6. Perempuan itu lebih tangguh dariku?

1 0 0
                                    

Tidak terasa, hari pun sudah mulai gelap.

Dan sekarang, aku sedang berada di salah satu kamar yang terdapat di dalam rumah ini.

Aku tiduran di kamar ini, dengan alas kasur lipat yang cukup tipis.

Sambil memandangi, lemari kayu berpintu satu yang terdapat di pojok ruangan kamar ini.

.

Beberapa sa'at kemudian.

Aku mendengar suara Lisa tertawa-tawa cekikikan, dari dalam kamar yang satunya.

Dan karena penasaran, aku pun mengetuk pintu kamar itu.
"Masuk saja" Kata Lisa, mendengar suara pintu yang terketuk.

.

"Apa yang sangat lucu?" Tanyaku kepada Lisa.

Lisa pun menjawab, sambil masih tertawa dan menunjukkan film di HPnya.
"Haha.. Ini filmnya Stephen Chow"

Mendengar jawabannya, aku pun berkata.
"Dia memang rajanya akting konyol"

.

Belum sempat berbincang-bincang lagi dengan Lisa, tiba-tiba HPku berdering.

Dan ternyata itu adalah panggilan video dari Dewi.

Aku pun segera kembali ke kamar yang tadinya ku tempati, untuk menjawab panggilan videonya.

.

Setelah terlihat wajah Dewi, dengan senyum manisnya pada layar HPku.

Terdengar suara Dewi menyapaku, dan bertanya.
"Hai, Reyhan. Apakah kamu masih sangat sibuk?"

Aku pun menjawabnya.
"Iya sepertinya begitu, karena sekarang aku masih belum dapat kembali ke kota"

Kemudian, Dewi berkata kepadaku.
"Padahal sebelumnya kamu bukan tipe orang yang sangat sibuk"

Dan aku pun menjawab.
"Entahlah, aku telah melewati beberapa hal yang cukup menyibukkan akhir-akhir ini"

Setelah itu Dewi berkata.
"Yasudah, nanti kabari aku lagi ya"

"Iya, Dewi" Jawabku singkat.

.

Setelah Dewi mematikan panggilan videonya, tiba-tiba Lisa masuk ke dalam kamar ini, yang memang tidak tertutup pintunya.

"Ah, Haha.. Ternyata ada seseorang yang sudah ditunggu-tunggu oleh Dewinya"
Kata Lisa yang bermaksud menyindirku, sambil sedikit tertawa.

Dan aku pun berkata kepada Lisa.
"Itu si Dewi, dia adalah teman lamaku. Dan juga satu-satunya perempuan yang paling dekat denganku selama ini"

Kemudian, sambil masih berdiri di dekat pintu kamar, Lisa mengatakan.
"Oh, itu pasti menyenangkan. Memiliki teman lama yang masih bertahan cukup lama kedekatannya"

"Ya begitulah, meskipun hanya satu saja teman lamaku yang masih dekat, yaitu Dewi" Jawabku, yang masih duduk di atas kasur lantai.

Dan Lisa justru bertanya kepadaku.
"Apakah kamu dan Dewi berpacaran selama ini?"

Sebenarnya aku ingin mengatakan, bahwa itu bukan urusannya.

Tapi karena aku tidak ingin membuat Lisa merasa kesal, aku pun berusaha untuk menjelaskan kepada Lisa.

Bahwa aku dan Dewi, tidak terlalu peduli dengan penamaan dalam hubungan seperti itu.

Entah, apakah Lisa mengerti maksud dari perkataanku atau tidak.

Karena setelah mendengar penjelasanku, Lisa pun hanya diam saja dan segera kembali ke kamarnya yang tadi.

.

NONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang