Jennie terbangun. Dia terduduk di kasur dan melihat sekitar jika sudah berada di istana ini lagi. Melirik ke kanan, tidak ada Rosie di sebelah.
Jadi Jennie segera berkemas pagi ini untuk siap-siap keluar kamar.
Toktoktok!!
Kagetnya dia saat pintu kamar terbuka. Mengira itu Rosie tapi ternyata pelayan masuk membawa pakaian Jennie.
Cewek ini sempat kaget. Mana nyaman dia mandi gitu di lihatin orang banyak! Gila!
.
.
.
.
.
.
Depan cermin, Jennie diam memperhatikan dirinya yang di dandan bak putri. Dia benar-benar terlayani dengan sempurna.
Gaunnya tidak berat juga tidak terlalu ringan. Tapi Jennie masih bisa jalan sendiri tanpa pegangan.
High heels ini sebenarnya kurang nyaman tapi terpaksa dia pakai perihal tuntunan suami sebagai mentri!
Terdengar keributan di luar sana membuat Jennie berdiri dari kursi saat semua pelayan selesai dan pergi.
Dia keluar kamar akhirnya. Turun dari tangga, melihat semua orang bekerja di istana.
" Mana Rosie?" Tanya Jennie.
" Mentri diluar Nyonya."
" Makasih."
Jennie bergegas jalan keluar istana untuk bertemu Rosie. Cewek ini melihat Rosie yang membelakangi, memperhatikan seorang prajurit ditemukan tewas saat di bawa kembali ke istana.
" Surat dari saudara mentri."
Rosie terdiam. Membuka surat yang sengaja di masukkan kantong mayat prajurit ini.
Isinya sebuah ancaman terhadap Rosie dan keluarganya. Jika tahta tidak turun juga ke tangan saudaranya, Rosie akan mati bersama Jennie.
Pria ini mengangkat pandangan, kerutan terlihat sambil tangan meremas, membakar surat itu yang jatuh jadi serpihan abu ke bawah.
" Ada Nyonya." Bisik penasehat membuat Rosie menoleh ke belakang, memberikan senyuman lalu memberi kode pada anak buahnya jika mayat ini harus di buang jauh dari pandangan mata orang-orang bahkan Jennie.
Rosie datang menghampiri.
" Kamu sudah bangun?" Tanya Rosie.
" Itu apa? Dia mati?" Tanya Jennie langsung. Tidak mau berlama-lama penasaran.
" Bukan apa-apa. Ayo...." Rangkul Rosie. Membawa Jennie masuk lagi.
Rosie membawa Jennie kembali masuk kamar. Wanita itu berbalik melihat Rosie jalan mendekat lalu mengelus pipinya.
" Ada masalah?"
" Bukan masalah besar."
" Aku bisa bantu?"
" No~~ kamu hanya perlu diam. Biarkan ini tugas aku." Kata Rosie dan Jennie mengangguk pelan.
" Aku mau sesuatu boleh?"
" Apa?"
" Aku mau bertemu Jisoo. Aku belum minta maaf sama dia soal kemarin."
Rosie mengangguk pelan sambil menjawab, okeh, boleh...
----
Jennie sendiri. Tidak ditemani oleh Rosie karena dia mau.
Akhirnya datang ke Jisoo yang lagi diluar rumah, mampir ke toko pakaian sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jove 10 | Stiff heart ✓
FanfictionJennie mempunyai suami seorang vampir yang menyamar sebagai penyewa BO. Kehidupan rumah tangganya penuh dengan hal aneh yang di alami karena Rosie. ---- Jove = J-ennie l-OVE