2. Perempuan asing dan kegilaannya.

5 0 0
                                    

Kata kunci :
Perempuan itu = Lisa
.
.
.
___________________________________________________

Setelah sampai di depan rumah kontrakan itu, aku berhenti sejenak untuk mengamati pemandangan disekelilingnya.

Terbentang luas sawah-sawah hijau disisi kanan-kirinya, pohon-pohon pisang dan beberapa pohon lainnya pun berbaris disepanjang jalan persawahan.

Sepertinya siang yang cerah akan mulai berganti sore, karena terik matahari juga sudah condong ke arah barat berhadapan dengan rumah bertingkat dan berpagar tinggi yang menghadap ke arah barat ini.

Entah mengapa, tiba-tiba aku membayangkan seandainya ibuku masih hidup.

Tapi belum sempat aku membayangkan hal-hal yang tidak masuk akal lainnya, tiba-tiba HPku berdering.

.

Dan ternyata ayahku yang menelpon.

"Hallo, Reyhan. Apakah kamu sudah berangkat ke desa?" Kata ayahku.

"Iya, baru saja sampai ini" Jawabku.

"Apakah orang yang mengontrak berada di rumah?" Tanya ayahku.

Kemudian aku mengamati pintu gerbang yang masih tergembok dari luar, dan aku mengatakan kepada ayahku.
"Sepertinya sudah tidak ada orang dirumah"

Setelah itu ayahku berkata kepadaku.
"Baiklah, sekarang kamu tinggal disitu untuk beberapa hari. Kalau orang yang mengontrak memang sudah pergi, nanti ayah akan menyuruh seseorang untuk membersihkan rumah itu tapi kalau seandainya orang yang sebelumnya mengontrak kembali lagi ke rumah itu, maka kamu harus segera pulang kesini. Nanti biar ayah saja yang akan mengurusnya"

"Iya seandainya dalam beberapa hari lagi, orang yang sebelumnya mengontrak masih belum kembali, nanti biar sekalian aku saja yang membersihkan rumah ini sebelum aku kembali ke kota" Jawabku, menanggapi perkataan ayahku.

"Oh baiklah, jika perlu orang untuk membantumu atau jika kamu perlu uang segera hubungi ayah". Kata ayahku.

"Ya" jawabku singkat.

.

Kemudian ayahku segera mengakhiri telponnya.
Dan aku pun keluar dari mobil, untuk membuka pintu gerbang yang masih tergembok dengan kunci cadangan.

Setelah itu aku membakar rokok, untuk memuaskan sakau nikotin ku yang sering muncul secara tiba-tiba.

Aku memandangi halaman rumah yang cukup luas ini.

Terdapat sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi di depan rumah ini, tepatnya di ujung depan halaman rumah.

Aku tidak tau itu jenis pohon apa, aku perhatikan pohon itu berbunga putih dan juga memiliki buah-buah kecil berwarna merah tapi sebagian masih berwarna hijau.

.

Kemudian aku mengamati rumah tingkat bercat putih ini, kaca-kaca jendelanya terlihat sedikit berdebu dan beberapa pot yang ada di teras hanya tinggal berisi tanah saja.

Sepertinya tanaman di dalam pot itu sudah kering sejak lama, karena tidak ada yang menyiraminya.

Dan aku semakin merasa yakin, bahwa memang sudah lama tidak ada orang yang tinggal di rumah ini.

Kemudian aku membuka kunci pintu rumahnya, setelah beberapa langkah berjalan memasuki ruang tamu.

Dengan konyolnya aku mengatakan "Apakah ada orang dirumah ini?" seketika menyadari kekonyolan itu, aku pun cengengesan sendiri.

.

Ruang tamunya masih persis seperti dulu yang kuingat, waktu terakhir kalinya aku datang ke rumah ini bersama ibuku.

NONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang