abaikan☕

1 1 0
                                    

Gak usah
Gak usah digantung bajunya
Gak usah di gambar kertasnya
Gak usah di kosongkan botolnya

Jangan
Jangan di pukul drumnya
Jangan dijatuhkan pot bunganya

Gak perlu
Gak perlu terbang

Gk usah dikejar
Seindah apa pun tempat itu
Jangan pernah ngerasa kalau itu bener-bener kaya yg terlihat
Gak perlu di pikirin

Abaikan aja
Abaikan meski kerasa ringan seandainya baju itu di gantung
Bakal kerasa lega sendainya kertas di corat-coret
Meski terasa puas seandainya botol itu udah kosang
Abaikan meski rasanya drum itu harus di pukul
Meski rasanya pengen banget nendang pot itu jatuh
Abaikan seberapa pun kerasa kalo sayap itu udah siap mengepak


22Des2022.

"hemm, kepada butterfly?"

Fokusku pecah ketika kata butterfly di sebut, segera aku melangkah menuju kasir.

"kak batterflay?" tanya barista memastikan.

"iya," balasku sembari mengambil minuman yang diberikan si barista.

"boleh saya tau buku apa ini kak?" aku memberanikan diri bertanya sebelum ia mengucapkan terimakasih lebih dulu.

"ohhh itu semacam album dari sticky note yang di tempel pengunjung di papan yang kakak lihat tadi" ucapnya menjelaskan.

Ku tarik kursi mendekat dan meminta izin si barista untuk melihat-lihat. "kayaknya tahun ini banyak yang sedih"

Tersenyum tipis, si barisata mengaguk setuju "beda dengan rasa bahagia, banyak orang gak bisa mengungkap kesedihannya secara gamblang. Kalo gak bisa lagi ditahan kebanyakan dari mereka akan mencurahkanya secara diam-diam"

Aku setuju, sembari membalik-balik lembar buku dan sesekali menyesap minumanku.

"kak boleh saya tau namanya?" Ya aku memang suka bertanya hal rendom secara tiba-tiba. Wajar jika si barista berambut coklat di hadapanku ini sedikit terkejut.

"ah iya boleh nama saya Candra, salam kenal kak?" Candra bertanya di akhir kalimatnya sambil menjulurkan tanganya.

"enjel, salam kenal juga Mas Candra" aku segera menyambut jabatan tanganya.

"kak enjel mau nyoba menu baru kami" Mas Candra menawarkan setelah kami diam sesaat.

"boleh mas" sambutku senang, segera Mas Candra mengeluarkan sepotong es kerim cake yang terlihat sangat menggiurkan ke hadapanku.

Aku menyambut piring kecil tadi dan segera menyendok cakenya "wah enak banget lembut, seger dan gak terlalu manis. Ini sih di makan pas panas atau ujan bakal tetep cocok sih" pujianku tidak berlebihan, cake ini memang seenak itu sangat ringan di mulut.

Tidak terasa Aku sudah satu jam duduk di sini, obrolan kami sangat menyenangkan. Aku ingin berpamitan tapi ada antrian didepan kasir membuat Mas Candra lumayan sibuk.

Jadi Ku ambil pena dan sticky note di pojok meja dan segera menulis beberapa kalimat, menyelipkan nya dihalaman pertama buku lalu segera melangkah pergi dengan melempar senyum singkat sebagai tanda perpisahan saat Mas Candra kebetulan melihat ke arah Ku.

Next



30April2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kedai Lintas RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang