3

951 196 5
                                    

Para petinggi NASA itu memandang kagum dengan Jim yang menulis struktur rocket disebuah papan besar, Jim yang tampak menulis dengan sesekali berucap menjelaskan, meski dengan gaya bicara anak-anak, para petinggi itu tersenyum bangga.

"Berapa umurnya?" James. Bertanya pada teman nya,

"27 tahun. Bukan kah dia sangat jenius? Dengan adanya dia, itu akan mempercepat pembuatan rocket," james mengangguk dengan wajah memandang bangga,

"Meski dia mempunyai kekurangan, tapi tuhan memang selalu adil, kurasa perkembangan nya pun sangat luar biasa dia hampir seperti orang normal, seorang autisme asperger yang langka. Ini kasus yang bagus menurutku, dia bisa sembuh dari autisnya " richard berucap, ia memang sudah mengenal Jim dari lelaki itu berumur 10 tahun,

James menatap bingung pria yang 10 tahun lebih tua ini,

"Maksudmu?"james sangat bingung setau dirinya jika seorang autisme tidak bisa disembuhkan,  richard tersenyum,

" bukan kah aku sudah bilaang jika dia adalah seorang autisme asperger yang langka. Setelah menjalani terapi bertahun-tahun, dan cara penanganan pada Jim sangat tepat dan muzarab, aku mengenalnya sudah lama, dan perkembangan yang ditunjukan semakin baik dan sangat baik. Meski dia masih seperti anak kecil dalam berucap,"

Richard hela nafas, ia lihat Jim kembali,

"Hanya butuh sedikit dorongan dan pelajaran hidup, dia mungkin akan sembuh." james mengangguk mengerti, memang benar apa yang richard kata, Jim tidak seperti penderita austis asperger yang lain

Dia seorang autisme yang begitu berbeda. Tak hanya sangat jenius, namun diapun mampu berinteraksi dengan baik dengan orang, meski cara bicara nya masih seperti anak kecil.

"Tapi pak, apa Jim mempunyai kelemahan?" james bertanya, richard mengangguk,

"Tentu, salah satunya dia masih belum bisa mengerti keadaan seseorang, dia cenderung harus dijelaskan apa yang kita rasakan, maka dia akan mulai mengerti dan berhenti bertanya, dan seperti yang kau lihat, ia berucap seperti anak-anak dan selalu mengadukan kedua jari telunjuknya jika merasa bingung."

James mengerti, ia perhatikan Jim yang nampak telah selesai membacakan presentasi,

"Kau mempunyai bawahan yang luar biasa pak"

"Kau ingin langsung pulang?" richard bertanya, Jim mengangguk,

"Hm, Jim harus pulang, Ruby akan kesepian jika Jim tidak pulang" richard tersenyum, ia tepuk pundak Jim dan memberi lelaki ini 1 tas ransel,

"Ini ambilah, semua petinggi disini bangga dan meenerima idemu, setelah melihat struktur yang kau buat, mereka akan mulai membuat rocket, kau pun akan ikut membuatnya, kau setuju bukan?" Jim memberikan senyuman dan mengangguk, richard tersenyum ia lirik hana.

"Hana kau jagalah Jim, dalam ransel itu semua berisi uang, itu bayaran dia dipertemuan hari ini," hana mengangguk, richard kembali melihat Jennie.

"Jim, lebih baik kau membeli sesuatu untuk istrimu sebelum kau pulang kekorea, seorang gadis akan sangat senang jika suaminya memberikan oleh-oleh untuknya, " Jim menatap richard dengan wajah antusias.

"Benarkah richard???" richard mengangguk,

"Tentu saja, belilah apa yang disukai istrimu" Jim mengangguk mengerti,

"Hana, ayo kita pergi, richard Jim dan hana pulang dulu, bye..." bagai anak kecil yang mengucapkan sampai jumpa, Jim menarik hana untuk segera keluar dari kantor besar ini. Richard hanya tersenyum lantas kembali keruangan.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang