latar belakang

174 32 26
                                    

Suasana semakin canggung dan dingin saat kehadiran wanita yg bernama kim jiyeon itu. Hanya suara musik yg cafe itu nyalakan mengisi kesunyian dari keempat orang yg hanya sibuk dengan ponselnya masing masing.
Sampe suara keluhan seseorang berhasil membuat semua orang meletakkan kembali benda persegi panjang itu

'Ahh bosen gua klo cuma sibuk sama hp aja.tau gitu gausah keluar ,cuma ngabisin waktu aja' omel seola

Ketiga orang itu terdiam saat mendengar omelan seola, karna seola jarang sekali marah.

'Yaudh ka balik aja' ucapan eunseo membuat semua orang menatap kearahnya, tak biasanya seorang Son Juyeon ingin pulang duluan, karna ia tipikal orang yg tak betah dirumah apa lagi dengan kondisi keluarga yg seperti itu.

'Tumben banget lu mau pulang' tanya exy saat melihat eunseo mulai memakai tas kecil miliknya

'Ya mau ngapain lagi gua jga bosen klo cuma diem dieman aja' eunseo berjalan keluar meninggalkan teman temannya yg terdiam

'Dia lagi gaada masalah keluarga lagikan? ' tanya bona secara tiba-tiba saat melihat eunseo berlalu begitu saja

'Gatau deh, awalnya dia biasa aja ah ' ucap exy


















Eunseo kini mulai turun dari motor miliknya, ia membuka helm dan meletakkan pada rak helm.
Perlahan ia membuka pintu rumahnya dan terlihatlah anggota keluarganya yg tengah duduk sambil nonton tv

'Tumben udh pulang jam segini? Biasanya gelandangan selalu pulang malem' sindir sang ibu sambil memakan chiki yg ia genggam.
Seketika semua pandangan menatap sekilas kearah eunseo dan mulai kembali fokus pada film dilayar tv lagi

'Beban keluarga udh pulang' ucap sang kakak

Eunseo hanya menghela nafasnya pelan, ia melirik sang ayah yg acuh padanya.
Kini ia berjalan cepat menaiki tangga kearah kamarnya dan mulai masuk kedalam kamar

'Inilah alasan gua males pulang' ucap eunseo saat ia telah merebahkan dirinya dikasur kesayangannya. hanya inilah tempat ternyaman untuknya.

Eunseo memandang langit langit kamarnya, ia terdiam saat mengingat kejadian yg membuat hidupnya benar benar berubah



Flashback on

Saat usia eunseo yg menginjak 17tahun, eunseo harus menerima kenyataan pahitnya. Ia harus mengetahui fakta jika ia bukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya.

Saat ia kecil, eunseo memang sering kali mendapatkan cacian, makian, pukulan bahkan bisa dibilang kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya bahkan keluarganya.
Namun ia selalu berfikir itu adalah hal wajar karna ia mungkin melakukan kesalahan atau nakal sehingga membuat orang tuanya marah.

Seperti saat setiap ulang tahun, ia tak pernah mendapatkan hal spesial, ucapan ,ataupun hadiah dari keluarganya.
Ia selalu dibanding bandingkan.seperti saat kakaknya dan para sepupunya dicium dan dipeluk oleh keluarganya, ia sama sekali tak mendapatkan itu.
Eunseo hanya tersenyum saat melihat sepupu atau kakaknya dibanjiri dengan ciuman, pelukkan atau pujian.

Namun kini eunseo sudah mengetahui semuanya, kenapa dia tidak pernah mendapatkan itu, kenapa ia selalu mendapatkan perlakuan kasar dan pilih kasih dari keluarganya.

Saat itu eunseo benar benar drop setelah ujian sekolah,tubuhnya benar benar panas tinggi dan bahkan saat ia menggerakkan badannya sangat terasa sakit.
Namun keluarganya menganggap jika ia hanya malas malasan untuk belajar dan sekolah.

Perlu diingat,meski eunseo tak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian tapi ia selalu menunjukan dengan prestasi disekolahnya dalam bidang apapun dan bahkan dalam pelajaran apapun.

Our GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang