kamu.

0 0 0
                                    

Wanita manis bertubuh mungil itu mgerengutkan kening tak suka. "kamu emang paling seneng di belakang layar ya?" ia bertanya untuk yang kesekian kalinya.

"iya, tapi kadang aku kan tampil juga di depan" ucap laki-laki yang tampak manis dengan kacamata bulatnya.

"tapii kan itu kurang banyaaaak, mereka tu kenapa sih nahan-nahan kamu banget" kini ia kembali mengeluarkan unek-uneknya.

"belum rejekinya aku aja, udah ihhh kita kan mau liburan kalo kamu cemberut terus yang ada mendung entar" si Pria kembali membujuk.

"gak ada hubungannya massss, padahal banyak yang suka suara kamu mereka bahkan nunggu-nunggu banget kamu tampil lagi" wanita itu menunduk lesu, kecewa melihat apa yang di lakukan perusahaan pada Prianya.

"gak papa, mereka ngerti kok buktinya kamu diterima dengan sangat baik bahkan di sayang lagi" usapan lembut ia berikan untuk menenangkan kegelisahan wanitanya.

"suatu saat aku juga pasti biasa bersinar terang. Untuk saat ini aku jadi lampion aja dulu yang redup tapi terasa hangat dan bisa di andalkan sama orang-orang yang aku Sayang" Si Pria berucap sangat yakin, kembali ia melihat wanitanya yang masih memperhatikan dengan seksama.

"Dan kalau memang rejekinya ada di belakang layar, syukur juga. Anggap aja aku ini eksklusif, cuma orang tertentu aja yang tau hehehe" sebuah cengiran imut mengakhiri kalimatanya.

"iya semoga lampionya bisa segera terbang tinggiii supaya banyak yang lihat kehangatannya dan semoga semua karya besar ada nama kamu di baliknya" balas si gadis ikut optimis.

"Aamiin" ucapnya lembut.

End.

kedai Lintas RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang