Suddenly Became a Empress

BAB 6

Jangan lupa Vomen

⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎

Hembusan angin malam terus mengayunkan tirai tipis yang sengaja Kairos buka karena udara hari ini cukup panas. Seperti biasa pria itu selalu menghabiskan waktunya dengan setumpuk kertas dan sebotol wine.

Tak lama kemudian pintu ruangan pun terbuka, dan itu Marius yang seperti nya akan memberikan laporan.

" semua nya sudah berjalan seperti yang Anda inginkan " terang Marius menjelaskan hasil rapat tadi siang.

" jadi kaisar memilih Count Serge? "

" yaa, seperti perintah anda " jawab Marius tegas.

" baguslah, memang hanya dia yang bisa kita andalkan untuk membasmi hama seperti mereka, kalau begitu berikan mereka senjata terbaik yang kita miliki dan pastikan pangan mereka cukup sampai perang berakhir " perintah Kairos.

" kenapa yang mulia repot repot melakukan semua ini jika anda tidak ingin menjadi raja? "

" ck, apa sekarang kau juga akan mengurus keputusan ku? Kenapa tidak kau saja yang menjadi raja!? Aku akan menyuruh George untuk turun dari tahta! "

" tidak bukan begitu maksud hamba-- maafkan hamba jika salah berucap "

" tidak perlu meminta maaf Marius, bagaimana bisa aku marah pada orang yang sangat ku cintai "

" ewhhh, hentikan yang mulia! Bagaimana kau tidak mendapat gosip pecinta sesama jenis jika ucapan mu terus saja seperti itu" protes Marius sebal.

" baiklah baiklah, kalau begitu kau bisa kembali , tapi seperti nya kau melupakan sesuatu? " tanya Kairos mengingatkan sebuah tugas rahasia Marius.

" ahh permaisuri? Dia, maksud mu beliau hari ini pergi ke sekolah seperti biasa dan terakhir mengunjungi makan ibunya di Garden hill "

" ck, apa dia memang selalu hidup seperti itu? Mengapa tidak ada hal aneh yang dilakukan? " ucap Kairos bertanya-tanya.

" putri Shofia memang anak yang sangat pendiam, tidak banyak putri bangsawan yang dekatnya. Yang mulia apa kita sudah benar dengan menjadikan wanita introvert seperti putri Shofia sebagai permaisuri? "

" aku hanya butuh dia sebagai tameng dari cemoohan manusia berisik! Lagi pula bagus jika dia memiliki sifat dan sikap seperti itu! Wanita seperti itu akan sangat mudah di tangani bukan? " balas Kairos yang memang hanya berniat menjadikan Shofia sebagai alat untuk menepis semua rumor tentangnya.

Kairos tidak ingin hal ini membuat dirinya terus di ekpose dan kebenaran tentang ia dan Kerajaan terkuak.

" ah, satu hal aku lupa mengatakan, saat di pemakaman, Shofia bertemu dengan Count Serge, mereka terlihat berbincang panjang " jelas Marius, menambahkan informasi.

" jadi kedua paman dan keponakan itu akhirnya bertemu?! Apa Dominic tahu akan hal ini? "

" aku tidak tahu, lagi pula seperti nya hal ini terjadi karena tidak sengaja "

" tidak apa apa biarkan saja seperti itu! "

⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎

Satu bulan kemudian.

Pesta pernikahan pun digelar dengan mewah di kediaman keluarga Chatarsis selama 3 hari, banyak bangsawan dari negara tetangga tampak hadir untuk memberi ucapan selamat pada Kairos.
Karena bagaimana pun popularitas Kairos dalam dunia perbankkan tidak di ragukan lagi. Belum lagi karena ia merupakan kerabat kerajaan, menambah daftar alasan yang membuatnya di kenal dunia.

Semua orang tampak bahagia, selain Shofia, yang sudah tahu akan seperti apa akhir pernikahan nya itu.

Pesta berakhir dengan baik, semua kembali pada semula, juga dengan kediaman The Chatarsis, Hanya saja di rumah ini bertambah anggota.
Shofia terlihat jauh lebih pendiam setelah pesta pernikahan berakhir, dia juga tidak terkejut saat Marius menunjukan kamar tidur yang berjauhan dengan Kairos karena semua hal ini sudah Shofia lihat dalam ramalannya.

Meski jujur saja hatinya merasa sedih dan kesal tapi tidak ada yang bisa dia lakukan karena saat ini dirinya berada di rumah orang yang paling berkuasa di Serghovia. Bahkan jika dia ingin memberontak akan semua perlakuan yang Kairos berikan Shofia hanyalah mempercepat kematiannya.

Shofia POV ;

Hari hari berjalan dengan tenang, tidak ada yang aneh atau menyebalkan meski sudah beberapa hari juga aku tidak melihat wajah suamiku karena dia memiliki urusan di luar kota. Pernikahan yang aneh juga menyedihkan.

Aku tak punya teman atau orang yang bisa ku ajak bicara, semua pelayan terlihat sangat dingin dan selalu menunjukan seolah mereka tidak ingin melakukan kesalahan dengan bicara padaku. Selain menyiapkan mandi, pakaian dan makanan, mereka membisu. Ah sebenarnya tidak semua ada dua orang yang mau bicara banyak dengan ku, pertama Marius dan kedua ada bibi Margaret. Dia adalah kepala pelayan wanita di rumah ini, mungkin Kairos yang menyuruhnya untuk bicara dengan ku karena mengingat usia dan pengalaman nya di rumah ini. Pria itu pasti mempercayakan bibi margareth untuk mengurus ku. Sungguh ironis bukan?

Kairos juga mengatakan bahwa aku bebas melakukan apa pun selama itu dalam batasan, aku bisa meminta apa pun pada bibi margareth kecuali satu. Aku tidak boleh berkunjung ke kastil timur, kastil tempat ibu suri dan Miria tinggal. Entah apa alasan nya? Aku juga tidak terlalu tertarik dengan hal ini, saat ini yang aku pikirkan hanyalah mencari alasan kenapa aku bisa mati di rumah ini? Kesalahan besar apa yang akan ku lakukan sampai sampai Kairos sampai hati membunuhku?

Memikirkan semua itu sungguh membuat kepala ku pusing.

Beberapa minggu berlalu, aku masih menjalani hari hari dengan baik, Kairos juga sudah kembali dan kami tak banyak berbincang atau bertemu selain saat makan malam. Dia juga jarang mengunjungi kamar ku, karena perjanjian hari itu, ya kami membuat sebuah kesepakatan bahwa aku di nikahi hanya demi menjaga nama baik Kairos dari tuduhan penyuka sesama jenis, Dia juga mengatakan akan memberikan  segala hal yang aku butuh dan aku ingin kan, juga jaminan keamanan keluarga ku.

Sebuah penawaran yang fantastis untuk sebuah nyawa? Tak sampai di situ, sesekali Kairos membawa ku pada jamuan makan malam bersama para bangsawan elit. Saat itu juga dia akan bersikap seperti suami yang sangat mencintai istrinya, entah lah., aku tidak tahu dari mana Kairos belajar akting sehebat itu. Seperti memiliki kepribadian ganda, pria itu memperlakukan ku dengan manis dan dingin bersamaan.