5. Sang Nona dari para mafia.

0 0 0
                                    

Karena terlalu asik mengobrol tentang banyak hal dengan perempuan itu, aku pun hampir lupa dengan rasa mabuk ku.

Dan aku justru meminum beer itu lagi dan lagi, sehingga entah bagaimana aku sudah menghabiskan 3 botol beer yang sekarang telah membuat kepalaku terasa cukup berat.

Entah mengapa, sekarang aku mulai merasa mengantuk.

Kemudian aku berkata kepada perempuan itu, bahwa aku ingin tidur dulu.

Setelah itu aku berjalan menuju ke kamar, dan aku pun tertidur untuk beberapa jam.

.

Setelah terbangun dari tidurku, dengan kepalaku yang masih terasa sedikit aneh karena pengaruh alkohol.

Aku pun berjalan menuju ke kamar mandi, dan aku segera mandi untuk menyegarkan tubuhku kembali.

Di depan kaca yang terdapat di kamar mandi, aku melihat luka di atas alis kiri ku akibat perkelahian semalam dengan perempuan itu, yang ternyata lukanya juga sudah mulai mengering.

Setelah berganti pakaian, aku segera mencari keberadaan perempuan itu.

Dan ternyata perempuan itu masih berada di ruang tamu, perempuan itu duduk diatas sofa seperti sebelumnya.

.

Karena melihat kedatanganku, dengan basa-basinya perempuan itu pun mengatakan.
"Ah, kamu sudah bangun"

Aku tidak menjawabnya, hanya sedikit memberi senyum kepadanya sambil ikut duduk di atas sofa sampingnya.

.

Kemudian, aku bertanya kepadanya.
"Apakah semua masih baik-baik saja?"

"Mobil mereka masih berada diluar sana. Tapi entahlah, mereka belum juga datang ke rumah ini" Jawab perempuan itu sambil berdiri sejenak, dan kemudian hanya duduk kembali.

Setelah percakapan itu, aku dan perempuan itu pun saling terdiam.

Karena terlalu lama saling diam, aku pun bertanya kepada perempuan itu.
"Siapa namamu?"

Mendengar pertanyaanku, perempuan itu justru tertawa kecil.
"Haha.. panggil saja sesukamu"

Kemudian, aku berkata kepada perempuan itu.
"Hmm, mungkin memang sudah cukup terlambat untuk bertanya siapa namamu"

"Lisa"
Kata perempuan itu, menyebut namanya sendiri.

Dan aku pun memperkenalkan namaku, kepadanya.
"Aku Reyhan"

"Sudah tau" Jawabnya, tanpa menoleh ke arahku.

Entah mengapa, aku jadi merasa sedikit malu-malu setelah bertanya tentang nama perempuan itu.

"Setidaknya sekarang, aku sudah mengetahui namanya" Kataku, dalam hati.

.

Beberapa lama kemudian, HP Lisa pun bergetar.

Sepertinya ada seseorang yang sedang menelponnya.

Dan setelah itu sambil memberikan sebuah pistol kepadaku, Lisa mengatakan.
"Bawa pistol ini hanya untuk berjaga dan jangan asal tarik pelatuknya. Karena ini adalah pistol yang siap untuk ditembakkan, paham?"

Mendengar perkataannya, aku pun segera menganggukkan kepalaku.

Dan aku melihat Lisa menyiapkan pistol yang lainnya lagi, entah ada berapa pistol yang dimilikinya.

Kemudian, aku mengikuti Lisa yang sedang berjalan menuju ke lantai atas.

Stelah itu, Lisa masuk ke ruangan kamar atas yang masih kosong.

Dari balik tirai jendela kamar ini, sepertinya Lisa sedang mengintai halaman depan rumah.

.

Aku pun ikut mengintai, sehingga sekarang aku pun dapat melihat.

NONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang