-Kemenangan-

788 124 8
                                    

Seperti rencana awal, kami berhasil membasmi para monster lemah tanpa korban satupun. Semua bersuka cita atas keberhasilan yang besar ini.

"Hidup tuan putri!"

"Hidup kapten!" Mereka bersorak

"Ini semua berkat kerja keras kalian, terima kasih telah mempercayakan rencananya pada ku. Semoga kedepannya kita bisa tetap seperti ini" ucapku, semua kembali bersorak

Namun nyatanya, memenangkan perang tanpa korban jiwa memanglah mustahil, disaat kami menghadapi 10 komandan iblis beberapa ksatria tewas.

Perang sudah berlangsung selama satu tahun, itu sungguh perang yang begitu hebat. Dan sekarang kami memutuskan untuk menerobos kerajaan Abys dan membunuh pemimpinnya.

Setelah satu tahun berlalu kami sudah membasmi semua monster yang ada, hanya tersisa pemimpinnya saja dan 2 komandan iblis yang selalu bersamanya.

Aku bersama Felix dan John memasuki Istana iblis dimana pemimpinnya berada, ada dua komandan iblis yang berhasil selamat pada penyerangan pertama.

"Aku sendiri yang akan memotong leher pemimpin iblis itu, sisanya kuserahkan pada kalian"

"Baik tuan putri!"

'kenapa mereka masih memanggilku tuan putri di Medan perang ini? Tapi itu bukan masalah yang penting sekarang'

Dengan segenap kemampuanku akhirnya aku menumbangkan pemimpin dari istana iblis ini, kepalanya menggelinding dengan darah yang mengalir dari bekas tebasan

Dengan pakaian yang penuh noda darah, [Y/N] berjalan menaiki tahta dan duduk dengan anggun di atas singgasana.

'aku menepati janjiku Claude'

Sorak Sorai gembira para prajurit yang berkumpul di depan menanti hadirnya sang putri yang membawa kemenangan pada perang kali ini

Setelah kemenangan besar yang mereka capai, akhirnya mereka akan pulang ke keluarga masing-masing yang menunggu mereka di rumah begitupun [Y/N].

Mereka melakukan perjalanan panjang hingga akhirnya sampai ke gerbang kerajaan Obelia, mereka disambut sepanjang perjalanan ke istana dengan bunga yang berterbangan juga wajah bahagia para penduduk.

Semua prajurit sudah kembali ke rumah masing-masing sementara [Y/N] dan Felix bergegas ke istana disana dia di sambut bahagia oleh para bangsawan, dia di tuntun ke hadapan Claude.

Pintu terbuka, terlihatlah Claude yang duduk di atas singgasana namun seorang wanita menyita perhatian [Y/N] yang sedang berdiri di samping Claude.

Namun [Y/N] menghiraukannya dan berjalan ke depan Claude lalu membungkuk.

"Aku menepati janjiku Claude"

"Mulai sekarang aku Adalah kestariamu, pedangmu. Aku akan melindungi kerajaan ini dan bersumpah setia padamu, Claude"_[Y/N] membungkuk hormat pada Claude membuat pria disana tersenyum

"Kau telah berjasa besar pada Perang kali ini aku akan memberimu gelar dan juga sebuah Wilayah"

"Aku tidak membutuhkan itu yang mulia"

"Lalu apa yang kau inginkan, mintalah akan aku kabulkan selama aku bisa?"

"Bisakah permintaan itu aku simpan untuk kupakai di masa depan nanti?"

"Kalau itu yang kau inginkan baiklah, katakan kapanpun kau menginginkannya"

"Baik"

"Lalu....?" [Y/N] menatap seorang wanita berambut emas yang hampir mirip dengan Claude bedanya mata wanita itu berwarna Ruby.

"Perkenalkan nama saya Diana" Diana yang merasa ditatap langsung sadar atas ketidaksopanannya dan memperkenalkan diri.

"Dia selirku" satu kalimat itu membuat jantung [Y/N] berdetak kencang.

'kenapa perasaanku begini? Harusnya bagus jika Claude menemuka wanita yang dia cintai'

"Kau pasti lelah, istirahatlah. Aku sudah menyiapkan kamar untukmu"

"Aku harus pulang menemui keluargaku terlebih dahulu"

"Keluargamu akan datang besok, istirahat saja dulu"

[Y/N] sudah tak berani menolak, dia akhirnya menyetujui keputusan Claude.

"Aku akan mengantarmu"

"Tidak, suruh pelayan saja. Kau  nikmati saja waktumu bersama Diana"

Namun Claude masih bersikeras untuk mengantar [Y/N] dan [Y/N] akhirnya menyetujui itu

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berani membuka suara, begitupun [Y/N] yang hanya diam. Saat hampir sampai, Claude berhenti membuat [Y/N]  juga ikut berhenti.

"K-kena--!?"

Pertanyaan itu terhenti ketika Claude langsung memeluk erat [Y/N], dia menangis di pundak [Y/N].

"Syukurlah, syukurlah kau selamat" ucap Claude yang menangis di pundak [Y/N]. [Y/N] Dapat merasakan pundaknya basah.

"Aku selamat, dan kita menang jangan menangis seperti anak kecil" [Y/N] tertawa kecil melihat sahabat masa kecilnya yang seorang raja menangis menghawatirkan nya.

"Nah berhentilah-- hump!!??" [Y/N] begitu kaget ketika Claude menciumnya, mendorong tubuh kecil [Y/N] ke dinding lalu melanjutkan ciumannya hingga akhirnya [Y/N] kehabisan nafas dan mendorong Claude.

"Apa yang kau lakukan Claude?!"

"Aku mencintaimu [Y/N], dari dulu... Aku tidak pernah memberitahumu karna dulu kau tunangan kakakku dan setelah kakakku mati kau berubah, aku selalu menunggu waktu yang tepat"

"Lalu kenapa kau memberitahuku sekarang ketika kau memiliki seorang selir, Claude"

"Jika kau tidak menyukainya, aku akan membuangnya"

"A-apa? Aku tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulutmu, kau anggap apa seorang wanita yang pernah kau tiduri!!"

"Aku minta maaf"

"Haaahh, aku lelah. Aku ingin istirahat" [Y/N] memijat pelipisnya, kepalanya mulai sakit karna banyak pikiran.

"Besok ada pesta untuk merayakan kemenangan kali ini, aku akan mengirimkan gaun untuk mu, katakan kepada pelayan jika kau butuh sesuatu"

[Y/N] berjalan pergi meninggalkan Claude disana yang menatapnya dengan raut wajah sedih.

'cinta? Perasaan itu sudah lama hilang di hatiku Claude.....'

.................



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 𝐗 𝐀𝐧𝐚𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢𝐮𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang