Chapter 2

7 2 0
                                    

Percayalah... Akan ada hasil yang menyenangkan setelah perjuangan yang melelahkan.

_________________

Disinilah Ara sekarang,
Diantara suara detingan sendok yang beradu dengan piring.

Tak biasanya menu makanan melebihi lima macam, terlebih tanpa tamu ataupun acara, ditambah berbagai macam makanan seafood kesukaannya yang tersaji.

Kening Ara mengernyit, menatap aneh kedua orang tuanya yang sekali kali saling lirik sambil melontarkan senyuman satu sama lain, lalu kembali sibuk dengan makanan nya masing masing.

Bahu ara mengidik ngeri.
"Gila" batin nya merinding

Tak ingin terlalu lama di situasi seperti ini, dengan cepat Ara menghabiskan makanannya, meminum susu miliknya dengan sekali tegukan.
    Rasanya seperti ia seorang yang waras.

  Saat hendak bangkit, Erick sang ayah berdeham membuat niat Ara urung dan kembali duduk.

"Duduklah sebentar ayah mau bicara" ucapnya datar namun terkesan tegas, tanpa mengalihkan pandangan  dari piring makanannya yang hanya tersisa satu suapan terakhir.

..........

Setelah semua dirasa beres Ara hanya diam menatap punggung pembantunya yang membawa piring terakhir dengan tatapan kosong sebelum akhirnya beralih menatap kedua orang tuanya silih berganti dengan alis yang terangkat satu seolah bertanya " Ada apa??"

"Menikahlah"

Singkat, padat, jelas,

   Bagaikan disambar petir di siang bolong, di bawah teriknya matahari, tanpa hujan, tanpa mendung, datang tiba tiba tanpa intruksi langit.

"M__maksud ayah??

Tanya ara terbata dengan wajah syok tanpa bisa diartikan, haruskah ia bahagia?? Atau sedih??

Ohh Shitt..
           Ia masih merasa sensitif jika harus mendengar kata menikah di usianya yang masih bau kencur,
  Ara hanyalah bocah ingusan yang tak tahu menahu soal hubungan sakral, terlebih pernikahan yang menurutnya hanya memiliki prinsip satu kali seumur hidup.

Tanpa rasa suka?? Tanpa rasa cinta?? Tanpa merasakan sebuah getaran pada pandangan pertama??

Semuanya terlalu cepat!!

"Mengertilah ara.. semuanya demi keselamatan kamu" lanjut erick yang paham dengan raut wajah ara yang masam.

"Tap__"

"Dia bukan laki laki biasa ara, dia baik, tampan, sesuai bukan dengan yang kamu impikan?? Kami hanya memilih yang terbaik untuk masa depan kamu ara"

"Aku tid__"

"Dunia kita sudah hancur Ara, kita terancam, orang orang mengejar kita bukan lagi untuk sekedar mewawancarai, meminta tanda tangan, menawarkan untuk bekerja sama ataupun meminta motivasi hidup, mereka mengejar untuk menbunuh, berlomba lomba untuk memenangkan uang milyaran rupiah hanya untuk jasad keluarga Adelard, mereka mengincar nyawa kita Ara"

"Kenapa?? Ada apa??"
Tanya ara dengan pandangan menunduk, memilin ujung pakaian nya hanya untuk menghilangkan rasa tegang.

        Prangggggggg...

Inseparable (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang