/Skip sampai di jogja/
Al's Pov
Sekarang aku sudah sampai di kamar. Tadi aku dan Pio berpisah di stasiun. Yah karena tujuan kami yang berbeda. Aku dijemput ajudan papah tadi, lalu diantar kerumah mamah. Rumah mamah? Karena kalo kerumah papah pasti isinya ribut mulu. Yah mereka berdua pisah,udah dri aku SD kurasa.
Jadi disinilah aku sekarang. Menikmati angin jogja dari jendela kamar yang menghadap beberapa kamar kos mba mba cantik xixixi. Mamah uda buka kosan semenjak aku kecil. Jadi pisah sama papah ga kebingungan buat penghidupan. Klo aku si jadi enak ya dapet pemasukan dari dua donatur mwehehe. Oiya, fyi mamah sm papah tau tentang ketertarikan aku yang unik. Walau itu juga awal mula papah ribut mulu klo ketemu aku🙂. Klo dari mamah walau tergambar gurat kecewa diwajahnya yang cantik. Tapi beliau mendukung kebahagiaan anak semata wayangnya. Mungkin mamah juga tau seberapa trauma anak perempuannya ini, sampai cowo sudah tak bernilai lagi.
Gelap. Kenapa semua gelap?? Sesak. Ada apa ini? Kumohon siapapun tolong-!
"meow"
Kupaksa mataku terbuka kemudian mengangkat benda yang berada diatas wajahku.
"Arghhh hii gantengnaa akuu. Kamu bisa ga si klo kangen jangan nindih wajah orang. Hiksd."
Kuelus badan embul oyen dengan lembut. Huh-? Sejak kapan aku tertidur? Kulirik jam weker dimeja. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00.
"Ah mampus! Hampir kelewat. Kan uda janji sama Pio mau jalan jalan jam 4."
Terburu aku melompat dari kasur. Kubiarkan oyen yang kaget langsung lompat ke lantai. Kuambil handuk dan buru buru menuju kamar mandi. Setelah menghabiskan 10 menit didalam kamar mandi aku mengabari Pio kalau otewe kerumahnya. Aku berdiam didepan kaca merapihkan penampilanku. Karena isi lemariku sama semua. Jadi penampilanku cukup simple, hanya kaos oblong dan celana pendek hitam.
Mari kita cus ketempat Pio.
Aku ambil kunci motor di nakas sekalian pamit dengan mamah yang sedang sibuk didapur. Ketika berjalan ke dapur ga sengaja aku melihat kejendela luar. Ada penghuni kos baru ya, batinku. Karena kulihat siluet dua perempuan dari belakang dan tentu saja dengan segala barang mereka. Kurasa mereka berniat pindah.
"Uda cakep aja mau kemana nak gadhiss mamah?" Ucap mamah yang tiba tiba ada didepan aku sambil membawa hasil masakannya yang udah mateng.
"Hehehe biasa mahh mau cuci mata sama Pio. Boleh ya? Ga lama kok, kangen ni sama jogjaa." Senyumku membalas ucapan mamah.
"Halah tumben, biasa juga ga pulang kamu. Yauda nih makan dulu sebelum pergi. Mamah uda masakin ayam kecap kesukaan kamu."Sahut mamah mempersilahkanku duduk dan memaksa makan.
"ihh apasii mahh biasa pulang tauu, walau uda ganti hari hehe. Iyaiyaa ini mah gabakal incess lewatinn-!" ucapku sambil menarik kursi. Aku tak lupa mengabari Pio. Sebelum anak itu berubah menjadi mama dedeh. Aku menikmati makan soreku bersama mamah diselingi beberapa obrolan hangat. Tiba tiba aku kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Destiny
DiversosTakdir. Satu kata yang menjebak manusia dalam rasa syukur, bersalah, senang, kecewa serta beribu rasa lainnya. Namun bagaimanakah jika kehidupanku dikelilingin suatu keanehan? Freak destiny? Apakah pertemuan kita juga berada didalamnya ?