aku hanya diam saja membiarkan shouyo beristirahat. Pagi harinya shouyo sudah siap dengan seragam sekolah. Di sekolah seperti biasa aku akan menarik tangan shouyo apabila jam istirahat untuk makan siang.

Shouyo mengajakku dan yang lainnya ke taman belakang sekolah ternyata disana ada obanai dan mitsuri. Mereka romatis sekali benar-benar pasangan yang saling menyayangi.

Selesai mengintip kami makan siang di kantin. Aku bisa melihat shouyo tertarik dengan salah satu gadis disini entah itu siapa.

🤬 Genya akhirnya akur

~ 14 Februari 2023 ~

✔️ Shinazugawa Sanemi Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang