Satya menghela nafasnya lelah, pekerjaannya yang semakin menumpuk ditambah lagi sikap Livia yang mulai membangkang padanya. sepertinya dia harus cepat cepat memberhentikan semua ini.
"Pak"
Satya melirik sekertarisnya sebentar, kemudian ia melanjutkan pekerjaannya lagi. "apa yang ingin kamu katakan?" sekertarisnya tampak ragu, lalu memberikan secarik kertas pada Satya "ini surat pengunduran diri dari pak Rehav" Satya menatap tajam sekertarisnya-- Mahesa "kenapa kamu bisa menerima surat itu?! cara dia bekerja selama ini sangatlah bagus dan profesional. kenapa kamu tidak menolaknya saja!!" Mahesa tahu keadaan bosnya ini sedang tidak baik baik saja, mood bosnya juga pasti sedang turun. untung dirinya mempunyai pertahanan kebal mental dan emosi yang tinggi.
"Saya sudah menolaknya, tapi Pak Rehav tetap bersikeras untuk mengundurkan diri dari Pratama's Group. bahkan saya sudah memaksa Pak Rehav untuk tetap disini. tetapi Beliau menolak karna alasan ingin mengurus istrinya" jelas Mahesa, Satya melihat kertas di hadapannya "suruh Pak Rehav menghadap saya, jangan sampai pria itu menolaknya lagi" Mahesa mengangguk, lalu mengundurkan diri untuk memanggil Rehav.
Satya mengacak acak rambutnya kesal, sebenarnya ada apa dengan harinya ini?■■■
Berbeda dengan Livia sekarang, gadis itu tampak bahagia sekali. karna lamaran yang ia kirim diterima oleh sang pemilik beberapa jam kemudian. suasana hati Livia sedang baik, Livia segera bersiap siap untuk mendatangi florist indah itu dengan sepedanya. sepeda? Livia sedang ingin mengayuh sepeda kesayangannya. ia malas jika berdiam diri di mobil dan tidak melakukan apa apa, lebih baik ia menaiki sepeda yang bisa membuatnya sehat dan membuatnya tidak bosan sedikitpun.
Kali ini Livia menggunakan dress bunga bunga motif daisy yang indah selutut, rambutnya ia kepang satu dan ia sampirkan di bahu kanannya, wajahnya ia polos sedikit. membuat gadis itu tampak mempesona dari sudut manapun, Livia mengambil tas selempangnya lalu memasukkan ponsel dan dompetnya didalam tas selempangnya itu.
Gadis itu segera keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan semangat membara "Wah Nona, tampaknya anda bersemangat sekali? ada apa gerangan Nona?" tanya kepala pelayan disana yang membuat Livia tersenyum manis kepada Kepala pelayan itu "ini bi, aku pengen dateng ke florist. rencananya aku bakal beli bunga" jawab Livia dengan kebohongan, kalau ia memberi tahu akan melamar bekerja di florist itu pasti esok hari ia akan disuruh berhenti bekerja oleh pria menyebalkan itu.
kepala pelayan itu mengangguk dibuatnya "Nona naik apa?" tanya kepala pelayan itu lagi "aku naik sepeda Bi" Wanita paruh baya itu kaget, bagaimana Livia akan menaiki sepeda?! jaraknya mansion saja sangat jauh dari jalan kota Raya yang jelas di luar komplek. Livia memberikan senyum terbaiknya "aku pengen sepedaan sore Bi, gapapa lah. aku aman kok!" Kepala pelayan mengangguk, apapun ia lakukan demi Nonanya ini. "oke Bi! aku berangkat ya!!" Livia pun tersenyum riang dan segera berlari keluar mansion.
Livia mengambil sepedanya yang terpajang di garasi yang dibuatkan khusus untuk sepeda, sepeda itu masih cantik seperti Livia memakai sepedanya saat SMA dulu. sepeda itu berwarna pink soft dengan keranjang putih di depannya. Livia langsung menaiki sepeda itu lalu mengayuhnya sampai ia benar-benar meninggalkan Mansion ini.
TIN TIN!! TIN TIN!!
"WOI! AWAS DONG! NGALANGIN JALAN BANGET SIH LO!" Livia yang sedang menikmati aksi bersepeda dengan santai itu pun terganggu dengan klakson mobil dan teriakan kurang ajar di belakangnya. sialan, memangnya siapa dia?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Married [ON GOING]
FanfictionLivia Arsya, seorang gadis yang dijodohkan dengan penerus perusahaan besar dan terkenal di dunia, Arsatya Pratama. pernikahan mereka menjadi sebuah keterpaksaan yang begitu kentara bagi seorang Satya. baginya Pernikahan ini hanyalah sebuah sampah un...