2

1.1K 199 4
                                    

Jennie nampak terbangun dari tidurnya, kepala nya terasa sakit dan berdenyut, hampir semalaman Jennie menangis, entahlah ia benar-benar kesal, tertekan dan menyesali pernikahan ini, Jennie mulai turun dari ranjang dan segera pergi untuk mandi, dia akan segera menuju dorm, sungguh. Dia tak ingin berlama-lama berada dalam 1 rumah dengan seorang autis.

Jennie melangkah menuju lantai dasar, ia lihat sosok yang dia benci nampak tengah fokus merangkai robot kucing yang sejujurnya Jim ciptakan sendiri, lelaki itu adalah seorang jenius dalam bidang mekanik, kelebihan dia adalah kejeniusan namun tetap saja ia keterbelakang. Bertingkah seperti anak kecil dan tak bisa menjaga dirinya sendiri. Idiot

Jennie memanggil pembantu untuk segera menyiapkan makanan untuknya, dan duduk di meja makan tanpa mau memperdulikan Jim yang duduk dikarpet ruang TV. Jennie lihat jadwal nya mulai besok, dia tidak mengambil cuti dan memilih bekerja.

"Ini nona" Hana. Pembantu yang sudah bekerja lama untuk keluarga Kim ini nampak memberi sarapan untuk nyonya besar yang telah sah menjadi istri, Jim ini.

"Terima kasih bi" Jennie berucap, hana mengangguk,

"Jika begitu saya akan panggilkan tuan Jim untuk makan bersama" hana berucap, namun rosue menahannya,

"Bi, bisakah kau jaga rahasia?" hana nampak bingung,

"Bibi taukan kejadian semalam? Bisakah bibi tak usah beritahu orang tuaku maupun mertuaku, Jujur saja. Aku terpaksa menikah dengannya, aku harap bibi mengerti, dan bibi pun sudah lama bekerja disini sebagai penjaga Jim kan? Jadi aku ingin bibi yang siapkan apapun untuk Jim, karna aku akan sibuk, dan sekarang bibi bawakan saja makanan langsung padanya karna aku tak mau 1 meja dengannya." Jennie berucap,

hana terdiam sejenak, ia memang mengerti kenapa Jennie begini, ada rasa kesal. Karna jujur saja hana sudah menganggap Jim anak, namun
Ia tak bisa salahkan Jennie bagaimanapun pernikahan ini terjadi tanpa ada kata YA dari Jennie. Hana mengangguk dan tersenyum.

"Baik nona."

Hana mulai berjalan dengan makanan kesukaan Jim, serta obat-obatan disamping piring, ia mulai duduk disamping Jim seperti biasa jika Jim sudah fokus mengerjakan sesuatu ia akan abaikan semuanya.

"Tuan, apa itu robot ciptaan tuan?" untuk mencari perhatian hana bertanya akan hal yang sangat disenaangi lelaki ini, Jim mulai melirik pada hana dan mengangguk.

"Hana. Lihatlah, Jim membuat ini, dan profesor menyukainya, dia ingin Jim membuat duplikat robot dengan kemampuan yang lebih baik lagi, dan Jim telah menyelesaikan semuanya" bagai anak kecil yang menunjukan mainan, Jim membuat hana tersenyum.

"Benarkah? Tuan Jim memang sangat hebat, tuan akan lebih hebat lagi jika tuan makan, agar kepintaran tuan semakin bertambah" hana berucap, Jim melirik makanan kesukaanya dan mengangguk tersenyum.

"Hana, kenapa Jim tidak makan dimeja makan?" Jim bertanya, hana terdiam sejenak,

Jim menatap hana lantas melirik meja makan dimata Jennie sedang makan, ada rasa senang ketika Jim melihat gadis itu, dia langsung berdiri.

"Ruby...Ruby selamat pagi." Jim sedikit berlari dan menyapa Jennie,

"Mau apa kau kemari? Pergilah Jim, aku tidak mau melihat wajahmu." Jennie menatap tajam pada Jim yang hanya menatap bingung. Lelaki ini masih belum bisa mengerti perasaan seseorang,

"Tapi Jim ingin melihat wajah Ruby, lihatlah, Jim membuat ini, Ruby harus lihat" Jim menyimpan kucing robot yang baru ia rangkai didepan Jennie.

Jennie menggertakkan giginya menahan emosi, muak. Dia benar-benar muak dengan wajah lelaki ini,
Jim menyalakan tombol on membuat robot kucing ini menyala,

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang