-sihir hitam-

979 154 12
                                    

Saat pesta masih berlangsung, sesuai Perintah Anas. Aku menemuinya di salah satu ruangan

Dia menatapku disana dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapan tajam yang seakan ingin menelanku Hidup-hidup

"Apa yang ingin anda bicarakan yang mulia?"

Dia berjalan mendekat dengan cepat membuat jantungku hampir copot, untung saja dia hanya memelukku.

"[Y/N] kumohon...... kembali lah padaku, aku bersumpah atas nama ku bahwa aku akan membuatmu bahagia di sisiku" Dia berkata dengan suara lirih. Sesuatu yang hangat membasahi Pundakku, dia menangis

Aku mencoba mendorongnya untuk melihat wajahnya yang sedang menangis namun dia mempererat pelukannya.

"Jangan dorong aku"

"Aku ingin melihat wajahmu"

"Tidak boleh"

"Liat aku" aku memaksa untuk melihat wajahnya, matanya agak memerah karna menangis. Hidungnya juga memerah

Aku tidak percaya dia pria yang menatap tajam ke arahku tadi, dia benar-benar menangis.

"Apa reaksi orang kalau tau bahwa raja mereka menangis, hahaha"

"Jangan menertawakanku"

Meski aku sudah menyerah tentang hubungan cinta kami, namun mau bagaimanapun dia tetaplah Anas yang sejak kecil selalu ada disisiku.

Ada waktu dimana dia nampak sangat terobsesi padaku hingga seakan itu bukan dirinya namun sekarang dia kembali kepada dirinya.

"Anas....aku akan selalu disisimu karna aku adalah ksatria kerajaan namun aku tidak bisa menjadi pasanganmu Anas"

"[Y/N]...."

"Berhentilah merengek seperti anak kecil, kau itu raja. Baiklah kalau begitu aku akan kembali"

Namun dia menahan tanganku dengan cukup kuat membuat Tulang di tanganku terasa akan hancur.

"A-anas...itu sakit"

"Apa yang kau lakukan?!!"

"Kau mau kemana"

Suara yang tadi terdengar lembut telah hilang, saat aku menatap ke arahnya sesuatu yang gelap seakan meliputi tubuhnya.

"A-anas....?"

"Khehehe! Dia sangat mudah di kendalikan, hanya sedikit bujukan dia sudah memberikan tubuhnya padaku!!"

'Dia....bukan Anas!'

Aku mencoba melepaskan diri dan mundur beberapa langkah. Ku ulurkan tanganku dan dari udara muncul sebuah pedang.

Itu adalah pedang yang terbuat dari energi sihir milikku, pedang yang selalu menemaniku dalam pertarungan.

"Siapa kau?! Bagaimana kah bisa berada disini!!"

"Coba tanyakan itu pada pria ini, kenapa dia memanggilku?"

'Dia...... Iblis?'

'jika iblis ini mengamuk, maka akan ada banyak korban. Aku harus mengevakuasi semua orang terlebih dahulu'

"Rasakan ini!!!" Dia menerjang ku dengan cakarnya. Tangan Anas di tumbuhi cakar yang tajam

"A-anas..... Kau... Kenapa kau bisa terlibat dengan iblis ini!!"

"Percuma kau meneriakinya, dia tidak akan mendengarmu"

"Dia memohon-mohon di depanku untuk memberinya kekuatan! Sungguh pria bodoh"

Dia terus menyerangku dengan kukunya, aku tidak bisa menyerang balik karna tubuh yang dia gunakan adalah tubuh Anas.

"Apakah ada orang!!!!" Aku berteriak namun tidak ada yang datang.

'aku harus mengevakuasi orang-orang......'

BRAAAK!
Aku yang tidak fokus itu akhirnya terlempar keluar hingga hampir jatuh dari lantai dua untung saja ada pagar yang menghalangi. Semua pandangan langsung tertuju ke arahku

"Semuanya!!!! Cepat Pergi" teriakku yang hampir jatuh.

"Putri [Y/N]!"

"Ada apa dengannya?"

"Suara apa itu? Siapa yang bertarung dengan putri"

Dari kegelapan Anas dengan mata merahnya muncul, semua bangsawan langsung berteriak dan berlari meninggalkan ruangan.

"Felix!"

"Aku akan membantu!" Teriak Felix mencabut pedangnya.

"Dimana Claude?! Tolong perintah kan kepada prajurit untuk membantu mengevakuasi semua orang"

"Pangeran Claude sedang melakukan pekerjaan di luar istana"

"Astaga kemana dia! Beri kabar bahwa kita butuh bantuan"

"[Y/N]....." Sebuah suara lirih mengalihkan perhatianku

"A-anas....."

"Tolong.. bunuh aku [Y/N]"

"Aku pasti akan menolongmu, jangan putus asa"

"Aku akan sepenuhnya di kendalikan..... Sebelum itu terjadi bunuh aku"

"Daripada kau mengoceh seperti itu, cepat beritahu bagaimana cara mengusir iblis itu"

"Tidak ada, nyawa ku dan nyawanya satu paket"

"Maksudmu....."

"Aku menandatangani kontrak"

"Kau bodoh!" Aku berteriak kencang dengan air mata yang mengalir.

Sebelum sempat bertindak, Anas sudah berada di depanku. Aku yang terkejut refleks mengayunkan pedang ke arahnya dan melukai dadanya.

"Aku mencintaimu [Y/N]" ucapnya sebelum mendorong tubuhnya ke arah pedangku, pedangku yang tajam mulai membuat lubang di tubuhnya.

"A-anas..... Kau!!" Aku membulatkan mata

"Tidak perlu takut, jantungku sudah tertusuk dan iblis itu akan mati bersamaku"

"A-apa yang kau lakukan!!!"

Darah yang cukup banyak membanjiri tanganku yang masih memegang erat pedang itu.

Tangannya dengan lemah meraih pipiku kemudian mengelusnya dengan perlahan.

"Aku benar-benar seorang pria yang buruk bagimu [Y/N]..... Kuharap setelah kepergian ku kau bisa menemukan seseorang yang mampu membuatmu bahagia"

"A-anas.... K-kau bodoh sekali. Kenapa kau membuat kontrak dengan iblis"

Aku menangis sejadi-jadinya, meski aku tidak menyukai caranya yang obsesi untuk mendapatkan ku namun jika dia terluka tentu saja rasa khawatir masih ada untuknya

Mau bagaimanapun dia Anas, sosok kakak yang selalu melindungiku dan juga merupakan orang yang kucintai.

"Aku..... Minta maaf" ucapnya dengan lirih

"Aku senang bisa mengenalmu di kehidupan ini, namun kita tidak ditakdirkan bersama...... Bisakah di kehidupan berikutnya kau bersamaku?"

Namun sebelum mendengar jawabanku, dia sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku menangis melihat tubuhnya yang sudah tidak bernyawa di pelukanku

"Tentu saja....." Jawabanku telambat.

BRAAAK!

"[Y/N]!!!" Claude datang dengan rombongan prajurit di belakangnya namun yang dia dapati hanyalah tubuh Anas yang sudah tidak bernyawa. Di hari yang membahagiakan ini juga merupakan hari yang paling menyedihkan bagiku.

Sosok kakak dan kekasih yang kucintai sudah pergi untuk selama-lamanya

Aku bohong jika aku dengan mudah melupakan cintaku pada Anas, namun itu kulakukan karna keadaan yang memaksa.

"Aku.... Juga mencintaimu"

.......................

𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 𝐗 𝐀𝐧𝐚𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢𝐮𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang