Secara perlahan lahan sepasang mata pun terbuka, mata itu memperhatikan sekelilingnya dengan bingung.
"Ugh...sakit sekali, di mana aku?" Dia adalah Saruto yang berbicara sambil memperhatikan sekelilingnya.
"Di mana Sanada?"
"Tunggu siapa Sanada? Siapa aku?"
Saruto menyebutkan nama seseorang yang tidak dia ingat namun anehnya familiar untuknya.Setelah beberapa saat menelusuri ingatannya Saruto mengingat bahwa Sanada adalah kakak kembarnya.
"Sanada dia.. Dia adalah kakak kembarku"
"Dan aku.. aku ada Saruto adik kembar dari Sanada"
Saruto bergumam pelan, dia tidak mengingat apapun selain namanya dan fakta bahwa dia memiliki kakak kembar.Saruto tidak bisa mengingat apapun selain itu, semua yang berusaha dia ingat menjadi kabur seolah olah sesuatu sedang menghalangi nya untuk mengingat ingatannya.
Mengingat bahwa dia tidak bersama Sanada dia pun segera mencari Sanada, tidak lupa dia juga membawa tas berukuran sedang yang dia temukan di sampingnya ketika dia bangun dari pingsan, firasatnya mengatakan bahwa isi dari tas itu akan berguna.
Walaupun dipikir berkali kali pun aneh bahwa ada sebuah tas di sampingnya ketika dia pingsan, seolah olah itu memang di siapkan untuknya. Jikapun tas ini memang miliknya bagaimana mungkin tas ini tidak hilang mengingat bahwa dia pingsan di hutan yang menjadi lokasi perburuan para bandit dan ninja rouge.
Saruto tidak mempermasalahkan hal itu, fokus utamanya adalah menemukan Sanada kakak kembarnya.
Dengan susah payah Saruto berjalan sambil menggendong tas berukuran sedang itu. Tak jauh dari tempatnya pingsan dia menemukan seorang gadis yang mirip dengannya sedang pingsan juga dengan sebuah tas sepertinya hanya saja memiliki ukuran lebih kecil dari miliknya.
Saruto pun mempercepat langkahnya dan menghampiri gadis itu yang tidak lain adalah Sanada.
"Sanada ku mohon sadarlah" Saruto berharap bahwa Sanada akan cepat sadar sambil mengguncang guncangan tubuh Sanada pelan.
Perlahan lahan Sanada membuka matanya dan melihat Saruto yang menatapnya dengan khawatir.
"Saruto..."
"Sanada! Syukurlah kau akhirnya bangun"
Sanada pun memposisikan dirinya untuk duduk perlahan, kemudian dia melihat sekelilingnya, dia melihat hutan yang terlihat asing baginya.
"Saruto di mana kita..?"
"Dan kenapa aku tidak menginginkan apapun selain nama kita dan bahwa kita adalah saudara kembar?"
Sanada merasa bingung dengan kondisinya, dia sama sekali tidak mengingat apapun dan itu membuatnya merasa takut.Saruto yang mengetahui rasa cemas kakak kembarnya pun berusaha menenangkan nya.
"Sebenarnya aku juga sama sepertimu yang tidak mengingat apapun selain namaku dan Kau, jadi jangan merasa bahwa kau sendiri sana!" Saruto menenangkan Sanada walaupun dirinya sendiri cukup cemas karena mereka berdua sama sama tidak mengingat apapun selain nama masing masing dan bahwa mereka adalah anak kembar.
Sanada yang mendengar itu pun menjadi tenang, walaupun dia juga masih merasa khawatir. Sanada pun mencoba berdiri dengan dibantu oleh Saruto.
"Sepertinya sebentar lagi malam, sebaiknya kita mencari tempat tinggal sementara karena biasanya para bandit dan ninja rouge melakukan aksinya pada malam hari"
Saruto membawakan tas kecil Sanada sambil membantu Sanada berjalan pelan sampai Sanada merasa bisa untuk berjalan sendiri.
Setelah berjalan cukup lama tanpa tujuan, mereka beruntung karena menemukan gubuk kecil tak berpenghuni. Melihat kondisi Sanada yang sepertinya terkena demam Saruto pun memutuskan untuk bermalam di gubuk kecil yang mereka temukan.
Saruto membuat kasur dari tumpukan jerami yang ada di dalam gubuk kecil itu untuk di gunakan sebagai kasur untuk Sanada. Memeriksa kondisi Sanada yang sepertinya demamnya semakin parah dia pun memeriksa isi dari tas mereka berdua. Beruntung dia menemukan selimut, makan, dan juga ada beberapa obat obatan.
Saruto pun memberikan selimut itu kepada Sanada yang sedang berbaring di tumpukan jerami.
"Demam mu semakin parah saja Sanada, pakailah selimut ini agar kau tidak kedinginan, dan jagalah dirimu aku akan keluar sebentar untuk mencari kayu bakar"
Saruto tidak ingin meninggalkan Sanada yang sedang sakit, namun dia perlu keluar untuk mencari kayu bakar yang akan dia gunakan untuk memasak.
"Ya..tapi jangan pergi terlalu lama.."
"Tentu saja, aku tidak akan pergi lama setelah sampai aku akan memasak kan mu bubur dengan begitu kau bisa minum obat pereda panas" Saruto hanya meyakinkan Sanada bahwa dia tidak akan pergi terlalu lama tak lupa dia juga tersenyum menenangkan untuk Sanada.
"Oh aku juga menyiapkan sebotol air minum untuk mu, aku akan meletakkan nya di samping mu sehingga kau tidak perlu bangun hanya untuk mengambil air"
"Aku akan keluar, pastikan kau menjaga dirimu di saat aku tidak ads"
"Jangan meremehkan ku walaupun sedang sakit namun aku masih bisa menjaga diriku sendiri, dan jangan memperlakukan ku seolah aku lebih muda dari mu" Saruto yang mengetahui bahwa Sanada masih bisa bercanda walaupun sedang sakit hanya bisa tersenyum.
Setelah dirasa Sanada mungkin akan aman Saruto pun pergi keluar mencari kayu bakar.
Malam yang dingin ditambah pencahayaan di hutan yang gelap tidak membuat Saruto merasa takut, dia selalu mengingat Sanada yang sedang sakit dan Sanada harus memakan sesuatu sebelum meminum obat pereda panas.
'Ctang..tang..tang..ctang..tang..'
Dari kejauhan samar samar Saruto mendengar suara orang yang sedang bertarung.
'Dari suaranya sepertinya adalah suara pertarungan, sebaiknya aku tidak terlibat dengan mereka' Saruto berpikir bahwa jika dia terlibat bisa saja itu akan membahayakan nyawanya dan Sanada.
Namun Saruto tidak bisa menahan rasa penasarannya, pada akhirnya dia pun mendekati sumber suara pertarungan setelah meletakkan kayu kayu kering yang dia dapatkan di balik salah satu pohon yang ada di sana.
Dengan perlahan Saruto mendekati asal suara pertarungan, disana dia melihat pertarungan di antara ninja.
'Sepertinya yang memiliki headband adalah salah ninja dari sebuah desa, sedangkan orang yang lainya sepertinya adalah seorang ninja rouge' pikirnya
Ninja yang memiliki headband terlihat kewalahan melawan 5 ninja rouge.
Saruto hanya terus memperhatikan pertarungan itu dari semak semak sambil memperhatikan jutsu yang para ninja itu keluarkan.
Tanpa di sadari Saruto dia telah mengaktifkan sharinggan dua tomoenya.
"Ck..sialan bagaimana bisa para nin ini begitu kuat"
"Jika saja aku memiliki rekan mungkin aku masih bisa mengalahkan mereka berlima "
Shinobi berheadband pun memikirkan cara untuk mengalahkan para ninja nin.
Sedangkan di sisi lain Saruto yang merasa sudah cukup untuk memperhatikan pun ingin kembali, namun tanpa di duga dia menginjak ranting pohon hingga menimbulkan suara.
Suara dari ranting pohon membuat para ninja nin tak terkecuali ninja berheadband memperhatikan Saruto.
'Sial..apa ini karmaku karena ikut campur urusan orang lain' Saruto hanya bisa mengutuk dirinya sendiri setelah melihat keenam ninja yang sekarang sedang memperhatikannya.
..........
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto: The Uzumaki Twin Return In The Past
AdventureWARNING!! . . . . . . . . . . . . . . SLOW UPDATE~ Alur cerita lambat~ Menceritakan tentang si kembar Uzumaki yang terlempar ke masa lalu di mana orangtua mereka masih seorang Chunin. Cerita dengan twice dimana si kembar uzumaki kehilangan ingatan m...